Share

6. Terpesona

Semua mata terpaku pada 1 titik. Disana, Diva berdiri dengan anggunnya.

Semua mata terpesona membuat Adit geram, ingin sekali dia mencongkel mata pria yang melihat kekasihnya dengan tatapan kagum.

Diva menggunakan celana hottpans selutut dengan atasan baju crop dibalut rompi selutut tanpa lengan, yang memperlihatkan perut rata serta mulusnya.

"Woah gila cantik banget."

"Mulus banget ya ampun."

"Perutnya rata coy."

"Aaa insecure."

Lapangan indoor mulai gaduh setelah beberapa saat mereka tercengang dengan penampilan Diva yang memukau.

"SAAT INI KITA AKAN SELEKSI, SIAPA YANG LEBIH UNGGUL AKAN TERPILIH MENJADI KETUA DANCE," ucap Bu Rere lantang.

"Silahkan Angel," ucap Bu Rere mempersilahkan Angel memasuki lapangan indoor.

Bisik-bisik mulai terdengar. Mereka tidak menyangka bahwa Angel akan ikut seleksi ini. Pasalnya Angel sudah vakum 1 tahun yang lalu.

Respon murid-murid membuat Angel kesal bukan main. Kenapa dirinya tidak di sambut seheboh Diva? tanyanya dalam hati seraya melirik sinis Diva.

"DIMULAI DARI SIAPA DULU?" tanya Bu Rere.

"DIVAA," seru semuanya bersamaan.

"Bu, biarkan Angel dulu," ucap Diva sopan.

"Heh lo takut kalah sama gue ya?" tanya Angel sinis.

"Enggak kok, lo aja duluan," jawab Diva tenang disertai senyum manis lalu melenggang pergi ke tempat duduk yang telah di sediakan.

"Ish liat aja, gue bakal ngalahin lo," kesal Angel melirik sinis Diva.

"MARI KITA SAKSIKAN PENAMPILAN ANGEL," seru Bu Rere antusias.

"Woooo."

"Angel semangat."

"Lo pasti bisa ngel."

Mendengar ucapan itu semakin membuat Angel mengangkat dagunya angkuh.

"Gue pasti menang," batin Angel menyeringai.

Musik mulai berbunyi, Angel memulai dance dengan mengibas rambutnya yang terurai seraya mengedipkan matanya genit ke arah Adit, bukannya terpesona Adit justru merasa jijik.

"Hahaha liat noh, matanya Angel ngedip ke Adit," ucap Bara ngakak yang tidak sengaja melihat Angel berkedip genit ke arah Adit, sedangkan yang diberi kedipan bergidik ngeri.

"Kedip balik dong dit," sahut Revan menggoda.

"Diem napa jijik gue," jawab Adit ketus.

Tawa mereka langsung meledak kala mendengar jawaban Adit yang sangat ketus.

"Udah jangan berisik, kita lihat aja penampilan Angel," celetuk Mira ketus dirinya ini risih karena ditatap aneh oleh murid lainnya dan itu ulah ketiga cowok yang sayangnya ditakuti banyak orang.

Cutting me up like a knife 🎶

And i feel it, deep ih my bones 🎶

Kicking a gabut i love even harder 🎶

You wanna know? 🎶

I just wanna dive in the water, with you 🎶

Baby, we can't see the bottom 🎶

It's so easy to fall for each other 🎶

I'm just hoping we catch one another🎶

Musik mengalun dengan indah seiring gerakan dance Angel yang indah.

"Woo angel keren," ucap mereka bertepuk tangan heboh setelah Angel mengelesaikan gerakan dancenya.

Mendapat pujian seperti itu semakin membuat Angel yakin bahwa dia lah yang memenangkan seleksi ini.

"Siap-siap kalah dan malu bitch," ucap Angel ketika berhadapan dengan Diva seraya tersenyum meremehkan.

Tanpa membalas Diva langsung bergegas ke tengah lapangan karena sekarang gilirannya.

Melihat respon Diva yang tenang semakin membuatnya geram.

**

"Gila gila itu Angel kok bisa bagus ya?" Tika berucap dengan raut heran.

"Gimana kalau Diva kalah?" tanya Nisa cemas.

"Diva memangnya bisa dance ya?" tanya balik Daniel.

"Dulu waktu SMP dia jago, enggak tau kalau sekarang," jawab Mira gelisah.

Mereka bertiga takut kalau Diva kalah dan berakhir Angel yang menjadi ketua mereka. Memikirkannya saja sudah membuat mereka ngeri. Mimpi buruk, begitu pikirnya.

