Dewi menatap ke arah Syl yang masih terkutat dengan layar ponselnya. Meskipun Dewi tahu bahwa Syl sedang chat dengan keluarganya, Dewi masih merasa tidak nyaman karena kejadian tadi sore. Jika Dayat tidak menemaninya, Dewi pasti sudah gemetar ketakutan. Bagaimana tidak, mungkin hanya Syl yang bisa membuat tiga orang itu terpesona. Dan karena mereka begitu terkenal, Dewi menjadi semakin takut akan keselamatan Syl. Masih mending hari ini Syl hanya dipindah dari repair core ke bagian sampah. Jika ada kesempatan kedua, serangannya mungkin tidak akan selemah ini.
"Kak Dew!"
Dewi melonjal kaget ketika dia mendengar Syl berteriak di telinganya. Tidak pernah berpikir bahwa Syl ternyata sudah selesai dari tadi. Dia sedang bingung mengapa Dewi menatapnya dengan kening berkerut. Ada rasa khawatir yang terpancar jelas di wajahnya. Membuat Syl merasa sangat beruntung bisa kenal dengan Dewi di sini.
"Kakak sedang mikirin apa? Mikirin para cewek gak jelas itu? Tenang aja. Syl
Syl tidak tahu apa yang akan dilakukan Maria saat ini. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengikuti dengan tenang di belakang Maria. Namun, setelah obrolan panjann dengan Dayat dan Norman, Syl bisa tahu gambaran lebih luas dari apa yang akan terjadi. Dan jika Syl bisa lolos seleksi saat ini, kehidupan kerjanya setelahnya akan menjadi sedikit lebih baik dan nyaman."Kita sudah sampai. Tunggu di luar dulu. Aku akan laporan dengan Kepala Bagian dulu."Setelah melihat Syl mengangguk, Maria masuk ke dalam kantor dengan tenang. Namun, sebelum Maria masuk, dia sudah memberikan tatapan peringatan kepada para QC lakk-laki yang bertugas dalam membuat lem. Hal ini hanya bisa membuat Syl terkekeh pelan. Benar-benar merasa para QC ini benar-benar imut."Syl, semoga betah di QC ya," ucap salah satu dari mereka. Syl sama sekali tidak tahu salah satu nama dari mereka. Namun, Syl pernah melihat cowok yang berdiri di dekat pagar. Saat itu, Syl melihat lelaki ini berjalan bersama Ande
Untuk sebagian orang, sebuah promosi adalah berkah. Namun, bagi Syl ini benar-benar sebuah masalah baru. Akan ada banyak tanggung jawab yang akan dia terima. Dan Syl hanya bisa menerimanya dengan penuh syukur. Lagi pula, dengan naiknya pangkat, gaji juga akan berubah. Seperti yang sedang diterangkan oleh Pak Restu sekarang."Kamu akan bertugas di line core sebagai inti, tapi kamu akan juga bertugas di Dryers untuk memastikan kelembapan dari core. Menurut diskusi kami, kamu akan berada di core selama dua minggu. Dan di Dryers selama satu minggu. Untuk di core, penanggung jawab kamu adalah Maria. Kamu sudah mengenalnya. Untuk di Dryers, kamu akan bersama dengan Danu. Perkenalan kamu dengan Staff QC akan dilakukan besok. Sekarang, kamu bisa ikut dengan Maria kembali ke core," ucap Pak Restu menerangkan. Dia memikirkan apa lagi yang harus dia ucapkan. "Satu lagi, masa percobaan untuk menjadi Staff QC adalah tiga bulan. Jadi, bekerjalah dengan baik. Aku menunggu hasil kerjamu," la
Hari-hari Syl sebagai QC dimulai setelah hari dia lolos seleksi pribadi. Syl akan berkeliaran di sekitar Maria. Atau mungkin akan berada di sisi Kepala Bagian Mekanik untuk menanyakan cara kerja dari mesin Join Core. Hal ini membuat para fans Syl sama sekali tidak bisa mendekati dia dengan alasan apapun. Contohnya saja seperti Erpan. Dia mengira bahwa Syl akan sama seperti Shifa. Sayangnya, ketika dia memanggil QC yang datang adalah Maria. Lalu, setelah mendengar peringatan Maria, Erpan hanya bisa menahan dirinya sendiri."Gimana bisa?"Pak Winarto—Kepala QC—dengan rajin memantau perkembangan Syl. Untuk para atasan, Syl termasuk dari talenta berbakat yang sulit ditemukan. Jadi, Pak Win sendiri tidak mau bila Syl menemukan sebuah masalah yang tidak bisa diselesaikan. Apalagi, menurut cerita Maria, Syl memiliki daya tarik yang tak bisa ditolak. Gadis itu sangat mirip dengan tokoh utama yang menjadi pusat tragedi tahun itu."Alhamulilah, selama ini belu
