Share

ANNE MERASA BERSALAH

Saat memasuki aula pertemuan, Anne diantar oleh kekasihnya. Ia duduk di kursi roda, namun air matanya menetes karena banyak para bangsawan yang tidak mau mendengarkan saran dari raja.

“Kenapa kamu ketakutan, apa merasa berdosa telah menghina keluarga kerajaan?” tanya Anne yang mengusap air mata yang menetes.

“Anne, kenapa kamu di sini nak?” tanya Raja. Ia turun dari singgasana dan berjalan menuju putri Anne. Air mata menetes karena sedih, kemudian dia mengelap dan terus berjalan. Raja tidak boleh sedih di depan banyak rakyat dan bangsawan.

“Para bangsawan, apakah kalian tidak menyadari ketamakan kalian. Sekarang kita sedang membantu dunia manusia melawan musuhnya. Banyak para kestaria yang terluka,” ucap Anne. Kemudian ia menyebarkan bukti yang sudah didapatkan dari mata-mata yang disuruh untuk mengamati para bangsawan. Wanita itu mengeluarkan kekuatan sihir di saat penyakitnya masih datang tanpa mengenal usia dan waktu. Sihir keluar dan warna sihir itu kebiruan, kemudian Anne membaca mantra. Lalu satu per satu bukti berada di tangan bangsawan.

“Ayah maafkan Anne yang lemah. Anne akan membuktikan bahwa kelemahan adalah penyemangat hidupku.” Anne kemudian mengelap air mata dan tangannya mengeluarkan bola api. “Di tangan saya ada bola api yang siap menerkam para bangsawan yang mengkritik saya dan berlaku semena-mena terhadap saya dan Eve.”

“Wahai putri cacat. Apa kamu pikir saya percaya dengan bukti ini saja.” Salah satu bangsawan menunjukkan selembaran kertas audit keungan yang disembunyikan olehnya. Dan kemudian Anne berkata.

“Tiara, kamu boleh masuk dan bawa saksi itu dengan hati-hati.”

Empat hari yang lalu, Anne telah merencanakan sesuatu yang matang. Dia menyuruh Tiara untuk membawa seseorang rakyat jelata yang ditindas oleh beberapa bangsawan. Sementara itu, di luar cuaca sangat dingin. Butiran berwarna putih turun dengan lebat di luar. Anne kemudian mengeluarkan syal dan memasangnya.

“Nona, saya sudah membawakan orang-orang yang jadi korban.”

“Bawa masuk mereka untuk menjadi saksi di aula. Karena sekarang kita butuh mereka,” ucap Anne. Wanita itu juga mengeluarkan seekor peliharaannya. Seekor kucing sihir keluar dari persembunyiannya. Dalam sekejap, kucing itu berubah menjadi seorang wanita yang anggun.

“Selamat pagi raja dan para bangsawan. Perkenalkan saya adalah asisten dari putri Eve dan Anne yang ditugaskan di dapur,” ucapnya. Dengan berpakaian anggun dan layaknya sebagai seorang pengecek makanan.

“Lanjutkan, Yurina. Kamu sudah mendapat beberapa orang yang mencurigakan di dapur?” tanya Anne. Lalu muncullah peri hutan, peri hutan itu bernama Dryad dan peri itu kemudian melihat bangsawan-bangsawan dengan mencium bau yang tercium. “Ada apa Dryad. Kenapa kamu melihat mereka begitu serius?” tanya Anne pada Dryad. Wanita yang duduk di kursi roda kemudian mengeluarkan tongkat sihir dan mengucapkan mantra. 

“Wahai tongkat, keluarkan barang-barang yang terlarang di saku para bangsawan.”

Kalau Dryad sudah datang. Urusannya tambah besar, karena Dryad adalah peri hutan yang menjaga perbatasan hutan sihir dan manusia. Pasti para bangsawan mengambil di tempat manusia dan tanpa izin dari Dryad. Pikir Anne dengan tatapan ke bangsawan. Ia menggelengkan kepala.

“Baginda raja. Saya sangat kecewa dengan beberapa bangsawan. Saya sudah bilang tolong jaga ekosistem di hutan sihir dan manusia, namun mereka malah mengambil dan membuat ramuan palsu,” ucap Dryad.

“Itu kan tanaman yang bisa menjadi pemanis alami. Dan kenapa ada di tangan tuan Marquez Sendri?” tanya raja keheranan.

“Kalau saya boleh menambahkan. Jawabannya ada pada masakan yang diberi ke nona Anne dan Eve. Dayang setia nona Anne dan Eve yang menyuruh saya untuk melaporkan ke nona Anne.”

Malam, saat dua hari akan diadakan rapat dayang istana berlari ke tempat mata-mata yang dipercayai oleh Anne dan Eve. Napasnya terputus-putus, cuaca dingin sekali.

