Share

7.Tersangka Utama

Dafa menunduk kebawah begitu para teman-teman sekelasnya melontarkan kata-kata menyakitkan untuknya.

'Sudah bodoh sering bolos dijam pelajaran lagi'

'Kalau tak niat sekolah mending keluar saja dari STRIDE HIGHSCHOOL'

'Otak bodohmu itu bisa menular pada kita'

'Kenapa diam saja?tidak hanya bodoh kau juga sudah bisu ya?'

'Mati saja sana...'

Dan masih banyak lagi.Dafa mendongak menatap kearah gurunya yang memilih diam tak peduli.

"Pak Arga"serunya membuat wali kelasnya itu menatap kearah nya.

"Pergilah,aku tak menerima murid yang otaknya saja tak ada."

"Eh?!!"Dafa mundur perlahan ke belakang,kenapa gurunya justru ikut-ikutan mengatakan hal itu.Bukannya menengahi malah memusuhinya.

"Tapi kenapa?saya hanya bolos jam pelajaran dua kali kan,itu pun karena saya ingin menghirup udara segar."Dafa tentunya tak terima dengan keputusan yang diberikan oleh gurunya.Sekolah disini saja bayar banyak,masa dengan mudahnya ngeluarin gitu aja.

"Memangnya saya peduli.Kamu itu disini hanya menggangu teman-teman kelas mu yang datang untuk menuntut ilmu,"kata pak Arga yang tak menyaring ucapannya itu.

"Jadi saya pengganggu disini ya,"gumam Dafa menunduk kebawah.Tangannya terkepal kuat hingga urat-urat di tangannya jelas terlihat.

Teman sekelasnya justru melemparinya dengan kertas-kertas yang sudah diremas-remas hingga berbentuk bulat.

"Baiklah saya akan pergi dari sini,"ujarnya meninggalkan kelas yang tengah gaduh itu.

***

14 Oktober 2019

Pak Bejo menyapu area sekolah dengan dibarengi anak-anak OSIS lainnya,karena acara semalam lah mereka membersihkan lapangan seluas ini.Meski begitu mereka sangat senang karena acara yang mereka rencanakan berjalan dengan sangat lancar.

Ada beberapa anak OSIS yang sepertinya kelelahan dan memilih untuk istirahat sejenak.Sekolah diliburkan satu hari dan besok sudah masuk lagi,jadi tidak ada istirahat untuk anak-anak OSIS.

Di koridor sekolah salah satu anggota OSIS berlarian menuju ke anak-anak yang berada di lapangan.

Begitu dia datang semua mata beralih menatap bingung kearahnya,tentu saja karena dia datang dengan menggebu-gebu.

"Kenapa?"tanya Anggara begitu melihat wajah anggotanya pucat pasi.Khawatir?ya tentu saja,namanya juga seorang ketua.

"Lo nggak apa-apa kan?nih minum dulu."Safira menyodorkan minuman yang ada di tangannya.

Gadis bernama Athalla itu dengan cepat menggambil minumannya dan meminumnya hingga tandas.

"Kalau sudah tenang coba ceritakan apa yang sebenarnya terjadi,"ucap Tasya yang penasaran.

Athalla menunjuk arah dimana tadi ia berlarian."Di sana,di gudang ada mayat."Mereka semua yang mendengarnya melotot sempurna.

"Lo nggak lagi bercanda kan?"timpal Toni mendapat gelengan dari Athalla.

"Lihat saja sendiri,aku takut."

Anak-anak OSIS dan juga pak Bejo mengecek apakah benar yang dikatakan oleh anak tadi,mereka semua menuju ke arah gudang.

Anggara yang berjalan di depan tiba-tiba menghentikan kakinya tepat di ambang pintu.Toni yang merasa aneh dengan sikap temannya itu langsung menghampirinya.Justru ia juga ikut mematung seperti Anggara.

"Bro,Lo nyium bau nggak enak kan?"tanya Anggara yang jantungnya sudah dag-dig-dug ser.

"Iya kayak bau amis-amis gitu,"ujar Toni menelan ludahnya sendiri.

Safira segera merangkul kedua pundak temannya itu."berpikir positif dulu lah,mungkin aja baunya batang tikus,"timpalnya.

Safira berjalan duluan masuk kedalam,tapi baru beberapa langkah ia berhenti dan matanya tertuju pada sesosok tubuh yang tak lagi bergerak.

Gejolak dalam tubuh Safira menghasilkan rasa mual.Di depannya sudah ada korban pembunuhan yang bisa dikatakan sangat-sangat sadis.Itu terlihat seperti salah satu guru Stride Highschool,Laki-laki?kira-kira siapa yang tadi malam menghilang secara misterius.

"Kena--"Anggara menarik sedikit tubuh Safira agar mundur kebelakang.

"Panggilkan polisi woy,"teriak Anggara kepada teman-temannya yang masih di ambang pintu. 

"Siapa dia?"tanya nya menunjuk kearah mayat yang isi kepalanya sudah berceceran kemana-mana.

Anggara tidak mengatakan apapun, laki-laki itu menarik tangan Safira agar keluar dari gudang tersebut.

"Gimana?udah Lo hubungi ke polisian?"tanya Anggara pada Toni.

"Sebentar lagi bakalan kesini,"jawab Toni sembari memasukkan kembali ponselnya ke saku celana.

"Beneran ada mayat di dalam?"tanya Toni mendapat anggukan dari Anggara.

