Share

Bab 2

Penulis: Isna
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-24 22:04:16

Aisya, dan Nisa berjalan menuju kantin sekolah, mereka memesan dua porsi mie Ayam dan dua gelas es jeruk. Saat asyik menikmati makanan mereka, dari arah belakang terdengar suara.


"Hai, boleh gabung, gak." Kata seorang lelaki dari arah belakang, Aisya menoleh dan melihat Reno yang membawa makanan, Reno segera duduk di depan Aisya.

"Silahkan" jawab keduanya.

"Terima kasih" kata Reno, sambil memandang Aisya dengan mata berbinar.

" Makin cantik aja lo, Sya" kata Reno tanpa mengalihkan pandangannya dari Aisya.

Aisya, yang merasa terus dipandang oleh Reno merasa risih, ia memutar bola matanya dengan jengah.

 "Lo, kesini mau makan, apa mau gombalin Aisya,sih." Kata Nisa

"Ya, mau dua-duanya. Sayang banget kan pemandangan indah yang berada didepan mata, untuk dilewatkan" kata Reno 

"Geli, gue dengarnya" cibir Nisa

"Yey, lo mah sirik aja, Aisyanya aja santai-santai aja dianya" kata Reno, tanpa mengalihkan pandangan dari wajah Aisya yang cute abis menurut Reno.

Sebenarnya, Reno sudah lama menaruh hati pada Aisya, tetapi Aisya gak pernah menggubrisnya, katanya dia gak mau pacaran, maunya nikah dulu, baru pacaran gitu prinsipnya. Tapi Reno gak masalah kok dia tetap berjuang untuk mendekati Aisya. Reno ini ganteng, putih, tinggi, cool, pokoknya perfect lah, dia juga jadi idola ciwi-ciwi di sekolahnya. Tapi biasa saja kalo menurut Aisya karena dia gak ada rasa sama si Reno. Bukan berarti dia gak suka cowok ya, dia suka kok, hanya saja Reno bukan tipenya.


"Sya, ntar malam jalan, yuk." Ajak Reno

"Sorry, Ren. Gue gak bisa, soalnya gue udah ada janji sama Abang gue" tolak Aisya.

"Oh, gitu, ya." Kata Reno lagi-lagi dia mendapatkan penolakzn untuk yang kesekian kalinya.

"Iya, sorry banget ya. Gue betulan gak bisa" kata Aisya, karena ia merasa kalo Reno kecewa dengan penolakannya.

"Ya, gapapa kok, santai aja lagi" jawab Reno

Aisya, dan Nisa sudah selesai makannya, sebelum bangkit dari duduknya mereka bilang " duluan ya, Ren" ucap keduanya berbarengan. Reno hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban, karena mulutnya masih penuh oleh makanan.

Mereka, berjalan beriringan meninggalkan kantin sekolah, yang mana si Nisa bilang begini " Kenapa, gak loe terima aja sih ajakannya, Reno.?" Tanya Nisa

"Ya, gue malas aja. Lagian gue juga udah ada janji betulan sama Abang gue" jawab Aisya

"Kan, cuma jalan aja, Sya" 

"Gue, gak mau ngasih dia harapan. Kalo gue terima ajakan dia pasti dia berpikir bahwa gue ngasih dia kesempatan buat dekatin gue, padahal gue kan gak ada rasa sama dia, gue takut dia kecewa pada akhirnya" jelas Aisya panjang lebar.

"Apa susahnya, sih. Kasih dia kesempatan,menurut gue dia ganteng, kalo dikata dia itu udah perfect banget lah" puji Nisa pada Reno.

"Lagian ni ya, dia tu udah lama suka sama loe, kasian tahu anak orang dicuekin terus." Lanjutnya 

"Ya, tapi dia bukan tipe gue" kata Aisya dengan bibir sambil mengerucut.

"Terus, tipe lo yang kaya gimana?" 

"Tau ah" kata Aisya seraya meninggalkan Nisa yang tertinggal di belakangnya.

