Share

Raja Sedang Rapat

Di sebuah aula, ada beberapa bangsawan yang berdiri menghadap raja penyihir putih. Mereka berdiri dan berbisik-bisik sedang menunggu kedatangan raja. Karena rapat kerajaan harus ada seorang raja untuk memutuskan sebuah kasus atau masalah.

 

Di dalam kamar, Anne menggunakan kekuatan untuk ke aula. 

 

“Nona, simpanlah kekuatanmu. Aku yang akan antar,” ucap dayang. Dayang kepercayaan Anne kemudian mendorong kursi roda dan mengantar Anne ke luar. Di tempat tinggal Anne, khususnya di hutan tempat para penyihir tidak pernah ada matahari sekalipun. Karena hutan ini terletak di dekat Norwegia dekat Rjukan dan ketutupan lereng yang curam dan pegunungan. 

 

“Hutan ini tidak ada mata hari ya,” ucap dayang yang bersama Anne. Wanita yang menjabat sebagai putri mahkota itu tersenyum mendengar ucapan dari dayangnya. Anne duduk di kursi roda, sementara perasaannya tidak tenang dan jantungnya berdegub sangat tidak teratur. 

 

“Dayang, jika aku tiba-tiba sekarat lagi saat memulai rapat. Jangan menangis, aku tahu kamu sudah bekerja di istana dan merawatku,” ucap Anne yang sedang menikamti udara dingin. Ia duduk di kursi roda dengan santai, lalu kemudian ia mengeluarkan kaca sihir dan melihat bagaimana situasi di aula. “Kelihatannya, raja belum masuk ruangan. Aku masih tidak yakin, akan tiba saat aku masih bergelar putri mahkota dan sekarang mendampingi ayah.”

 

“Anne, kamu mau kemana?” tanya lelaki yang muncul dari serbuk biru. Lelaki itu kemudian melangkah dan menuju putri Anne, wanita yang dipanggil Anne itu langsung meneteskan air mata karena mengerti sikap duke. Duke dari istana sihir tidak memperbolehkan Anne datang ke ruang rapat, bukan masalah pacar Anne itu membela bangsawan yang korup di kerajaan sihir melainkan karena melihat Anne yang tiap hari kejang-kejang dan tidak bisa berpikir.

 

“Anne, kumohon jangan pergi ke aula. Ayah dan ibu kamu akan marah bila aku tidak bisa menjaga putrinya. Ayahmu berpesan untuk menyiapkan diri bila terjadi sesuatu,” ucap kekasih Anne. Lelaki itu melangkah, dayang kemudian menghentikan kursi roda.

 

“Aku harus menjadi mata buat adikku, duke. Kamu tahu kan, adikku sedang merawat kesatria yang terluka karena perang.”

 

“Aku tahu, tetapi baginda raja sedang membuat keputusan besar,” ucap duke. 

Di aula, raja memasuki istana dan pintu juga terbuka. Para bangsawan yang sedang berbisik-bisik itu tidak memperdulikan baginda raja.

 

“Baginda-.” Ucapan dari kesatria dihentikan oleh raja. “Tetapi, mereka semua telah meremahkan anda yang mulia,” lanjut kesatria.

 

“Sudah selesaikah reuninya, kalau belum teruskan. Saya juga baru sampai aula habis dari auditing dan dapur istana,” ucap raja. Saat yang mulia raja berkata dapur istana dan auditing, para bangsawan tiba-tiba terdiam.

 

“Bukankah rapat ini membahas yang mulia Anne. Kenapa membahas auditing dan dapur istana?” tanya salah satu bangsawan yang memakai seragam Eropa.

 

“Bangsawan di sini berani meremahkan putri saya yang cacat. Selama kalian berfoya-foya dan menyiksa rakyat sihir terus menjual ramuan secara curang di dunia manusia, Anne dan Eve mengirim seorang Assasin untuk membuntuti kalian.”

 

“Yang mulia, sungguh hamba merasa bersalah ampuni hamba atas kekejaman hamba,” ucap bangsawan itu dan sujud minta belas kasihan. 

 

“Dewa saja tidak akan pernah memberikan ampunan kepada orang-orang yang tidak berlaku adil di dunia, masa saya sebagai manusia harus mengampuni kamu. Kalau kamu mau saya beri ampun, Anne tetaplah putri mahkota dan barang-barang kalian yang mewah seluruhnya saya sita dan jual murah ke penyihir di sekitar kerajaan ini.”

 

“Hugo, berapa kerugian yang ditimbulkan oleh bangsawan penyihir di wilayah Alvertina?” tanya Raja. Lelaki yang memakai baju kekaisaran bahkan sudah berusia ratusan tahun itu maju dan duduk di singga sana. 

“Seluruh kerugian mencapai 3 kantong beras yang berisikan emas. Mereka telah melakukan kecurangan untuk membuat para petani, pengrajin, dan penjual makanan merugi karena tidak ada uang pajak yang diberikan oleh bangsawan. 