"Kayaknya guru sini deh,"jawabnya beralih menatap gadis di sampingnya.

"Lo nggak apa-apa kan?"tanyanya yang tak digubris oleh Safira.

"Kenapa harus disini,"kata Safira menunduk kebawah.

Anggara menarik Safira kedalam dada bidangnya.Pria itu mengelus-elus rambut sebahu milik Safira.

"Tenang,nggak usah berpikiran kemana-mana.Lagian ini tak sama dengan korban berantai itu,"seru Anggara yang tak membuat gadis itu tenang,justru malah gemetar ketakutan.

"Lo lihat tulisan di dinding tadi kan?"tanya Safira mengingat dengan jelas tulisan di dekat mayat tadi yang ditulis dengan darah.

"Dia menulis 'SEE U LATER' Lo ngerti maksudnya kan"lanjut Safira memejamkan matanya sejenak.

Anggara mendengar gemeretak gigi yang beradu dari mulut Safira.

"Tenang lah dulu,jangan sampai karena kita mereka semua ikutan ketakutan."Anggara menangkup wajah gadis itu,matanya menatap lekat bola mata Safira.Safira merasakan sedikit ketenangan.

"Benar,gue harus tenang.Lagian ini bukan kasus pembunuhan berantai itu."

***

Polisi sibuk mencari jejak yang ditinggalkan oleh pembunuh tersebut.sayangnya mereka tak mendapatkan apapun.Hanya ada tulisan 'See u later' di dinding.

Jika mengatakan bahwa kasus ini dilakukan oleh pembunuh yang sama,terlalu mustahil.Karena yang dilakukan pembunuh berantai itu menebas leher setiap korbannya dan akan menghanyutkan ke perairan,biasanya sih danau atau sungai.Tapi untuk kali ini isi kepalanya yang berceceran kemana-mana dan lagi luka tusukannya lebih banyak kira-kira 24 tusukan di perut dan dada. 

Mayat tersebut sudah dibawa untuk diotopsi beberapa jam yang lalu.Polisi masih setia berada di TKP,ada juga polisi yang mengintrogasi anak-anak OSIS satu persatu.Pak Bejo sudah diinterogasi dan hasilnya tak ada yang mencurigakan.

Sayang sekali di area gudang ini tak ada satupun CCTV yang terpasang.

Guru-guru lainnya juga sudah berada di TKP,hanya ada satu guru yang tak ada disana.Mereka semua curiga kalau guru itu yang meninggal.Pak Arga wali kelasnya X IPA 3,sejak tadi tak terlihat batang hidungnya di TKP.

Seorang polisi bertag namakan 'ANDRI GUNAWAN' keluar dari gudang tersebut sambil membawa secarik kertas,sepertinya polisi itu berhasil mendapatkan sesuatu.

Andri segera memberikannya ke komandannya."saya menemukan ini,"ujarnya menyerahkan secarik kertas itu.

Tulisannya terlihat sangat rapi sekali,seperti ditulis oleh perempuan.Kau tau kan biasanya yang cenderung memiliki tulisan indah lebih banyak perempuan.

(Terimakasih banyak akhirnya aku tau apa itu OTAK. Bentuknya sangat lucu,hahaha.Kata dokter semua orang pasti memiliki OTAK,tapi kenapa kau berbohong padaku mengatakan bahwa aku tak memiliki OTAK.Kau tau kan kalau berbohong itu perbuatan yang tak baik,dan orang yang melakukan itu SANGAT PANTAS DIHUKUM.Tenang saja kau hanya berhenti bernafas,nanti juga kau mendapat banyak keuntungan.Pasti orang-orang yang jauh darimu akan lebih dekat lagi,dan keluargamu akan mengucapkan rasa cintanya untukmu.Jujur saja aku sangat baik kan.Sampai jumpa lagi...hahaha. 

Otopsinya berjalan lancar-lancar saja dan juga dugaan semua guru benar,kalau yang meninggal itu adalah Pak Arka.

Sedih?tentu saja karena baru tadi malam merayakan ulang tahun Stride Highschool yang ke-21,kok malah sekarang mengetahui beliau tak bernyawa lagi.

Kabar tersebut juga langsung diberitakan di media sosial,ada satu anak yang langsung datang ke sekolah setelah melihatnya di berita.

"Pak,saya mencurigai seseorang,"ujar Rio kepada kepala sekolah nya,panggil dia Pak Bondan.

"Mencurigai,siapa?"Pak Bondan tersenyum berharap darinya mendapatkan titik terang.

"Dafa teman sekelas saya yang baru saja keluar sekolah,dia sepertinya dendam pada Pak Arka."

"Memangnya kesalahan apa yang dibuat oleh Pak Arka?"tanya Pak Bondan yang sangat tau betul kalau Pak Arka itu orangnya baik hati dan sangat ramah.

Rio menarik nafasnya panjang-panjang.Ia mulai menceritakan pasca hari dimana Dafa yang diolok-olok oleh seluruh kelas termasuk Pak Arka.Tak ada yang ditambah dari ceritanya, remaja pria itu menceritakannya dengan sangat rinci.

Pak Bondan menepuk pundak Rio."terimakasih saya akan menyuruh kepolisian kerumah Dafa sekarang."Rio mengganguk.

Sekarang sudah jelas karena dari kertas tersebut dan penjelasan Rio benar-benar mengarah pada Dafa.Tersangka utamanya adalah Dafa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status