Share

Eve Mendadak Sakit Keras Karena Sanguis

Penulis: HANA PUSPARINI
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-19 15:26:02

Seekor burung sedang bernyanyi di atap istana. Anne membuka mata, kemudian memegang kursi. Namun, ia berhenti saat melihat sang adik yang masih tidur dengan selimut menutupi tubuhnya. Tadi malam, butiran salju turun dengan lebat. Negeri sihir, tempat para bangsawan kerajaan penyihir putih tinggal, selalu diliputi salju dan sihir.

“Kakak sudah bangun? Kenapa tidak siap-siap? Hari ini kakak akan mengikuti ujian praktik pembuatan obat-obatan sihir, kan?” tanya Eve. Wanita itu bangun perlahan-lahan. “Kak, aku muntah darah,” lanjutnya.

Anne menatap adiknya yang ia cintai dan rawat sepenuh hati. Eve tampak lemas akibat muntah darah. Penyakit di pusat peredaran darahnya kembali kambuh, membuat jantungnya tidak bisa memompa dengan sempurna. Tak disangka, Eve kembali sakit. Air mata Anne menetes. Penyakit kutukan itu selalu menghantui mereka setiap hari.

“Aku akan mengobatimu. Kamu harus tetap di sini dan duduk. Jangan pergi, kondisi kamu lemah. Ini bisa membuat kita diserang penyihir hitam.”

Anne mencoba berjalan dengan tubuh yang lemah. Ia meraih tongkat di meja dan mengarahkannya ke kursi roda. Beberapa detik kemudian, kursi roda itu bergerak perlahan-lahan menuju Anne.

Dengan sisa tenaga, Anne berusaha duduk di kursi roda, lalu mulai menggerakkannya.

“Kakak, maafkan aku yang lemah. Padahal kakak sudah ada jadwal ujian,” ucap Eve dengan mata berair.

“Kamu, Ayah, Ibu, dan aku tidak bersalah. Ingat, semua ini ulah bangsawan penyihir putih yang berbuat curang. Mereka bekerja sama dengan penyihir hitam demi meruntuhkan kerajaan ini.”

Eve masih menggenggam selimutnya yang lembut. Ia tidak sanggup menatap wajah kakaknya karena merasa bersalah.

Tiba-tiba, seorang dayang istana berlari terburu-buru. Dengan cepat, ia menggunakan tongkat sihir untuk sampai di ruang tempat Eve dan Anne beristirahat. Sementara itu, Anne sedang mencari obat untuk menyembuhkan saudara kembarnya yang sangat berharga. Ia menggerakkan kursi rodanya perlahan.

“Kakak, apakah kita bisa mengalahkan musuh dalam keadaan seperti ini?” tanya Anne ragu.

Anne tidak bisa menyembuhkan pasien jika dirinya sendiri sedang sakit parah. Pikirannya kacau. Energi sihirnya belum pulih untuk menyelamatkan rakyat. Sementara itu, Eve, yang bertugas mengobati tentara dan kesatria, masih terbaring di kasur karena penyakit arteri yang kambuh.

“Nona Eve dan Nona Anne, bahaya! Saya harus menyampaikan sesuatu yang penting!” seru dayang itu dari balik pintu.

“Eve, kamu tetap di dalam. Aku yang akan menemui Dayang Anita,” ujar Anne.

Ia menggerakkan kursi rodanya menuju pintu kamar. Perempuan yang mengenakan pakaian adat Eropa itu membuka pintu dan melihat wajah pucat dayang tercintanya.

“Kenapa Dayang terlihat seperti ini? Apakah ada hal yang mendesak?” tanya Anne.

“Di luar, para bangsawan meminta Nona Anne dan Nona Eve untuk diasingkan. Mereka menganggap kalian membawa dampak buruk bagi kerajaan penyihir dan kerja sama dengan kerajaan Eropa.”

