Langkahku terhenti di ruang tamu.
Sebelumnya, di dinding itu terpasang foto pernikahanku dengan pria itu dalam bingkai berukuran 10 R. Praktis, setiap tamu yang berkunjung ke rumah kami pasti akan mendapat sapaan pertama dari foto itu. Lalu ketika Andra hadir, kami menambahkan tiga bingkai foto Andra ketika bayi.
Sekarang, secara ajaib dengan bertambahnya kepala di rumah itu, bertambah juga bingkai foto yang ditempel. Sialnya itu bukan foto yang bisa membuatmu tersenyum saat mengenang memori yang dibawa bersamanya.
Bingkai lain yang terpasang di sana adalah bingkai foto pernikahan kedua pria itu, tepat di samping foto pernikahan kami, sekarang terlihat seperti foto parade penikahan, tapi dengan wajah pria yang sama.
Bukankah itu terasa sangat memuakkan?
Dengan gusar aku mengambil kursi, lalu menaikinya untuk menurunkan bingkai itu.
“Mbak Mia! Kenapa diturunin?!” pekik gadis itu saat keluar dari kamar, lagi-lagi menggunakan
Kabar itu menjadi sebuah malapetaka lain bagiku.Meskipun akhirnya Syila selamat, tapi kenyataan bahwa ia melakukan bunuh diri karena kabar yang kuberikan menjadi bahan rumor yang begitu hangat. Ibu mertuaku bahkan secara terang-terangan tidak mengizinkanku masuk lagi ke rumahnya, padahal rumah itu masih atas namaku.Untuk kesekian kalinya, aku menonton video rekaman kecelakaan Andra beberapa waktu yang lalu. Siang itu, ia bermain bersama Lily ke gerbang belakang sekolah. Tempat yang sepi dan jarang didatangi anak-anak. Silvia benar, kunci selot di pintu belakang sangat sulit dibuka oleh anak-anak seperti Andra dan Lily, tapi siang itu mereka bisa membukanya hanya dengan sedikit berjinjit.Andra tampak ragu sejenak saat pintu gerbang terbuka. Ia berkali-kali menoleh ke belakang, seakan khawatir akan dimarahi guru. Namun, Lily menarik tangannya hingga mereka berada di trotoar di luar gerbang. Dua bocah kecil itu berdiri di samping jalanan yang cukup ramai tanpa p
Suaranya lebih nyaring dari pada terompet di malam tahun baru, atau petasan di acara pernikahan, dan aku mulai berpikir sebentar lagi cermin-cermin akan pecah karena lengkingan suara gadis itu.Andra menangis keras di belakangku, sedangkan wajah Xei sudah memerah, aku yakin sebentar lagi ia akan menampar gadis itu jika terus berteriak.“Di… dia menikah lagi?” desis Xei marah.Apa jawaban untuk pertanyaan itu penting sekarang?Kami sudah menjadi pusat perhatian kantin rumah sakit yang cukup ramai sore itu. Orang-orang mulai berbisik, membicarakan kami dengan lirikan-lirikan judgemental yang maha tau. Jelas, di mata mereka aku dan Xei adalah penjahat seperti yang gadis itu tuduhkan.“APA? MBAK MAU NGELAK APA LAGI SEKARANG?! AKU AKAN LAPORIN SEMUANYA KE MAS ABRAR! AKU AKAN KASIH TAU DIA BETAPA MUNAFIKNYA ISTRI YANG SELAMA INI DIA JAGA. TERNYATA MBAK SENDIRI PUNYA LAKI-LAKI LAIN DI BELAKANG MAS ABRAR!”“Tolon
Apakah aku sudah mati?Tapi mengapa aku masih merasakan sakit yang sama?Bukankah ketika kau mati kau takkan lagi merasa sakit?Atau ini adalah salah satu mimpi-mimpi buruk itu?Mimpi buruk yang rasanya akan berlangsung selamanya.Jika aku hidup? Mengapa? Mengapa Tuhan membiarkanku hidup?Mengapa Tuhan membiarkanku tetap hidup jika aku hanya akan ditingalkan oleh semua orang yang kusayangi, semua orang yang berharga.Apa hikmahnya?Apa pelajaran yang bisa kuambil dari kisah-kisah menyakitkan itu?Mengapa Tuhan tidak membiarkanku mati? Ketika hidup terasa begitu menyakitkan?***“Mama…”Kedua mataku mengerjap pelan saat mendengar suara Andra.“Mamaa…” isaknya, mengguncang-guncangkan tubuhku dengan jemari kecilnya.“Ibu.” Jihan terlihat sama paniknya dengan bocah kecil itu.Aku mengerang pelan. Seluruh tubuhku terasa s
“MIA, APA-APAAN INI?! KAMU DI MANA, HAH?!” Pertanyaan itu membuatku bergeming. Suaranya seperti bisa menerobos keluar dari dalam ponsel, lalu ia akan berada di hadapanku untuk –mungkin– sekali lagi membunuhku.“JAWAB MIA! KAMU DI MANA?!” bentaknya keras. “PULANG, B*NGSAT! CEPAT PULANG!” teriakan dan makian itu kini tak lagi terdengar asing. Mungkin karena terlalu sering ia ucapkan aku mulai menjadi terbiasa.“MIA!”“Ya, Mas,” jawabku pelan.“KAMU DI MANA, BR*NGSEK?! CEPAT PULANG! KAMU PIKIR KALIAN BISA KABUR DARIKU?! KAMU DENGAR, AKU NGGAK AKAN PERNAH CERAIKAN KAMU. AKU NGGAK AKAN PERNAH LEPASKAN KALIAN! CEPAT PULANG!”Itu bukan lagi rumahku.Rumah adalah tempat yang membuatmu merasa aman, dan aku tak menemukan rasa itu lagi di sana. Bagaimana mungkin aku bisa kembali?“Ayo kita bercerai, Mas.”“BR*NGSEK, MIA! AKU NGGAK A
