Share

Bab Tiga

Author: Aura_Aziiz16
last update Last Updated: 2022-02-23 00:18:10

Hari ini tanggal satu bertepatan hari Senin. Hari dimulainya aktivitas kantor setelah dua hari libur kerja.

 

Meski semalaman kulihat Mas Arya tidak tidur, asyik video call dengan istri mudanya yang kudengar-dengar bernama Maya tanpa peduli sakitnya hatiku mendengar kemesraan mereka, tetapi pagi-pagi ini wajahnya kulihat begitu sumringah. Tampak sangat bercahaya. Mungkin karena hari ini tanggal satu. Tanggal gajian.

 

Dari percakapan mereka berdua di kamar sebelah tadi malam yang sempat aku curi dengar, Mas Arya mengatakan akan memberikan uang gajinya itu pada istri mudanya itu. 

 

Tak tanggung-tanggung, ATM yang kemarin kukembalikan padanya katanya juga akan diberikan pada wanita itu agar Maya juga bisa merasakan enaknya menjadi seorang Nyonya Arya. Bisa ke salon, ke mall, belanja dan jalan-jalan di hari libur seperti yang biasa kulakukan. Begitu yang aku dengar dari percakapan mereka.

 

Entahlah, aku merasa Mas Arya memang sengaja bicara dengan suara keras tanpa rem, karena mungkin ingin membuatku cemburu dan menyesali keputusanku mengembalikan ATM itu kepadanya.

 

Tapi tidak! Jangankan menyesal, sedih saja tidak. Justru saat ini aku merasa sangat plong sudah bebas dari tanggungjawab berat yang sebenarnya selama ini kupikul diam-diam atas nama iba dan sayang pada suami sendiri. Ingin ia bahagia dan tidak kalut memikirkan kebutuhan hidup yang semakin melambung sementara gajinya sudah habis untuk membayar cicilan hutang. Tapi Mas Arya tak pernah mensyukuri itu.

 

"An, kamu gak masak?" tanya Mas Arya saat membuka tudung saji dan mendapati isinya kosong karena mulai pagi ini aku memang berjanji tidak akan masak kecuali ia belanja dan menyiapkan bahan untuk dimasak.

 

"ATM 'kan sudah aku kembalikan. Kamu lah belanja, biar nanti aku masakin," sahutku singkat sembari membuka ponsel, mengecek jumlah pencapaian terakhir bulan lalu yang biasanya akan ditransfer ke rekening penulis beberapa hari lagi oleh bagian akunting platform tersebut.

 

Jumlah pencapaian bulan lalu meningkat cukup drastis. Aku bahkan berkesempatan masuk dalam jajaran sepuluh besar peraih penghasilan tertinggi bulan ini di platform bersangkutan. Suatu prestasi yang tidak kusangka-sangka akan terjadi dalam karier kepenulisan ku yang patut disyukuri.

 

Mas Arya tidak boleh tahu itu!

 

"Oh gitu? Jadi karena ATM sudah kamu kembalikan, terus hari ini juga tanggal satu, jadi kamu nggak mau masak? Sisa uang bulan kemarin kamu simpan? Buat apa? Buat jalan-jalan? Ke salon? Shopping? Ya ... nikmati saja kesempatan terakhir kamu senang-senang karena besok gak akan bisa lagi!" ketus Mas Arya sembari tersenyum sinis.

 

Aku hanya menahan senyum dan tawa sekaligus terluka di dalam hati. 

 

Ya, Tuhan. Bagaimana bisa tidak tahu dirinya suamiku ini. Dikira sisa gaji satu juta itu besar sekali. Bisa dipergunakan untuk biaya makan enak selama sebulan, ngasih ibu dan adiknya selama sebulan, bayar kontrakan, listrik dan WiFi, serta jalan-jalan dan shoping sepuasnya setiap hari? Geleng-geleng kepala aku dibuatnya.

 

Aku memilih diam dan tak menanggapi ucapannya. Memilih masuk ke kamar karena sebentar lagi setelah ia pergi ke kantor aku juga akan mengajak putriku keluar, cari sarapan di luar.

 

Biarlah untuk sementara ini aku tidak masak dulu di rumah. Aku tak mau Mas Arya tahu aku punya simpanan uang, apalagi kembali makan hasil jerih payahku menulis. No. Tidak ada lagi belas kasihan untuk orang yang tidak pantas dikasihani!

 

Beberapa saat kemudian Mas Arya keluar rumah, tentu saja dengan mobil kesayangannya yang dibeli dari hasil pinjam bank.

 

Sepintas lalu suamiku itu memang terlihat kaya. Tongkrongannya mobil baru. Penampilannya pun selalu rapi dan wangi dengan seragam kantor yang membuat silau banyak orang yang mengidamkan bekerja di tempat bersih dan nyaman di perkantoran. 

