Di sinilah mereka sekarang, di salah satu meja kantin dengan tawa bahagia keluar dari Ami dan senyum geli dari Keyra.
“Sumpah miris gue sama diri gue sendiri” ucap Ami sambil mengusap air mata yang keluar dari sudut matanya.
“Eh, lu tau gak Key-“ ucap Ami yang di potong oleh Keyra dengan tak elitnya.
“Enggak” ucap Keyra dengan tenang sambil meminum jus alpukatnya dengan tenang.
“Gue belum selesai ngomong BTW” ucap Ami dengan raut wajah malas menatap ke arah Keyra.
“Belum? Ya udah lanjutin” ucap Keyra dengan tenang dan menatap ke arah Ami tanpa dosa.
“Mau gue buang lu ke sungai Ciliwung, kalau gak ke rawa-rawa?” ucap Ami dengan raut wajah menahan geram.
“Inget orang sabar di suka sama orang ganteng” ucap Keyra dengan santai dan menatap ke arah pintu masuk kantin. Ada kerutan bingung di dahinya saat melihat sosok di ambang pintu dengan aura seram.
Keyra berjalan tak tentu arah, dia hanya mengikuti langkah kakinya yang entah membawanya ke mana. Suasana hatinya sedikit berubah, sekarang dia sudah mulai rileks.Keyra terus berjalan hingga langkahnya terhenti saat melihat kejadian tak terduga di depannya.Di depannya ada seorang ibu-ibu di serempet oleh pengendara motor yang ugal-ugalan. Ibu tadi terjatuh di atas aspal dengan cukup keras. Dengan langkah lebar Keyra berjalan ke arah sosok tadi dengan perasaan sedikit khawatir.“Ibu gak apa-apa?” tanya Keyra sambil menyamakan posisi mereka.“Ibu gak apa-apa” ucap orang tadi dengan nada suara lembut sambil membersihkan telapak tangannya yang kotor. Dengan perlahan sosok tadi menatap ke arah keyra.DegDetak jantung Keyra berdebar tak tentu saat melihat wajah sosok yang ada di depannya.Sosok yang dulu pernah menyandang sebagai ibu untuknya, sosok yang selalu berwibawa dan tegas. Dan saat ini dia hampir ta
“Mama?” panggil seorang pemuda dengan raut wajah terkejut.“Bara” ucap Sinta dengan senyum bahagia.“Mama kenapa ada di sini? Ke sini sama siapa dan naik apa?” tanya Bara dengan nada suara cemas hingga tak menyadari sosok Keyra di belakang mereka.“Mama gak apa-apa Bara, tadi Mama ke sini di anter sama gadis manis” ucap Sinta dengan senyum bahagia.“Gadis manis?” ucap Bara dengan raut wajah heran.“Iya, dia lucu banget” ucap Mamanya dengan nada suara bahagia.“Lalu dia di mana?” tanya Bara dengan raut wajah heran.“Dia..” ucap Mama Bara sambil menatap ke belakang dan otomatis terlihatlah sosok Keyra dengan senyum konyolnya.“Halo” ucap Keyra sambil melambaikan tangan ke arah Bara.“Dia Mah?” tanya Bara dengan raut wajah tak percaya.“Iya, namanya Keyra” balas Mamanya dengan nada suara
Di ruang kerja Bara.“Kenapa gak pernah berangkat?” tanya Bara dengan raut wajah datar dan serius.“Sorry lupa ngabarin, hehe” ucap Keyra dengan nada suara canggung.“Kenapa?” tanya Bara dengan sorot mata menatap serius ke arah Keyra.“Gue mau izin keluar dari sini” ucap Keyra dengan nada suara ragu.“Kenapa?” tanya Bara lagi dengan nada suara datar.“Itu apa namanya? Anu,” ucap Keyra dengan bingung sambil mengaruk kepalanya yang tak terasa gatal.“Gue udah ketemu sama keluarga kandung gue dan mereka gak mengizini gue buat kerja” ucap Keyra dengan sekali tarikan nafas.“Oh, ya udah” balas Bara sambil menganggukkan kepala paham.“Boleh minta gaji beberapa minggu lalu?” tanya Keyra dengan nada suara sedikit santai.“Hm” balas Bara dengan menganggukkan kepala pelan dan mulai mengambil uang yang ada
Sesampainya di rumah Keyra di sambut dengan huru-hara para pekerja di rumahnya. Keyra menatap mereka dengan raut wajah heran.“Lah? Pada kenapa?” gumang Keyra sambil menatap ke arah depannya dengan raut wajah bingung.“Maaf non, bisa bergeser sedikit?” tanya seseorang berjas dengan nada suara ramah.“Ah, iya” ucap Keyra dengan raut wajah terkejut setelah itu dia bergeser sedikit dan kembali menatap ke sekelilingnya dengan raut wajah bingung.“Non Keyra, sebaiknya anda bersiap-siap. Karena sebentar lagi tamunya akan segera datang” ucap asisten ayahnya dengan nada suara ramah.“Tamu? Siapa?” tanya Keyra dengan raut wajah heran.“Nona muda belum tahu?” tanya orang tadi dengan heran.“Belum” balas Keyra sambil menggelengkan kepala pelan.“Keyra! Cepat siap-siap!” ucap Mamanya dengan heboh dari atas tangga.“Ada apa sih Mah?&