=======

Bell pertanda pulang sekolah sudah berbunyi, Aisya dan Nisa berjalan menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputan masing-masing. Aisya menelepon Bang Dimas untuk menjemputnya, tetapi Abangnya itu gak bisa menjemputnya karena ada pekerjaan yang harus di selesaikan. Aisya menghampiri Nisa yang sedang duduk menunggu jemputannya.


" Eeh, lo pulang bareng siapa"  kata Nisa

"Tadinya, sih. Gue mau di jemputin Abang gue, pas gue telpon dia sibuk, jadi gak bisa jemput" kata Aisya pada Nisa.

"Ya, udah pulang bareng gue aja kalo, gitu." Ajak Nisa

"Gak, usah,Nis. Gue naik angkutan umum aja deh. Lagian juga arah pulang kita berlawanan" tolak Aisya, ia gak mau merepotkan sahabatnya tersebut apalagi arah pulang mereka berlawanan arah.

"Ya gapapa, Sya." 

"Makasih, Nis. Tapi gue mau naik angkot aja deh" katanya

" Benerin, neh. Gak apa-apa gue tinggal duluan" kata Nisa karena Mobil jemputannya sudah datang.

"Iya, gapapa" 

"Ya, udah gue duluan ya. Hati-hati lo" 

"Iya" jawab Aisya, Nisa pun masuk kemobilnya mereka saling berdadah melambaikan tangan.

Aisya, berjalan menuju halte untuk menunggu angkutan umum yang lewat. Entah kebetulan atau apa angkutan yang dia tunggu tak kunjung lewat juga. Sudah sejam dia berdiam diri duduk di halte sendirian. Tiba-tiba terdengar suara Motor yang berhenti di depan halte. Reno membuka helmnya dan menghampiri Aisya.

" Kok, belum pulang, Sya?" Tanya Reno

"Iya, gue lagi nungguin angkot lewat, tapi gak ada satu pun yang lewat" jelas Aisya.

"Ya, udah gue antarin aja kalo gitu, lagian kitakan searah" tawar Reno

Aisya, merima tawaran Reno, karena dia sudah lapar, dan capek duduk nunggu angkot yang tak kunjung lewat.

"Kok, lo baru pulang sih, Ren" Tanyanya sebelum naik ke atas boncengan Reno.

"Tadi, gue ada urusan sebentar" jawab, Reno.

"Oh"

Aisya, naik keatas boncengan Reno, yang mana Reno bilang "Pegangan, Sya" dan berujung mendapati pukulan Aisya dikepalanya yang dilapisi helm, tetapi Reno malah tertawa. Reno pun segera menyalakan motornya dan melaju perlahan membelah jalanan.

======

Aisya, dan Reno sampai di depan rumah Aisya. Ia segera turun dari motor Reno. "Makasih ya, Ren." Ucapnya

"Sama-sama, gue gak disuruh mampir dulu neh" celetuk Reno

"Eeh, lo mau mampir. Ya udah ayuk" ajak Aisya

"Gak kok, Sya. Gue cuma becanda. Serius betul nanggapinnya" seru Reno.

"Ya, betulan juga gapapa, Ren." Kata Aisya 

"Gak, Sya. Ya udah gue cabut dulu, ya." Pamit Reno

"Iya, hati-hati, Ren." Sahut Aisya dan dijawab Reno dengang mengacungkan jari jempolnya. Reno berlalu meninggalkan pekarangan rumah Aisya.

Aisya, mengucapkan salam dan segera masuk kedalam rumahnya, yang mana di ruang tengah sudah ada Bang Andra. 

"Cie dianterin siapa neh pulangnya" celetuk Bang Andra yang melihat Aisya berjalan menuju kamarnya.

"Teman" jawabnya singkat

"Teman apa teman, cie Adek gue dah besar sekarang" cicit Andra yang membuat Aisya cemberut.

"Apaan sih, Bang. Gak jelas banget deh"

"Bunda, Adek sekarang punya pacar" teriak Andra memanghil Bundanya

"Apaan, sih. Aisya gak ada pacaran tau" 

"Bang Andra, bohong, Bun. Aisya gak ada pacar-pacaran kok" teriaknya.

