Share

AKMD 05

Aku merasa semua tubuhku tergores semak belukar. Tapi itu tidak sebanding daripada harus meledak di dalam mobil.

Tadi saat mobilku meluncur bebas ke jurang, aku sudah bersiap dengan melepas sabuk pengaman dan membuka pintu mobil. Seketika aku loncat begitu saja. Dan berakhir di dalam semak semak. 

Memang di kedalaman jurang ini banyak ditumbuhi pepohonan dan rumput yang tinggi tinggi. Jadi aku yakin mereka yang di atas tidak mungkin melihat jika aku keluar dari mobil. 

Aku harus segera naik untuk mencapai jalan raya,jangan sampai orang orang suruhan mas Hendra menemukanku di sini. Tadi sudah ku minta temanku untuk menunggu di pinggir jalan agak jauh dari kejadian. 

Entah kenapa aku merasa perutku sangat sakit, seperti kram. Padahal tadi pagi aku sudah sarapan. Dengan memegangi perut yang semakin sakit, aku terus berusaha naik sampai di jalan raya. 

Ku lihat mobil avanza terparkir di sana, itu Alma temanku. Akhirnya aku sampai juga. Ku ketuk jendelanya pelan, tenagaku sudah terkuras untuk naik ke sini di tambah perutku yang terasa sangat sakit.

Alma bergegas membuka pintu mobil, bahkan ia menuruni mobil untuk memapahku.

"Dinda bagaimana keadaanmu?"tanya Alma setelah aku duduk di jok sampingnya.

"Aku tidak papa Al, hanya saja perutku terasa sangat sakit".

"Kita ke dokter sekarang, sekalian obati luka lukamu itu".

Aku mengangguk. Tubuhku rasanya perih semua, bahkan aku baru sadar jika ternyata banyak goresan di kaki dan tanganku.

Mobil Alma melaju melewati tempat kejadian, bisa kulihat banyak orang berkerumunan di sekitarnya. Alma menyuruhku untuk sedikit membungkukkan badan agar tidak terlihat dari luar.

"Ada apa ya mas?"tanya Alma kepada salah satu orang yang berdiri di tepi jurang.

"Ada mobil yang terjun ke jurang mbak. Bahkan mobilnya meledak, tapi orangnya belum ketemu. Di perkirakan kalau tidak terpental ya hanyut di sungai pada dasar jurang".

"Oh begitu. Terimakasih ya mas, semoga lekas ketemu".

Alma kembali melajukan mobilnya.

"Bagaimana ceritanya sih Din, aku kaget waktu kamu tiba tiba chat aku minta dijemput di tepi jurang itu".

"Nanti akan aku ceritakan, sekarang cepatlah perutku semakin sakit".

"Ah baiklah, maafkan aku".

Saat tiba di rumah sakit, untuk berdiri pun bahkan sulit. Hingga aku sadar jika gaunku yang berwarna peach ada bercak merah. 

Begitu pula dengan Alma. Ia menatapku "kamu sedang datang bulan Din?"

"Tidak, kalau datang bulan pun aku biasanya tidak sesakit ini." Ucapku.

"Jangan jangan ....

Alma lantas berteriak memanggil suster. Mereka datang membawa brankar. Aku menurut saja saat disuruh berbaring. 

Dokter memeriksaku, ada pula beberapa suster yang mengobati luka luka di tubuhku.

"Apakah ibu sedang hamil?"

Aku yang sedang terpejam menahan perih pun seketika membuka mata.

"Tidak dok".

"Apa datang bulannya terlambat?"

Aku mengingat ngingat. Memang benar bulan ini aku sama sekali belum datang bulan. Ku kira hanya karena efek pil kontrasepsi.

"Iya dok, bulan ini saya belum dapat".

"Baik bu, untuk pemeriksaan lebih lanjut saya akan membawa ke dokter kandungan saja. Takutnya kalau ibu sedang hamil dan terlambat menyelamatkan janinnya."

Aku hanya mengangguk mendengar penuturan dokter muda itu.

"Tolong ibu berbaring saja ya! nanti biar suster yang membawa ke sana. Biar saya carikan antrian dulu".

"Baik dok".

Dokter yang ku taksir seumuran denganku itu meninggalkan ruangan.

Tidak berselang lama, Alma masuk.

"Bagaimana Din?"

"Entahlah Al, kata dokter aku kemungkinan hamil. Nunggu kepastian dari dokter kandungan dulu." Ucapku lemah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status