 

Apalagi sudah jamak anggapan di masyarakat, jadi pegawai negeri itu hidupnya emak dan terjamin. Kerja gak kerja gaji tetap full dibayarkan. Ada jaminan masa tua dan lain-lain hal menggiurkan yang membuat banyak orang tua menginginkan anaknya bekerja di sana.

 

Mereka tidak tahu, kalau jadi peg**ai neg*ri itu sebuah pengabdian. Jangan berharap kaya karena janji semula bekerja adalah demi mengabdi pada negara, memajukan negeri dengan semangat dan etos kerja. Bukan dengan khayalan dan angan-angan seperti yang Mas Arya lakukan.

 

Tebar pesona dan berharap kaya dengan menyetorkan SK pengangkatan ke bank, sehingga sisa gaji tidak lagi mencukupi.

 

Namun, alih-alih bersyukur dibantu istri, malah sombong dan arogan tidak karuan.

 

Sekarang tunggu saja tiba masanya suamiku itu gigit jari. Pusing tujuh keliling mencukupi keperluan sehari-hari dengan uang satu juta rupiah di tangannya.

 

Apakah cukup atau harus gali lobang tutup lobang untuk mencukupinya? Apalagi sekarang sudah ada mulut satu lagi yang harus diberi nafkah dan mungkin dimanjakan dengan materi seperti janji-janji Mas Arya malam tadi saat video call dengan istri diam-diamnya itu.

 

Istri yang merasa begitu surprise saat diberi tahu akan diberi kartu ATM yang berisi gaji bulanan suamiku itu.

 

Ia tak tahu bahwa selama ini ada istri lain yakni aku yang pusing tujuh keliling cara membagi uang sebesar itu untuk mencukupi keperluan rumah tangga kami yang banyak hingga harus merogoh kocek sendiri untuk menambalnya.

 

Sekarang apakah istri diam-diamnya Mas Arya itu akan melakukan hal yang sama sepertiku atau justru akan mengeluh dan minta dikembalikan ke pangkuan orang tua karena tak sanggup lagi harus kali-kali sisa gaji yang tidak seberapa lagi itu?

 

Aku pun ingin tahu.

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Adib Fam
diulang2 ini mbak..
goodnovel comment avatar
R. Saban
cerita abal² TDK berguna sj
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
si istri banyak ngebacot sendiri. katanya terluka tapi tetap bertahan biarpun dihina. ni perempuan g waras kayaknya.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 132 (ENDING)

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (132)Menyadari dirinya telah keceplosan bicara, Bu Wati pun buru buru meralat ucapannya supaya Bu Hasnah tak sadar jika putrinya sebenarnya memang telah berbadan dua."Eh, maaf ... salah ngomong. Maksudnya bukan hamil tapi biar cepat hamil, Hasnah. Maklum pengantin baru. Makanya harus banyak makan, biar rahimnya subur. Soalnya aku udah nggak sabar lagi pengen gendong cucu. Kamu juga kan, Hasnah?" ujar Bu Wati buru buru meralat ucapannya.Mendengar perkataan besannya itu, Bu Hasnah pun tersenyum lega dan gembira. Syukurlah, ternyata Hamidah bukannya sedang hamil melainkan berharap supaya bisa cepat hamil. Kalau begitu, dia pun tak keberatan karena sudah lama memang dia menginginkan kehadiran seorang cucu lagi dari Arya, sebab sekarang Via, putri Ana, mantan istri pertama Arya sudah sulit ia temui karena kesibukan cucunya tersebut sekolah. Belum lagi dia pun sibuk mengurus Arya yang sedang sakit.Bu Hasnah pun menganggukkan kepalanya dengan rona gembira.

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 131

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (131)"Bagaimana anak saya, Dok? Apa masih bisa diselamatkan?" tanya Bu Hasnah dengan perasaan sedih luar biasa saat melihat pria berseragam putih keluar dari ruang operasi di mana Arya beberapa saat yang lalu dibawa masuk untuk ditangani.Sudah sejak malam tadi sejak mendapatkan kabar kalau anak laki lakinya itu masuk rumah sakit akibat tertabrak mobil entah karena sebab apa, Bu Hasnah terus menerus menangis hingga sembab air mukanya.Dia tak bisa menyalahkan Bu Wati dan Hamidah yang telah membiarkan Arya berkeliaran di luar rumah di malam pengantin mereka sebab alasan Bu Wati, Arya tak bisa dilarang dan dicegah meski hari sudah malam saat hendak membeli sesuatu barang keperluannya. Itulah yang telah membuat kecelakaan tersebut bisa sampai terjadi.Dan Bu Hasnah pun terpaksa percaya begitu saja sebab sejauh ini dia memang tak tahu apa yang sebenarnya betul betul terjadi di rumah besannya tersebut malam tadi hingga akhirnya putranya itu harus mengalami t