"Apa, sih. Kalian ini teriak-teriak" ujar Bu Dewi dari arah dapur

"Bang Andra, neh,Bun. Yang mulai" adu Aisya

"Dasar, tukang ngadu" ejek Andra

"Biarin" sahut Aisya, ia belari masuk kedalam kamarnya. Ia meletakan tas sekolahnya, dan melepas seregam sekolahnya. Ia masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri.


Aisya keluar dari kamarnya, karena perutnya yang lapar minta di isi. Ia berjalan menuju dapur mencari makan, syukur di meja makan sudah ada makanan yang dimasak Bundanya.

=====

Setelah selesai makan, ia duduk dulu di ruang tengah sambil menikmati tontom yang ada di Tv. Lama-lama dia bosan sendiri dengan tontonnya, ia memutuskan untuk masuk kekamar Abang.


"Bang Andra" sapanya saat sudah berada dikamar Abangnya itu.

"Hmmm"

"Abang, lagi ngpain, sih."

"Hmm" jawab Andra lagi

"Iss, Abang sariawan, apa gimana sih, dari tadi hmm, hmm melulu jawabnya" sungutnya

"Lo, gak liat gue lagi ngapain" 

"Emm, ya liat sih. Lagi baca Undangan"

"Nah, tu lo tau. Ngapain  mesti nanya lagi. Dasar bocah" cicit Andra yang membuat adiknya itu cemberut.

"Yey, Aisyakan. Cuma nanya, Bang. Gitu aja sewot"

" Tau ah, pusing gue"

"Coba, liat undangan dari siapa tu, Bang" Aisya langsung mengambil kartu undangan yang berada ditangan Andra.

"Jessi, hmm kaya pernah dengar ini nama" katanya

"Apa, jangan-jangan ini jessi. Pacarnya Abang yang wakyu itu" lanjutnya

"Hmm" kata Andra lagi sambil nganggukin kepala

"Wah, pantesan. Abang sensi betul kaya cewek PMS aja"

"Ternyata, di tinggal kawin sama pujaan hatinya" olok Aisya sambil ketawa

"Diam, lo" kata Andra karena tidak terima di tertawakan Adiknya

" terus, Abang mau datang ke nikahannya si jessi-jessi itu" tanyanya lagi

"Gak tahu."

" kok gak tahu, sih. Abang tu harus datang, tapi harus bawa gebetan. Biar si jessi itu tahunya Abang sudah move on dari dia" papar Aisya memberi saran pada Abangnya.

"Hmm, tapi masalahnya gue gak punya gebetan"

"Hmm, gini aja Abang cari aja cewek yang bersedia jadi pacar pura-puranya Abang"

"Abangkan, banyak punya kenalan cewek, gitu aja gak tahu"

"Ya, tapi masalah teman-teman cewek Abang udah punya pasangan semua"

"Ya, cari aja siapa gitu" kata Aisya

"Gak ada" kata Andra, yang mana dia melirik dan memperhatikan Aisya sambil menyelidik. Dan tercetus lah ide gila dari otaknya.

"Apaan sih, Bang. Liatin Aisya sampai segitunya. Aisya tau kok kalo Aisya ini dah cantik" cibirnya karena dia jengah dipandang Bang Andra.

"Gimana, kalo lo aja yang jadi pasangan pura-pura Abang" dan Andra langsung mendapat pelototan mata dari adiknya.

"WHAT" katanya sambil melotot 

"Biasa aja kali itu mata, gak usah sampe melotot segala. Kalo, dipikir-pikir ide lo ada benarnya juga, gue mesti bawa pasangan ke nikahan dia" kata Andra

"Mau, ya jadi pasangan Abang" bujuk Andra, ia malas kalau harus mencari cewek lagi yang mau di ajak pergi kepesta, kalau perginya sama Aisya kan dia gak mesti ngeluarin uang buat bayar jasa wanita yang ia sewa buat jadi pacar pura-puranya.