Tidak! Ini tidak boleh terjadi! Kalau kami diasingkan, semuanya akan hancur! Bahkan, Ketua Mawar, tempat ibu berkumpul, juga akan terancam. Kalau saja aku bisa mengendalikan kekuatanku lebih baik, pikir Anne.

“Dayang Anita, bisakah kau membawaku ke ruang pertemuan bangsawan? Ada hal yang perlu aku bahas dengan mereka.”

Dayang Anita bersujud di hadapan Putri Anne.

“Yang Mulia, saat ini istana sedang kacau. Saya harap Yang Mulia beristirahat agar tidak diasingkan,” ucapnya, masih dalam posisi sujud.

Kakak berusaha menjaga ketertiban di istana. Aku sebagai penyihir medis juga harus membantu kakak menyelesaikan masalah ini, pikir Eve.

“Kak, apakah kakak tidak khawatir dengan Duke yang sering datang?” tanya Eve. Ia tersenyum menahan sakit. “Duke Alban… Dia sahabat pacarku. Jangan sampai pacarku juga sedih karena sahabatnya sedih melihat kakak.”

“Aku tidak bisa memikirkan kekasihku sekarang. Aku harus fokus melindungimu dan kerajaan ini. Ayah sedang berusaha membuat para bangsawan tunduk dan memotong gaji mereka demi rakyat.”

Kalau rakyat kehabisan makanan, sedangkan para bangsawan licik memperdaya mereka, pasti istana yang akan dimintai pertanggungjawaban. Aku tidak boleh lengah. Aku harus melindungi rakyat. Banyak tentara terluka, dan aku akan membuat para bangsawan tunduk, pikir Anne.

Ia mendorong kursi rodanya.

“Dayang Anita, tolong antar aku ke aula pertemuan. Aku akan membantu Ayah.”

“Kakak, aku juga akan turun dan menyelamatkan tentara yang terluka pasca perang.”

Eve perlahan bangkit dari kasurnya. Ia menguatkan tubuhnya yang lemah dan bergerak perlahan-lahan.

“Eve, simpan kalung ini. Supaya kamu bisa melawan musuh,” ujar Anne sambil menyerahkan sebuah kalung berharga.

“Apa ini, Kak? Bukankah ini kalung untuk mengelabui musuh?” tanya Eve. Ia pernah diberi tahu oleh gurunya bahwa kalung yang dipegang kakaknya adalah kalung yang bisa mengelabui musuh. “Bagaimana dengan kakak? Aku di tempat penyembuhan. Kalau terjadi apa-apa dengan kakak, aku tidak bisa berhenti menangis.”

Air mata Eve menetes. Ia tidak tahan melihat kakaknya lebih mementingkan dirinya daripada keselamatannya sendiri.

“Berjanjilah padaku, Nak. Aku ini kakak dan juga gurumu. Aku akan melawan bangsawan. Ingat pesan Ayah dan Ibu, jangan sampai kehilangan kalung ini.”

Anne menggenggam tangan adiknya.

“Kak, kalau bangsawan itu memberontak, aku akan memberi tanda. Hidupkan kembang api di luar. Aku akan datang setelah pengobatanku selesai dan misiku berhasil. Kakak harus ingat, kakak adalah putri mahkota.”

Eve tidak ingin melihat kakaknya sedih. Ia bisa membaca pikiran Anne. Akan ada perdebatan dan musuh yang mengancam kakaknya.

Kak, kamu harus bisa melawan musuh demi melindungi Ayah. Aku tidak tahu kapan kita bisa bertemu lagi, pikirnya.

Eve mengeluarkan tenaga dalamnya untuk menyiapkan alarm bahaya yang dibuat dari sihir dan kembang api. Namun, tiba-tiba ia kembali batuk. Energinya menurun drastis.

“Eve! Kamu kenapa? Istirahatlah. Aku mohon, aku tidak mau kamu terluka saat mengobati para kesatria.”

“Tidak, Kak. Aku harus segera pergi. Kakak pergilah, mereka butuh penengah. Penyakitku tidak separah dulu,” ucap Eve, berusaha meyakinkan kakaknya.