Syl duduk di depan messnya sambil merenung. Dia sama sekali tidak menanggapi orang-orang julid yang setiap saat datang menghampiri. Bahkan Mak Nem merasa cukup heran dengan wajah Syl yang bingung. Dia segera mendekati Dewi yang sedang teleponan dengan orang tuanya. Menurut Mak Nem, Syl sedikit mengkhawatirkan."Mak Nem bilang apa? Ada apa sama Syl?" tanya Dewi dengan bingung. Dia segera mematikan sambungan teleponnya bahkan tanpa menyebutkan salam. Semua yang berkaitan dengan Syl membuat Dewi takut."Dia bengong gitu di depan. Gak pernah ngomong apapun juga. Jadi, Mak sendiri juga bingung ngehadapinnya gimana. Soalnya gak jawab pertanyaan dari Mak sama sekali," jawab Mak Nem degan nada khawatir.Dewi menatap sekeliling dengan penasaran sebelum tatapan terpaku pada Mun. Hal yang pertama kali Dewi pikirkan adalah nahwa Mun sedang merencanakan sesuatu. Namun, setelah melihat wajah penuh arimata Mun saat menonton drama korea, Dewi tahu bahwa ini bukanlah apa y
Syl bangun pagi dengan sedikit cepat. Ini membuat Mak Nem menoleh dengan kaget ke arah Syl. Semenjak Syl bekerja di staff QC, Syl akan bangun lebih lambat dari Dewi. Lalu, dia akan melakukan segalanya dengan tergesa-gesa. Mak Nem sudah selalu mengingatkan agar Syl tidak tidur lagi setelah subuh. Namun, wajah lelah Syl membuat Mak Nem merasa kasihan dengan gadis itu."Tumben udah bangun Syl," gurau Mak Nem sambil tersenyum."Enggak tahu deh, Mak."Syl hanya tersenyum malu dengan gurauan Mak Nem. Tidak mungkin dia mengatakan bahwa dirinya benar-benar bangun cepat karena chat pengingat Imam bukan? Apa lagi saat ini, Syl akan berada di dryers untuk yang pertama kalinya. Danu dan Anjar yang merupakan QC dryers sudah memberitahunya berulang kali untuk secepatnya belajar dryers. Karena dia sendiri sudah mengerti dengan quality core, dia tidak lagi bisa menghindar dari masalah ini sekali lagi.Syl melakukan kegiatan paginya dengan santai. Bahkan Dewi melihat Syl
Syl menatal Maria dengan bingung. Dia tidak tahu apa yang menjadi sebab dinginnya suhu line core. Meskipun Syl merasa kalau matahari bersinar dengan teriknya. Bahkan, para operator menjadi setenang ini. Sebenarnya Syl agak menyesal untuk mengintip ke line core. Namun, Syl takut bila Maria membutuhkan bantuan. Itulah yang menyebabkan Syl meminta izin pada Danu untuk datang ke line core."Kak Maria, ada apa?" tanya Syl dengan bingung.Maria melihat ke arah Syl dengan sabar. Dia tahu bahwa Syl tidak sengaja. Namun, kedekatannya dengan Imam memang tidak cukup wajar. Menurut Maria, Syl tidak akan bisa dekat dengan orang lain secepat itu. Dan Syl dan Imam ini bahkan membuat geger banyak orang termasuk Pak Win dan Pak Restu."Syl katakan dengan jujur, kamu dan Imam ada hubungan apa?" tanya Maria dengan serius. Sedangkam Syl yang ditanya hanya melongo. Dia bahkan baru bahwa Norman dan Faiz sudah berada di sampingnya."Bang Norman dan Bang Faiz kapan sampai sini?
Waktu berlalu begitu cepat ketika kita tidak ingin hari-hari berlalu. Saat ini, Syl masih enggan bangun dari ranjangnya ketika dia mendengar layar ponselnya berdering. Ini mengingatkan Syl dengan ajakan Andera kemarin. Dia benar-benar tidak bisa menghindari hal ini. Bahkan Dewi sudah mewanti-wanti dirinya untuk tidak menghindarinya. Dan dari Dewi juga dia tahu bahwa rumor tentangnya sudah sampai ke halaman atas. Halaman atas ini sebenarnya adalah tempat para petinggi tinggal."Hallo," sapa Syl dengan malas."Baiklah. Aku baru saja bangun. Kasih aku satu jam untuk mandi dan bersiap-siap."Syl hanya bisa menggerutu ketika panggilan telepon itu berakhir. Dia menatap layar ponsel dengan sedih sebelum melihat jam yang terlihat di layar. Saat ini baru pukul delapan pagi, Syl tidak tahu mengapa Andera bisa bangun tidur secepat ini padahal di hari libur. Benar-benar cowok yang sangat mendekati sempurna."Baiklah. Ayo pergi mandi!"Syl bangkit dari ranjangn
Akhirnya setelah menunggu sepuluh menit, Syl dan Andera akhirnya melihat batang hidung Imam. Dia masih menggunakan kaos yang sama. Hanya saja, dia mengganti celana jinsnya dan juga memakai jaket jins. Membuat dandanannya sedikit terlihat rapih. Taksi online yang dipesan Andera sudah datang dari tadi. Mereka hanya menunggu Imam untuk balik mempersiapkan diri."Maaf kalau terlalu lama," ucap Imam dengan sedikit rasa yang tidak enak."Enggak kok. Cuma sepuluh menit," ucap Syl sambil melihat jam tangannya. Dia melirik ke arah Andera yang sepertinya enggan untuk bangun. "Bangun woy," ucap Syl dengan lantang."Kamu ternyata punya bakat buat jadi penagih hutang. Teriakan dan pukulanmu sakit banget," gurau Andera.Syl sebenarnya agak bingung, Andera saat ini dan Andera di tempat kerja entah bagaimana sangat berbeda. Namun, Syl tidak menemukan di mana perbedaannya. Mungkin itu hanya sesuatu yang Syl rasakan. Dan sepertinya perubahannya itu cukup baik. Jadi, Syl ti