"Ogah banget gue" tolak Aisya dengan ide gila Abangnya itu, ia pikir Abangnya sudah tidak waras karena di tinggal nikah sama mantan pacarnya.

Bersambung...

Di tunggu kritik dan sarannya. Saya masih pemula masih banyak kekurangannya. Semoga suka.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dian Marzuki
seruuu juga ceritanyaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • AISYA ( INDONESIA )   End

    Putra Aisya dan Reyhan yang bernama Rasya kini usianya sudah menginjak tiga tahun. Saat ini Aisya sedang sibuk di dapur rumahnya membuat sarapan untuk anak dan suami tercintanya. Aisya membuat nasi goreng dengan tambahan telor ceplok setengah mateng, kesukaan Rasya. Anak Reyhan dan Aisya itu sangat menyukai olahan telor ceplok yang kuning telurnya setengah mateng.Usai membuat sarapan Aisya membangunkan suami dan anaknya."Abang, bangun...!" Aisya menepuk-nepuk lengan suaminya."Emm, cium dulu!" Ucap Reyhan dengan suara serak khas bangun tidur."Iss, manja banget deh. Buruan bangun ntar telat lagi ke kantornya.""Makanya cepatan cium dulu!"CupAisya mencium pipi suaminya."Bukan cium pipi, sayang. Tapi ini!" Reyhan manyun sambil menunjuk bibirnya."Gak, gak. Buruan mandi, atau gak ada cium sama sekali.""Dasar galak." Gerutu Reyhan, sambil menyingkap selimutnya, lalu duduk."Ngomong apa barusan?" Aisya melotot galak ke

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 35

    Reyhan mondar mandir dengan gelisah di depan sebuah ruangan, penampilannya terlihat kacau dengan pakaian yang penuh oleh noda darah. Sudah 30 menit yang lalu Aisya berada di dalam ruangan tersebut. Reyhan juga sudah menghubungi kedua orang tua beserta kedua mertuanya.Pak Ali dan Bunda Dewi sudah sampai di rumah sakit, dengan tergopoh-gopoh Bunda Dewi berlari menghampiri menantunya yang terlihat kacau itu."Bagaimana keadaan Aisya, Rey?" Tanya Bunda Dewi dengan bercucuran air mata. Setelah menerima kabar dari Reyhan bahwa Aisya menjadi korban tabrak lari, Bunda Dewi tak henti menangis."Belum tau, Bun. Reyhan juga masih menunggu kabar selanjutnya dari Dokter.""Ya Allah, Aisya...."ucap Bunda Dewi, ia terus menangis."Sabar, Bun. Kita berdoa saja semoga Aisya tidak kenapa-kenapa, dia anak yang kuat." Ucap Pak Ali lalu memeluk Bunda Dewi, dan menenangkan istrinya itu."Maafin Reyhan yah, bun. Gak bisa jagain Aisya." Ucap Reyhan pelan."Ini bukan salah kamu,

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 34

    Pagi ini Aisya dan Reyhan sedang jalan pagi di kompleks perumahan, kata orang-orang jalan di pagi hari saat hamil besar bisa memudahkan proses persalinan nanti. Apalagi saat ini usia kehamilan Aisya sudah memasuki usia delapan bulan, hanya menunggu beberapa minggu saja mereka akan segera menimang bayi mungil mereka."Bang, pengen itu!" Aisya menunjuk salah satu pedagang makanan. Biasanya saat pagi begini di komplek perumahan mereka banyak yang berjualan sarapan."Ayok, kita kesana." Ajak Reyhan sambil menuntun tangan Aisya ke tempat yang di tunjuk oleh Aisya.Reyhan mengambil satu kursi plastik dan menyuruh Aisya untuk duduk, kan kasian kalau bumil berdiri."Kamu tunggu di sini ya, Abang mau pesan dulu.""Iya, Bang.""Mang, lontong sayurnya dua, ya!" Pesan Reyhan pada Mamang penjual lontong sayur."Oh, iya mas. Tunggu sebentar, ya." Ucap Mamang tersebut, sebab dia bersama sang istri masih sibuk melayani pembeli."Iya, Mang." Sahut Reyh