Sesampainya di dalam rumah, Mama Bima langsung membawa mereka ke meja makan.“Bima! Keyra! Ayo turun!” ucap Mama Bima dengan nada suara keras.“Ini rumah bukan hutan” ucap Rina dengan raut wajah malas.Mendengar perkataan sahabatnya Mama Bima hanya menganggap angin lalu, terbukti karena dia berjalan ke arah dapur tanpa memedulikan ucapan sang sahabat.“Betah lu sama dia?” tanya Rina dengan mata menatap ke arah sang suami sahabatnya.“Hm, suaranya bagaikan alarm manual di rumah” balasnya dengan santai dan raut wajah tenang.“Adikmu mana?” tanya sang Mama sambil menatap ke arah Bima yang baru saja menuruni anak tangga.“Mana Bima tau” balas Bima dengan tenang sambil mengangkat bahunya dengan ringan.“Keyra turun atau Mama yang ke sana?!” ucap Mamanya yang menggelegar di dalam rumah.“Ini aku turun Mah” ucap Keyra sambil mengucek
Di sinilah mereka, di ruang tamu dengan suasana sedikit berbeda.“Keyra” panggil Papanya dengan raut wajah serius.“Iya Pah?” balas Keyra dengan raut wajah heran dan bingung.“Papa ingin bicara sesuatu, Papa harap kamu dewasa dan menangkap maksud Papa” ucap Papanya dengan datar.“Kedatangan mereka ke sini bukan hanya untuk makan malam bersama tapi juga untuk hal lain” ucap Papanya dengan ragu.“Kamu tahu bukan, hubungan dua keluarga sudah baik dari dulu?” ucap Papa Keyra dengan mata tertuju ke arah Keyra. Mendengar pertanyaan dari Papanya Keyra hanya membalas dengan anggukan kecil.“Jadi kami memutuskan untuk menambah mempererat hubungan ini dengan cara menjodohkan anak-anak kami” ucap Papa Arka menimpali.“Abang mau di jodoh ‘in?” tanya Keyra dengan raut wajah bingung.“Bukan tapi kamu. Kamu akan kami jodohkan dengan Arka” uca
Pagi harinya Keyra sudah siap dengan pakaiannya, dia berniat untuk berangkat kampus pagi-pagi. Untuk kejadian semalam, Keyra tak terlalu memikirkannya. Jawabannya terlalu simpel karena dia tak mau membuang waktunya untuk memikirkan sesuatu hal yang tak penting. Dengan langkah pelan Keyra berjalan menuruni anak tangga hingga sampailah dia di lantai bawah. Dahi Keyra di buat mengerut saat menyadari kehadiran seseorang di rumahnya.‘Ngapain dia di sini?’ batin Keyra sambil menatap ke arah Arka dengan raut wajah tak percaya.“Tuh yang di tunggu udah turun” ucap Bima sambil menatap ke arah Keyra dengan raut wajah tak suka. Bima masih tak bisa terima jika adiknya di jodohkan oleh Arka secepat ini. Ingin rasanya dia marah tapi yang menjadi permasalahan dia harus marah kepada siapa?.“Ngapain lu di sini?” ucap Keyra dengan raut wajah biasa aja, senang tidak marah juga tidak.“Jemput elu” jawab Arka dengan tena
Di sinilah Keyra sekarang, di atas jok motor bersama Arka. Di sepanjang perjalanan hanya ada kesunyian yang menemani. Keyra yang enggan membuka pembicaraan sedangkan Arka yang gengsi memulai pembicaraan. ‘Baru kali ini gue gak nyaman sama suasana sunyi’ batin Arka sambil menatap ke arah jalan dengan raut wajah sedikit tak nyaman. Walau begitu Arka masih bungkam dan sesekali mencuri pandang ke arah Keyra. Beberapa menit di jalan akhirnya mereka sampai di gerbang Universitas, dengan santai Arka melajukan motornya ke arah parkiran Universitas tanpa memedulikan tatapan bertanya dari beberapa mahasiswi. “Itu cewek yang bareng Arka siapa?” tanya seseorang dan membuat beberapa pasang mata menatap ke arah Keyra. “Mereka ada hubungan?” tanya yang lainnya dengan raut wajah heran dan tak percaya. “Mana gue tahu” ucap yang satu sambil mengangkat bahu tak tahu. “Gila-gila, kak Arka gandengan sama dia!” ucap yang lainnya dengan heboh.