“Nona Yurina, apakah anda ada di dalam? Apakah Nona Yurina bisa membukakan saya pintu kamar anda?” tanya dayang kepercayaan putri Anne. Saat ini, Raja sedang membaca masa lalu Yurina dan menerawang memakai sihir.

“Jadi, Yurina dan dayang bertemu karena ada waktu mendesak. Saat saya mencari dayang untuk diutus mengobati Anne.”

Rapat di aula semakin tegang, bangsawan yang ketahuan wajahnya berkeringat dan memegang ke dua tangan karena takut.

“Saat itu saya terkejut. Kenapa dayang kepercayaan Anne datang menemui saya? Lalu dia menyerahkan bumbu yang tidak pernah ada di dapur sihir. Bumbu itu adalah pemanis alami yang terbuat dari tanaman tebu yang ditanam oleh manusia untuk proyek ilmiah.”

Anne menggerakkan kursi roda, wajahnya tampak sedih dan bersalah. Jika aku bisa berjalan dan tidak lemah, para bangsawan tidak akan seperti ini pada dayangku dan membuat masalah di istana. Ibu juga sudah melacak sihir, namun tidak ditemukan sama sekali saat ibu melacak. Tiga hari aku terapi dan tiga hari baru ketahuan siapa yang bersalah.

Anne berdiri perlahan-lahan, ia berjalan dengan bantuan dayang kesayangan dan pacarnya. Namun, wanita itu menolak dan berjalan perlahan-lahan.

“Anne minum obat ini. Aku sudah membuatkan supaya kamu tidak sakit.”

Duke bisa membaca ada energi yang menggumpal di otak Anne. Duke mempunyai mata yang bisa merasakan energi yang berlebihan. Anne kemudian mengambil obat itu, kursi roda didekatkan ke Anne. Wanita yang memegang botol kemudian duduk perlahan. Anne kemudian membuka botolnya dan meminum obat itu.

“Duke, maafkan aku telah membuat kamu sedih.”

Duke yang melihat wajah kekasihnya menjadi muram langsung duduk dengan mencium kening Anne. 

“Untuk apa kamu minta maaf padaku. Kita memang sedang diuji.” Duke kemudian memegang tangan Anne, wanita itu meneteskan air mata. Bagi dia tak mungkin menjadi seorang kekasih, apa lagi menderita penyakit mematikan.

“Duke, tapi aku lagi sakit tumor. Apakah keluarga kamu tidak malu memiliki menantu yang sepertiku dan tidak bisa membuat kerajaan sihir menjadi makmur,” ucap Anne. Anne tidak menyadari bahwa duke setiap hari berkunjung ke tempat kekasihnya. Setiap Anne kejang-kejang, duke datang menolong dan meminumkan obat sampai terapi. Setiap bangun, Anne tidak tahu wanita yang disebelahnya bahkan lelaki yang bersamanya.

“Coba kamu sentuh kepalaku. Lalu baca yang ada di kepalaku,” ucap Duke. Ia kemudian memegang Anne dan melanjutkan untuk menempelkan tangan wanita yang di kursi roda ke kepala duke.

Lalu Anne mendengar teriakan duke.

“Anne, aku mohon kamu harus kuat. Tidak usah memikirkan dirimu dan Eve. Aku tahu kamu sedang mengalami sakit karena kutukan.”

Saat ini, Anne melepas tangan dan keluar air dari matanya yang membasahi pipi. Duke kemudian mengelapnya dan mengeluarkan sebuah sapu tangan yang ia sulam. 

“Biasa seorang wanita yang memberikan sapu tangan ke seorang kekasih. Namun, sekarang aku yang memberi karena tidak mungkin seorang lelaki tega memaksa calon istrinya untuk menyulam ketika calon istri masih sakit.”

Sapu tangan itu kemudian keluar dan berlambang kerajaan di kain. Kerajaan itu kerajaan penyihir putih tempat Anne dan kekasihnya. Anne kemudian menggerekkan perlahan-lahan tangannya, wanita itu kembali tersenyum karena duke yang memberi sapu tangan.

“Kini, aku tidak merasa bersalah pada ayah dan semua orang yang ku cintai.”

Lalu Anne menghela napas dan membawa seorang mata-mata yang sudah ditangkap. 

“Ayah, ada sebuah kejutan besar untukmu.”

Anne mengeluarkan sihir dan muncul seorang wanita yang bukan dari kalangan penyihir putih.

“Kamu, beraninya kamu mencelakai putriku.”

Anne tersenyum karena raja sudah berhasil mengendalikan aliran sihir yang mematikan.  Wanita yang diikat itu melotot ke lelaki yang sedang memegang sebuah senjata. Wanita itu kemudian mundur, Anne kemudian menggerakkan kursi roda dan menghentikan wanita yang diutus penyihir berjubah hitam. 

“Ini adalah fitnah! Yang Mulia Raja jangan percaya!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status