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 33

    Aisya berlari mengikuti Reyhan yang sedang menarik koper miliknya. Hari ini mereka akan berangkat ke Surabaya."Pelan-pelan dong, yank! Gak usah lari-lari." Ucap Reyhan, saat suaminya itu menoleh ke arah belakang."Abisnya, Abang jalannya cepat betul, kaya kereta aja." Kata Aisya cemberut, Reyhan yang melihat wajah Aisya cemberut jadi gemes dan mencubit pipi istrinya dan menciumnya bertubi-tubi."Hei-hei... kalian ini!! Mau berangkat sekarang apa mau mesra-mesraan dulu?" Sontak Reyhan berhenti menciumi wajah Aisya, dan menatap Mami Rasti yang sedang berdiri di samping mereka. Aisya menundukan wajahnya yang sudah memerah."Ya, mau berangkat sekaranglah, Mi." Jawab Reyhan."Ayok, sarapan dulu....!" Mami Rasti merangkul Aisya."Kalian hati-hati di sana, ya. Kalo udah nyampe jangan lupa kabarin, Mami." Ucap Mami Rasti, saat Reyhan dan Aisya berpamitan."Iya, Mami. Kita berangkat dulu ya Mi, Pi." Reyhan dan Aisya bergantian mencium punggung ta

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 32

    Aisya duduk di sofa yang ada di kamar sambil memakan keripik kentang, tadinya Aisya dan Reyhan ingin pulang ke rumah orang tua Reyhan, tetapi tiba-tiba saja hujan turun dengan deras. Reyhan yang baru keluar dari kamar mandi menoleh ke arah istrinya yang sedang sibuk mengunyah keripik kentang."Kamu, udah gak merasa mual-mual lagi, Yang?" Kata Reyhan, sebab selama berada di rumah orang tuanya Aisya sama sekali tidak ada mual dan muntah."Gak, Bang. Malahan aku lapar terus ini." Sahut Aisya."Baguslah, yank. Kamu mau makan apa, yank?""Aku mau bakso, Bang." Waduh, pagi-pagi begini mana ada yang buka tukang bakso, batin Reyhan."Yang lain aja, Sayang. Ini masih pagi belum ada yang buka tukang Baksonya.""Hmm, Aisya mau makan nasi goreng aja, deh. Tapi yang bikin Abang.""Abangkan, gak bisa masak, yank.""Yah, padahal Dedeknya pengen makan nasi goreng buatan, Papanya." Ucap Aisya lesu.Tak tega melihat wajah istrinya yang

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 31

    Reyhan segera berlari keluar dari ruang kerjanya dan masuk ke kamar di mana Aisya sedang menangis sesegukan."Kenapa, sayang?" Kata Reyhan saat dia sudah duduk di samping Aisya."Abang kenapa tinggalin, aku." Ucapnya masih sambil menangis."Abang gak ke mana-mana kok, Sayang." Reyhan merengkuh tubuh Aisya dan memeluknya."Tapi, tadi Abang gak ada di kamar.""Iya, Abang tadi ke ruang kerja sebentar. Udah jangan nangis lagi, donk. Nanti cantiknya ilang." Ucap Reyhan seraya menghapus air mata di pipi Aisya."Jadi, Aisya jelek gitu." Sungut Aisya"Istri Abang cantik, selalu cantik. Udah jangan nangis lagi, oke." Bujuk Reyhan."Hmm, Aisya pengen ke tempat Bunda.""Iya, besok kita ke tempat, bunda. Sekarang Bobo lagi," bujuk Reyhan."Tapi janji, besok kita ke sana.""Iya, Sayang. Tidur lagi, ya.""Iya, tapi peluk. Abang jangan pergi-pergi lagi.""Iya, Abang gak ke mana-mana. Abang d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status