Bahkan, para bangsawan meminta pajak transportasi sedangkan transportasi bangsawan sungguhlah canggih karena sihirnya memiliki level yang sama dibandingkan rakyat jelata.”

 

Di lorong yang berdekatan dengan kamar tidur, ada Anne, Duke, dan dayang yang sedang berdiri. Mereka bertiga sedang berhenti, duke sedang berbicara.

 

“Anne, apakah kamu tidak ingin pernikahan kita dipercepat?” tanya duke. Ia kemudian duduk dan tepat di depan Anne yang sedang duduk di kursi roda. 

 

“Aku ingin segera menikah denganmu. Tetapi, aku ingin membahagiakan adik dan ke dua orang tuaku. Sebagai calon ratu di masa depan, aku tidak mungkin mendahului keperluan pribadi,” ucap Anne.

 

“Baiklah, aku akan mengantar kamu ke aula.” Duke kemudian berdiri dan melangkah ke belakang. “Dayang, kamu ikut denganku. Aku akan mengeluarkan sihir portal untuk mempercepat kedatangan.” Lalu seorang kesatria juga mengikuti Anne, duke, dan dayang untuk pergi menuju ruang tempat pertemuan raja dan para bangsawan.

 

Duke mengeluarkan sebuah tongkat, lalu ia mengucapkan sebuah mantra.

 

“Portal sihir percepat perjalanan.” Lalu muncul sebuah portal. Duke, Anne, kestaria dan dayang kemudian masuk ke sebuah portal dan mereka menghilang. 

 

Di sebuah aula, raja sedang duduk dan memegang kening. Para bangsawan yang berada di bawah podium tampak kusut.

 

“Apakah kalian masih mengelak dan berkata bahwa tidak melakukan kesalahan. Jika kalian tidak bersalah, saya turunkan pangkat kalian menjadi rakyat biasa dan saya akan memperkerjakan pekerja dari kasta rendah.”

Saat raja duduk, ada satu bangsawan maju dan bersujud.

 

“Yang mulia, hamba minta ampun dan akan bertobat dengan mengasingkan diri. Tolong jangan turunkan pangkat hamba,” ucap bangsawan yang memakai pakaian Eropa. Ia bersujud lama, kemudian raja turun dan menemui lelaki yang bersujud..

 

“Baiklah, saya akan mengampuni kamu. Namun, kamu harus mengakui Anne adalah penerus istana sihir dan kamu harus mendidik Anne,” ucap raja. Kemudian ia duduk jongkok dan menyuruh bangsawan untuk berdiri. “Berdirilah, aku sudah mengampuni kamu. Dan aku akan membebaskan kamu dan kelurga kamu supaya tidak diturunkan pangkat.”

 

Saat raja dan para bangsawan sedang membahas kasus, muncul sebuah portal dan keluarlah Duke, Anne, kesatria dan dayang dari portal. Namun, mereka berempat masih di luar dan belum masuk ke aula.

Saat Anne sedang menguping pembicaraan di aula, ada sebuah surat yang muncul di tangannya.

 

“Putri, ada surat. Apakah anda bersedia saya buka kan dan baca isi surat,” ucap dayang. Putri Anne menggeleng, kemudian ia membuka dengan tangan yang lemah dan mengeluarkan kertas. Surat itu kemudian ia pegang dan baca.

 

Dear Anne 

Ini adalah pacar Eve, Eve dan aku sedang menolong rombongan. Jaga kondisi kamu, aku tidak ingin melihat sahabatku sedih setiap hari memikirkan kamu. Setiap tidur, ia tidur larut malam dan berkata “Apakah Anne baik-baik saja?” aku jadi tidak tenang. Oh iya, aku sebagai putra mahkota juga sudah mengirimkan berkas-berkas kasus penyelundupan obat-obat yang akan dikirim ke istana dan berkasnya sudah ada di tangan butler dan ayahmu. Jadi kamu tidak usah panik, aku akan menjaga saudari kembarmu. Kamu juga pasti tidak tenang dengan kesehatan Eve. Eve sudah ku buatkan obat dariku.

Dari Putra Mahkota Elfarin Albert

 

Anne tersenyum, Putra mahkota setiap hari berbahasa yang tidak formal dan menulis surat yang tidak formal karena kedudukan status Anne dan Putra Mahkota berbeda. Putra Mahkota Elfarin dari negeri selatan lebih tinggi kedudukannya dibanding Anne. Sehingga setiap mengirimkan surat ucapannya terkesan seperti adik dan kakak.

 

Kemudian, Anne lalu maju dan menyuruh penjaga pintu aula membuka kan pintu gerbang. Seorang laki-laki yang berada di aula terkejut terkejut, ia melihat seorang yang dibicarakan keburukan bahkan dihina dengan kata ‘Putri cacat’.

“Ampun … ampun … ampun ….”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status