BRAK!Kejadian itu sangat cepat.Rasanya baru sedetik yang lalu aku melihat kedua mata nyalang pria itu di balik kemudi mobilnya, lalu teriakan Andra yang begitu girang melihat ayahnya, sedetik kemudian kami sudah terpelanting di atas aspal, tepat di depan gerbang rumah yang ditempati mertuaku.Saat melihat mobil itu melaju begitu kencang, tak ada lagi yang bisa kupikirkan selain membungkukan badan, melindungi Andra dengan seluruh tubuhku. Meski mungkin itu akan sia-sia andai ia memang berniat membunuh kami.Suara benturan keras terdengar memekakan telinga. Aku masih memeluk tubuh Andra yang tampak syok dan menangis kesakitan. Namun, yang lebih mengejutkan adalah rembesan darah di sekitar kami. Aku mencoba bangkit, memeriksa tubuh Andra kalau-kalau ia terluka, tapi itu bukan darah kami.Sedetik kemudian, aku menyadari sosok Syila yang berbaring di sampingku, wajahnya meringis menahan tangis, dengan kaki yang remuk di bawah ban mobil kakaknya sendir
Kalau kau diberikan pilihan, untuk melanjutkan hidup, dan memperbaiki semua yang terjadi – semampumu,Atau,Kembali ke masa lalu, ketika kau bisa mengulang semuanya dengan lebih baik, dan menghentikan kegilaan-kegilaan itu sebelum terjadi, apa yang akan menjadi pilihanmu?Pertanyaan-pertanyaan yang kubaca di dalam buku-buku fiksi itu terngiang-ngiang saat malam datang. Meski aku hanya membaca selembar, itu pun tidak sengaja membacanya saat menemukan lembaran novel yang dibuang di tempat sampah, atau secarik kertas yang dijadikan bungkus makanan oleh pedangan asongan, tapi pertanyaan itu terus terngiang.Pada dasarnya, manusia selalu mengarapkan sebuah pengandaian.Andai itu tidak terjadi,Andai aku bisa memperbaiki semuanya,Andai aku memilih jalan yang lain,Atau mungkin, andai aku tidak pernah hidup sejak awal.Jika aku mendapatkan pertanyaan di atas, mungkin secara egois aku akan memilih opsi kedua
Jika ada yang mengatakan bahwa hidup itu mudah, maka orang itu tengah berbohong kepadamu.Semua selalu memiliki harga yang setimpal. Kau mungkin iri melihat keberhasilan salah satu kenalanmu, ia bisa sukses diusia mudanya, memiliki pekerjaan berpenghasilan besar, keluarga harmonis, dan bahagia, seakan tak memiliki celah sama sekali.Lalu kau akan berkata, betapa beruntungnya ia, tapi tidak pernah berbela sungkawa atas apa yang sudah ia lewati untuk sampai ke titik itu.Ingatan adalah hal yang rumit. Otak tidak akan mungkin mengingat semua yang terjadi dalam hidupmu. Otak tidak punya kapasitas penyimpanan. Kita akan lupa sebagian besar apa yang terjadi, termasuk kejadian yang mungkin sangat penting pada saatnya. Hal-hal yang tersimpan dari masa lalu hanyalah keping-keping kecil informasi-informasi yang kadang terlalu membahagiakan, atau terlalu menyedihkan, tapi sebagian besar, hanya menguap dan terlupakan.Pun, dengan kejadian pemerkosaan 7 tahun yang lal
Your secrets keep you sick.Your lies keep you alive, but you’ll never be happy. ***“Bu, tolong izinin Abrar ketemu Mia!”Sekarang ada keributan lain di rumah sakit. Seorang pasien yang baru saja mengalami kecelakaan kemarin, kini memohon di depan ruang perawatan adiknya. Pria itu memang tidak memiliki luka berarti, tidak seperti Syila yang harus kehilangan kakinya, tapi dokter tetap memintanya tinggal selama beberapa hari untuk dilakukan observasi.Aku sudah menyuruh Xei pergi untuk melihat keadaan Andra, karena hanya hal Andra yang saat ini memenuhi benakku, tapi aku terlalu takut untuk menemui sosok mungilnya. Meski mungkin Andra belum cukup mengerti, tapi bagaimana jika suatu hari nanti orang-orang akan membahas masalah ini di depan Andra yang sudah cukup dewasa untuk memahami jika ibunya adalah korban pemerk*saan beberapa pria mabuk. Bagaimana jika akhirnya penilaiannya kepadaku akan berubah