"Gue yakin Diva bisa," celetuk Adit tegas.

Yang disetujui mereka dengan anggukan.

"Iya, kita harus yakin kalau Diva bisa, kita do'akan saja dari sini," sahut revan bijak.

Bara cengo tidak biasanya Revan bijak begini.

"Lo ngapain?" tanya Revan heran ketika tangan Bara ada di jidatnya.

"Enggak panas," gumam bara yang masih di dengar oleh mereka.

"Apaan sih, Bar," sahut Daniel yang juga di buat bingung oleh tingkahnya.

Tanpa menjawab pertanyaan mereka Bara lantas berseru heboh, "WOAHH TUMBEN LO BIJAK."

Nisa dkk kompak memalingkan wajah malu.

"Gue enggak kenal," batin ketiganya bersamaan.

"Sialan gue malu," ucap Daniel bergumam yang pura-pura bermain handphone, padahal hanya geser-geser galeri saja. Ada yang sama? :v

"TADI LO MAKAN APA VAN? GILA PINTER BANGET LO," ucap bara lantang seraya mengguncang tubuh Revan tanpa menghiraukan sekelilingnya.

Karena terlalu malu Adit dengan kasar menarik kerah baju bara agar duduk. Pasalnya Bara itu berdiri dan berbicara dengan hebohnya. Gimana enggak malu tuh.

"Duduk!" perintah Adit tegas.

"Apaan sih dit, gue tuh lagi tanya sama Revan," sahut Bara berontak.

"Lihat sekeliling lo!"

Bara dengan ragu menoleh untuk melihat sekelilingnya dan ternyata mereka semua sedang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Dengan kikuk Bara menoleh ke arah Adit lagi.

"Mereka kenapa?" tanya Bara pelan.

Ealah gak sadar to mas :v

"KARENA LO," jawab para sahabatnya kompak. Bara sampai terlonjat kaget mendengarnya.

"Hehe gue kenapa?" tanya Bara menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tadi lo heboh sendiri," jawab Nisa berusaha sabar.

Kenapa dia bisa punya temen seperti Bara sih, meresahkan sekali.

"Minta maaf!" ucap Adit.

Bara kembali menoleh, ternyata mereka masih memperhatikannya. Tatapan mereka membuat Bara bergidik ngeri.

"Mereka kaya zombi," ucapnya meringis dalam hati.

"Gu-e minta maaf ya," ucap Bara dengan gugup.

Para sahabatnya menahan tawa melihat Bara yang gugup hanya karena melihat tatapan mereka. Padahal kalau tawuran dirinya berani.

Melihat anggukan kepala dari semuanya membuat Bara menghela nafas pelan.

Dengan secepat kilat dirinya menghadap ke arah sahabatnya lagi.

"Gue enggak akan bikin ribut lagi," ucap Bara yakin.

"Kenapa?" tanya Revan dengan bibir berkedut menahan tawa.

"Ngeri gue, mereka kaya zombi iii," jawab Bara pucat pasi.

"HAHAHAHA."

Mereka tidak dapat menahan tawanya kala melihat muka Bara berubah menjadi pucat pasi tanda dirinya ketakutan.

Bahkan Adit pun ikut tersenyum walaupun tipis dan nyaris tidak terlihat, tapi percayalah di dalam hati dirinya sudah tertawa ngakak. Emang bisa begitu ya? :V

Bara kesal, kenapa mereka tertawa di atas penderitaannya?

Seharusnya mereka membantu dirinya.

Begitulah sahabat yang tulus.

Mereka akan tertawa paling keras di depan kita lalu menolongnya, karena lebih baik bersikap apa adanya tapi tulus.

Daripada menolong tetapi di dalam hati tertawa.

Seperti bersikap baik namun nyatanya munafik.

"Kalian jahat sama dedek," ucap Bara merajuk.

"Terus lo pikir gue peduli?" tanya Revan mengangkat sebelah alisnya.

"Oh tentu tidak," jawab mereka serempak minus Adit dan Bara.

"Hahahaha."

Tawa mereka semakin meledak, apalagi melihat wajah Bara yang memerah.

Adit mendengus geli melihatnya.

Sebenernya dia ingin tertawa, pasalnya muka bara sangat lucu seperti menahan boker. Tetapi Adit lebih memilih menjaga imagenya daripada meladeni sahabatnya yang aneh itu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mamah Tyo
s bara api lucu bngeet
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status