Raja bersimpah darah karena pedangnya habis dipakai untuk menghukum para bangsawan. Ada delapan puluh sembilan bangsawan yang ketakutan, mereka takut mati karena kejahatan. Kejahatan mereka bukan kejahatan biasa, mereka berusaha menipu manusia untuk membeli ramuan sihir yang tidak alami.“Apa kalian tidak tahu malu? Kenapa sampai menipu manusia dan ke dunia manusia? Dewa marah akibat perbuatan kalian. Lihat Dryad datang ke kerajaan.”Satu di antara bangsawan gemetar, melihat rekannya terbunuh oleh raja yang tegas. Raja sihir putih berjalan, ia menoleh dan memanggil bangsawan yang bergetar dan ketakutan. Dengan baju kerajaan yang sopan, raja tertawa.“Kalian pikir anakku itu tidak bisa apa-apa. Kalian salah besar, meski dia lemah tetapi anakku memiliki semangat untuk berjuang,” ucap raja. Eve dan kekasihnya sedang istirahat di laboraturium. Saat istirahat, Eve menerima surat dari kaki tangannya.Kepada EveRaja sudah beraksi dan menghukum orang-orang yang berbuat tidak adil dengan men
“Apa kamu tahu tempat yang tiga hari lalu aku kunjungi?” tanya Duke. Anne menggelengkan kepala, dia tidak bisa menebak barang apa yang dibawa oleh Duke. Karena laki-laki yang bersamanya ini sulit ditebak pikiran oleh Anne.Kemudian wanita itu muntah darah, Duke langsung memegang Anne. Baru saja laki-laki ini mengobati Anne dengan ramuan, namun takdir berkata lain.“Eve panggilkan sahabatku, tolong suruh dia bantu meracik tanaman!”Anne kemudian memegang baju Duke dengan tangan gemetar. Dia tersenyum ketika Duke melihat ke arahnya.“Jangan... melakukan... banyak... aktivitas...,”ucap Anne. Duke yang melihat Anne tersenyum dan berkata terbata-bata itu kemudian memeluk calon istrinya. Duke memandang ke bawah, melihat tangan Anne.“Apakah kamu tahu tentang luka perang yang ada di tubuhku?” tanya Duke. Air mata Anne menetes deras, dia sebagai wanita yang akan menikah dengan calon suami --- namun masih lemah tidak bisa melindungi--- karena kecelakaan di waktu dia masih bayi.“Duke, tolong s
“Anne, kamu mau apa? Kamu sedang sakit sayang.”Duke mengecek kening Anne dengan tangannya. Duke yang bermata biru dan rambutnya berwarna hitam itu tidak ingin Anne sakit. Cintanya pada putri mahkota kerajaan penyihir barat sangatlah kuat.“Aku ingin membuat resep untukmu Duke. Kamu harus istirahat.”Anne mencium tangan Duke, dia bergegas untuk membuatkan obat. Melihat wajah calon suaminya pucat. Anne merasa terluka, apalagi dunia sihir kejam seperti ini. Tidak ada yang tahu bagaimana Duke akan memberantas penjahat yang berbuat onar di dunia manusia.“Anne, istirahat tidak. Kalau kamu tidak istirahat aku akan menggendong kamu,” ucap Duke. “Duke, kamu mengapa seperti itu. Kamu yang istirahat.”Meskipun Anne masih sakit. Anne tetap setia menjaga calon suami.“Aku tidak apa-apa. Kamu harusnya istirahat. Jangan membuat resep, jika kamu ingin melihatku sehat.”Duke mengelus kepala Anne seperti anak kecil. Anne sampai-sampai tergoda, detak jantungnya berdebar karena melihat Duke yang rupaw
“Kak, biar aku yang membantu kakak. Kakak sedang lemah.” Anne yang tertidur di kasur hanya mendengar suara adiknya yang begitu lemah. Anne ingin membantu Eve, tetapi wanita yang tertidur di kasur merasa tidak cukup tenaga dan tumor yang di Rahim membuatnya sulit untuk bergerak. Apa lagi tumor itu tiap hari terus membuat Anne setiap ke toilet selalu mengeluarkan darah. Sebagai putri mahkota, Anne merasa bersalah karena telah mengecawakan Eve sang adik. Padahal, Eve sedang berjuang menghadapi penyakit kutukan yang serius.“Eve, biar aku saja yang membantu. Kamu tolong kakakmu.” Putra mahkota yang membantu kekasihnya meracik obat itu seperti tidak tega, kekuatan sihir yang dikeluarkan oleh Eve terlalu berlebihan. “Eve, apakah kamu seperti ini demi kamu dan Anne?” tanya duke seketika. “Aku tidak bisa berkata lagi. Aku sudah berusaha membuat kakak tidak ikut kompetisi untuk menggantikan diriku. Namun, kakak masih menolongku.”Eve menangis sehingga air matanya menetes deras. Putra Mahkota