Anne menangis. Bagaimana bisa seorang adik tidak peduli dengan kesehatannya sendiri?

“Baiklah. Tapi kamu harus tetap menjadi penyihir medis demi menyembuhkan para kesatria.”

Tiba-tiba, seorang lelaki berpakaian kesatria datang. Langkah sepatunya terdengar jelas. Dayang istana yang berada di pintu langsung memberi hormat.

“Nona, Baginda Raja sedang marah besar! Tolong tenangkan beliau sebelum terjadi keributan!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU   Thunder Bird

    Island, yang tengah berjalan di hutan, mendengar suara Thunder Bird menggema di langit. Ia segera mengirim sinyal ke Alband dan beberapa temannya yang sebelumnya berpencar. Mereka memang sengaja berpisah untuk menghindari musuh yang mengintai. Hingga kini, belum jelas siapa yang memerintahkan mereka memata-matai Anne dan Eve.Island menatap kepala burung Thunder Bird itu dalam-dalam, matanya membulat dan wajahnya menegang.“Anne, Eve... semoga kalian selamat.”Dengan lembut, Island mengelus kepala sang burung dan memberinya makan. Setelah itu, ia memerintahkannya kembali ke puncak pegunungan.“Pergilah. Kau sudah membantuku.”Hewan mitologi itu mengeluarkan suara pelan, seolah menangis. Ia tahu Island dalam bahaya dan enggan berpisah. Namun Island telah menyiapkan mantra khusus—agar burung itu dapat menemukan dirinya, baik dalam keadaan aman maupun genting.Demi menjaga keseimbangan dunia sihir, para penyihir kini berpencar, mencari sang pengkhianat. Langit jagat raya sedang kelabu, d

  • ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU   MERAH ?

    Anne yang sedang sakit tidak ingin acara bunga mawar berakhir dengan kekacauan. Meskipun ada tumor atau kista di perutnya, dia tetap cekatan. Anne sudah mencoba injeksi agar tidak tumbang."Anne, mawarnya tumbuh berwarna merah!""Merah? Syukurlah."Anne yang bertanya dan mengucap syukur itu sendiri tidak percaya bahwa dia telah memilih bibit berwarna merah. Bibinya—atau Tante Island—menunjukkannya. Kemudian, dia mengeluarkan mawar yang telah dipetik.Penyakit Anne memiliki masa inkubasi yang sangat lama, jadi dia tidak boleh kelelahan. Namun, Anne ingin acara bunga mawar berjalan lancar. Dia juga tahu ada bangsawan yang cemburu padanya. Maka, dia berusaha tetap tenang meskipun sedang sakit."Anne, apakah kamu tidak kesakitan? Kamu harus duduk di kursi roda."Tantenya lalu membuat kursi roda itu muncul, kemudian membantunya duduk perlahan. Beberapa bangsawan yang melihat perut Anne yang tampak besar mulai berbisik, menyebarkan gosip bahwa Anne dan Alband memiliki anak sebelum menikah.

  • ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU   BUNGA MAWAR

    Anne merasa iba pada rakyat, dia setiap hari membantu petani bunga mawar. Apa lagi bunga mawar adalah simbol keluarga ibu kandungnya. Anne tidak bisa frustrasi, karena ada beberapa orang yang membutuhkannya. Dia sudah membagikan kurma pada masyarakat, supaya tidak ada yang kelaparan.“Kakak, sebaiknya istirahat. Besok kakak akan operasi, kalau sampai sakit bisa tertunda.”Eve melihat Anne yang memetik bunga mawar, seakan merasa bersalah. Dia juga mempunyai kelemahan dan tidak bisa membuat sang kakak bahagia. Festival bunga mawar, di kerajaan diadakan saat bunga mawar mekar. Festival yang diadakan oleh mendiang ratu, saat itu di kerajaan nan jauh di seberang. Ratu mengadakan festival mawar, karena di daerah ratu setiap hari bunga mawar mekar. Anne memiliki cinta yang dalam pada ibunda dan kekasihnya. Namun dia terlahir lemah, tidak bisa menyelamatkan ratu dari mara bahaya.“Eve, kalau kakak tidak pulang nanti malam. Kamu harus mengirim surat ini.”Anne memikirkan bangsawan dan para ra

  • ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU   Penyihir Putih ?