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 130

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (130)Berpikir begitu, Bu Wati pun buru buru masuk kamar mandi dan berbisik di telinga putrinya."Midah, apa ... apa kamu hamil? Apa ... apa kamu dan Afandi sudah melakukan hal terlarang sebelum dia meninggal dunia dan kamu menikah dengan Arya? Kalau iya, kamu harus berdamai dengan Arya, Midah. Kamu nggak boleh menolak kehadirannya karena itu konyol namanya. Kamu butuh suami dan bapak untuk anak kamu, Midah! Ayok ikut Ibu ke kamar sekarang juga. Kita harus membicarakan ini sebelum kamu membuat keputusan yang salah dan membuat Arya pergi meninggalkan kamu!""Sebab kalau itu terjadi maka kemungkinan besar, anak kamu akan lahir tanpa bapak. Apa kamu mau hal Itu terjadi, Midah?" ucap Bu Wati yang tiba tiba merasa takut kalau Arya yang justru tak mau lagi dengan putrinya itu bila tahu putrinya itu ternyata sudah hamil sebelum menikah dengannya.Dia tak mau Hamidah hamil dan melahirkan tanpa suami. Dia tidak mau nama baiknya tercoreng. Itu sebabnya dia harus b

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 129

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (129)"Tok! Tok!Tok!"Sedang keduanya bertengkar, dari arah luar kamar terdengar ketukan pintu lumayan keras diiringi suara Bu Wati yang memanggil keras keduanya."Midah ... Arya, ada apa? Buka pintunya!" seru Bu Wati dari luar kamar.Hamidah memandang Arya sejenak seolah meminta pertimbangan, tapi tak lama kemudian karena Arya hanya diam saja tanpa reaksi, Hamidah pun buru buru membuka pintu dengan segera.Segera setelah dia membuka pintu, Bu Wati pun masuk dan menyerbu dengan tanya."Kamu kenapa Midah? Kok teriak teriak tadi? Apa Arya ganggu kamu?""Heh, Arya! Ibu kan sudah bilang, perkawinan kalian hanya sandiwara di atas kertas saja karena Ibu sudah minta tolong sama Ibu kamu untuk bisa menyelamatkan pernikahan putri Ibu yang terancam gagal karena Afandi meninggal dunia dan Ibu kamu sudah setuju!""Lantas sekarang kenapa Hamidah teriak teriak seperti tadi? Apa jangan jangan kamu ganggu dia ya? Kamu kan sudah janji kemarin nggak akan ganggu Hamidah!

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 128

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (128)"Lepaskan, Mas! Jangan sentuh aku! Apa kamu lupa perjanjian kita kemarin yang menyatakan kalau pernikahan kita hanya pernikahan pura pura di atas kertas saja dan di antara kita tak akan pernah ada malam pertama karena pernikahan kita bukan pernikahan sungguhan!" ujar Suster Hamidah sembari menepis keras tangan Arya yang berusaha menarik tubuhnya dan membuka pakaiannya.Namun, Arya hanya menyeringai lebar."Pernikahan kita bukan sungguhan? Midah, pernikahan kita tercatat sah di kantor urusan agama! Ijab qobul yang kita lakukan juga sah di mata agama. Kamu sekarang istriku! Sah di mata negara dan agama! Lalu kenapa kamu bilang pernikahan kita tidak sungguhan dan kamu menolak aku sentuh? Kamu mau masuk penjara karena sudah mempermainkan pernikahan? Kamu juga mau masuk neraka dan dilaknat malaikat karena menolak ajakan suami untuk memenuhi kewajiban kamu sebagai seorang istri? Iya?" Arya terlihat tak terima dengan penolakan Hamidah.Hamidah menggeleng

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 127

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (127)"Saya terima nikah dan kawinnya Hamidah binti Kusnadi dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai.""Sah.""Sah.""Sah "Semua hadirin yang hadir mengucapkan syukur setelah Arya selesai mengucapkan ijab qobul atas istri barunya, Suster Hamidah.Usai Arya mengucapkan penerimaan nikahnya, Suster Hamidah mengangkat wajahnya lalu dengan gerakan kaku karena tak menyangka bila dirinya akan dinikahkan paksa dengan Arya yang baru saja sembuh dari stroke yang diderita, mengangkat telapak tangan lalu mencium punggung tangan Arya yang sekarang telah menjadi suami sah nya itu dengan gerakan lunglai.Sungguh, meski dia tak membenci Arya, tapi dia sama sekali tak mencintai laki laki yang sekarang menjadi suaminya itu. Dia menganggap Arya hanyalah salah satu pasien yang harus dia terapi supaya segera sembuh dari sakitnya.Tapi ternyata, hari ini laki laki itu telah menghalalkan dirinya sebagai seorang istri. Arya akan mendampingi hidupnya hingga maut m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status