“Anne, kamu di mana? mengapa kamu tinggalkan aku?” tanya Duke bangun dari kasur yang berada di tenda. Saat itu, kesatria penjaga yang masuk datang. Dia kemudian menghadap duke dan berlutut.“maaf pangeran, saya disuruh oleh putri Anne untuk membawa anda ke tempat perbatasan.”Duke yang bangun dari pingsan kemudian mengecek energi sihir. Lalu bangun terhuyung-huyung, kemudian kesatria itu membopong. “Jangan sentuh aku, kalian tidak tahu kalau Anne sedang sakit keras tetapi kalian malah membiarkan terluka.” Namun, datanglah seorang wanita muda dan lelaki muda masuk ke tenda.“Kakak, kamu tenang dahulu. Kak Anne sudah mengirim surat untukmu. Dia tidak mau kamu terluka lagi. Dan ini ada ramuan untukku yang sudah ku buat.”Duke kemudian membaca surat dari Anne, kemudian surat itu bersuara. “Duke yang kucintai, aku tidak mau kamu gagal dalam misi untuk menolong kerajaan manusia. Di kerajaan Zefya tempat ayahmu sekarang sedang dalam masa kacau. Aku ingin membantu kamu untuk mengirimkan bal
Anne berjalan dengan perlahan-lahan, jalannya pincang karena tumor rahim. Namun, Anne tidak lemah meski tumor itu seperti kandungan yang memasuki 5 bulan. Dengan tumor yang ada di perutnya, Anne berusaha untuk membuat penyihir yang mengutuknya kelelahan. Tangannya yang setiap kali gemetar itu memegang tongkat untuk membuat sebuah lokasi pertempuran. Setiap kali dia mengeluarkan energi sihir atau mana, Anne muntah darah dan terjatuh.Aku harus kuat, ini adalah tugasku menjadi calon ratu. Ucap Anne dalam hati. Wanita itu terbaring dan mencoba untuk merangkak.“Apakah ada orang di luar? Dayang istana tolong aku!” Anne bertanya dengan mengeraskan suaranya. “Nyonya tidak apa-apa?” tanya dayang istana. Wanita yang datang itu kemudian menolong tuannya. Anne akhirnya bisa bernapas karena dayangnya menolong.“Tolong ambilkan kertas dayang! Aku akan menggambar kertas.”“Nyonya lagi sakit, tetapi tidak istirahat. Apakah tidak bisa menggambar besok?” tanya dayang. Wanita yang bersama Anne kemudi
Seorang wanita yang memakai baju kerajaan penyihir putih datang membawa tampah. dia ingin membawakan makanan untuk Anne.“Dayang, apakah kamu tahu kesibukan Anne selama ini apa?” tanya ratu. dia berjalan membawakan makanan kesukaan Anne. Dayang yang bersama ratu menggeleng, ratu tersenyum karena tidak ada yang tahu apa yang dilakukan putri tertuanya di kamar yang bertumpuk buku dan alat sihir.Anne tertidur, dia sudah diobati oleh Dryad. Namun, kondisinya makin melemah karena sihir kutukan terus saja membuat wanita ini kehilangan energi sihir. Ibunya datang ke kamar, saat melihat putrinya yang terbaring lemah. Ratu segera menaruh tampan dan berteriak.“Dayang, tolong ke sini sebentar! Aku butuh pertolongan.”Kedatangan sang ratu membuat Anne terbangun. Namun napas Anne tidak membaik, Meskipun telah diobati oleh Dryad.“Anakku, mengapa bisa seperti ini?” Ratu yang melihat Anne kemudian bangun, dia melihat banyak perabotan. Dan berdiri untuk mencari obat yang bisa menyembuhkan Anne. Ann
Seorang lelaki datang memasuki kamar seorang perempuan. Perempuan itu sedang terbaring lemah dan di dekatnya ada ratu dan dua dayang istana.“Anne, maafkan aku. Bila kamu ingin aku tetap menjadi panglima perang dan bergelar duke. Aku akan menjalankan perintahmu.”Ratu kemudian memberikan duke secangkir cawan untuk diminum.“ke sini calon menantuku, minumlah ini. Kamu akan menghadapi perang kan. Jangan lupa dengan kesehatanmu.”Duke menerima secangkir minuman, kemudian menyihirnya dengan meletakkan di kamar tempat dia istirahat. Kemudian ratu meneruskan ritual dan duke juga mengeluarkan sebuah energi, namun dia tidak mengeluarkan energi sihir dengan banyak hanya meringankan penyakit Anne.“Anne, aku akan meringankan penyakitmu. Setelah ini, aku mohon izin untuk berperang.”Lalu duke memberi sedikit energi dan kemudian keluar lah cahaya berwarna emas kebiruan dari dalam tubuh duke, lalu mana mengalir ke Anne dengan perlahan dan duke kemudian memberikan sebuah gelang yang akan dipakai un