    Jerami-jerami sudah di siapkan oleh para pekerja di sekitar desa. Anne yang di vila memulai hidup hemat, karena ada festival di dekat desa sebagai festival penyihir. Eve sedang di taman, dia memasukkan embun-embun yang di daun untuk mengolah menjadi minuman yang paling segar. “Eve, kakak besok akan bertemu penyihir.”“Penyihir dari mana kak? Kita kan penyihir juga.”Anne kemudian berjalan ke arah Eve, dia memakai kursi roda karena kakinya sudah tidak kuat. “Bukankah tante Geni sudah bilang kepadamu, tentang festival bunga mawar dan anggrek di desa.”Eve kemudian memikirkan tentang perkataan tante Geni, meskipun dia tidak bisa melihat tetapi ingatan dia selalu tajam dalam bidang sastra dan sihir. Dia juga pandai mengobati dan termasuk juara. Sekarang dia tinggal di vila demi melindungi ayah dan kerajaan. Meskipun Isla adalah dari bangsawan Geni. Dia sangat memperhatikan Eve dan Anne.“Eve dan Anne, sarapan sudah tante siapkan. Kalian berdua cepat mandi, akan ada penjahit pakaian yang

  • ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU   Bangsawan Zenith Mengecat Kuku

    “Kakakku akan menolongmu, Aku sudah mendapat persembunyian yang aman.”Anne dan Eve melihat seorang penyihir kera yang datang, sudah dua hari tidak ada batang hidung. Dia membuat Anne dan Eve tampak cemas. Karena berbahaya, jadi mereka harus waspada jika ada beberapa penyihir jahat yang akan melukai penyihir kera.“Kamu bawa siapa? Apakah suruhan kakakmu atau kamu yang bawa?” tanya Anne. Dia lagi-lagi melirik dan mengecek beberapa hiasan di pakaian bangsawan Zenith.“Nona, kamu jangan seperti ini. Saya ke sini atas perintah ayah Anda. Saya adalah bangsawan Zenith.”Anne berpikir dengan memegang kepala, dia lupa keran penyakit kutukan yang membuat seluruh ingatan hilang bagai ditelan bumi dan disedot magnet.“Bangsawan Zenith, lama tidak berjumpa. Aku adalah Eve, si rambut panjang yang disanggul.”Eve tertawa, melihat kenalan lama masih sibuk mengeluarkan cat kuku dan membuat indah di hiasan kuku."Maaf, ini kebiasaan lama saya, karena saya adalah seorang wanita. Saya datang ke sini un

  • ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU   Eve Memberi Simbol

    Awan yang gelap membuat Anne dan Eve tidak bisa mengistirahatkan badannya. Mereka berdua melihat langit yang bersinar, lalu Eve kemudian berjalan dan menemui seorang penyihir kera. Meski dia sudah pulih dan bisa bergerak bebas. Dia selalu berjalan dengan pelan.“Ini, aku memiliki beberapa bukti. Kakak jangan cemas. Kak Anne akan selamat,” ucap Eve. Dia kemudian memberi isyarat, sambil menggerakkan jari supaya Alband dan putra mahkota tidak melihat.Eve memberi simbol supaya bisa pergi ke luar. Beberapa dayang sudah dilantik oleh Anne dan Eve, mereka berdua sengaja menyuruh penyihir kera untuk datang mencari perlindungan supaya bisa ke luar dari Villa.Alband dan Putra Mahkota menyuruh Anne dan Eve untuk melakukan purifikasi setelah racun dan sihir kutukan sudah berhasil dikendalikan.Familia Alband mengirim beberapa buku ke vila, namun itu tidak akan membuat Anne untuk menetap di vila. Makanya Anne menyuruh Eve untuk berbicara menggunakan simbol, dia juga memberi label kerajaan.Seket

  • ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU   Kera Berubah Penyihir

    Famili penyihir hutan, perempuan itu kemudian berjalan sambil memakai pakaian berwarna hijau.“Kamu terlihat keren sekali,” ucap Anne. Mata Anne melihat dari atas sampai bawah penampilan kerabatnya. Penyihir hutan yang menampakkan wujudnya, memasukkan tangan ke saku dan mengeluarkan buah yang berwarna merah. “Ini cery, dimakan saja. Aku sudah menyiapkan untukmu.”“Pantas saja, kamu buru-buru ke sini dan berubah wujud jadi kera supaya tidak ketahuan penjahat.”Wanita yang suka berubah menjadi kera atau manusia, sudah mengetahui tentang kejadian alam. Dia memberi tahu Anne dan kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Anne.“Aku bisa meramalkan, jika kiamat di hutan segera datang.”“Maksudmu apa? Kenapa berbicara begitu?”Kemudian wanita itu kemudian memperlihatkan teknik sihir, dia yang sudah meneliti kerusakan kemudian menunjukkan hutan sekarang. Tanaman yang hijau di hutan sihir menjadi layu dan tercemar aura jahat sihir hitam yang membuat semua binatang di hutan sihir tampak sepert

  • ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU   Kera Datang?

    Di hutan, seekor kera mulai mencari bau kerabatnya. Dia kemudian memanggil beberapa kerumunan kera, seekor kera itu kemudian berbicara pada kera betina. Dia mulai bertanya, namun tidak menemukan sebuah jawaban.Sementara, di vila, Anne dan Eve kejang-kejang. Anne mengalami badan yang panas dan Eve mengalami sekujur tubuhnya membeku. Anne dan Eve belum bisa makan, padahal dia seharusnya mengisi lambung supaya tenaga tidak habis untuk membuat jantung memompa dengan normal.Seekor kera itu yang berubah menjadi manusia, tiba-tiba saja mencium aroma kerabat yang semakin dekat.“Aku harus segera sampai, kerabat yang aku rindukan dalam masalah.”Kera itu membawa minuman kuas, dia sudah membuat dengan sangat hati-hati untuk perjalanan yang jauh.Kera itu mencari beberapa pohon, supaya dia tidak berputar sepuluh kali mengelilingi hutan. Karena dia pernah berputar sepuluh kali, ketika diminta Anne dan Eve saat berusia lima belas tahun.Untung saja dia membawa lampion sihir, supaya tidak tersesa

  • ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU   Anne Dan Eve Bersembunyi?

    Tiga hari, setelah Anne dan Eve mengalami kejang-kejang dan panas yang tidak turun. Akhirnya mereka sadar. Mereka berdua bersembunyi di vila yang dibangun oleh orang tua mereka. “Kak, jantungku mau copot. Aku tidak tahan lagi, aku tidak mau mati.” Anne melihat adik kandungnya terbaring lemah, dia mencoba namun tiba-tiba muntah darah. Untung saja Alband dan Putra Mahkota berhasil datang membawa tabib kepercayaan. Anne dan Eve kondisinya belum stabil, mereka berdua tiap hari meminum obat dan berendam di air yang sudah diracik. “Alband, bagaimana dengan ayahku? Apakah dia tidak terluka?” “Anne, ayahmu sudah aman. Putra Mahkota sudah membawa kesatria. Ayahmu menyuruh kami berdua untuk membawa kamu dan Eve ke vila yang sudah lama tidak dihuni.” Putra Mahkota kemudian menjentikkan jari, lalu lampu-lampu kemudian menyala. Tabib istana berusaha mengobati Anne dan Eve, namun wajah tabib tampak kusut dan membuat ke dua lelaki itu menjadi penasaran. Sudah dua jam belum ada perkembangan, i

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status