Share

Bunuh diri

"Braaakkkk"

Pintu utama terbuka dengan kasar. Hardian berlari menuju tempat dimana istri dan anak anaknya berada.

"Sayang are you okay?"

"Mas kamu udah pulang?" tanya Dinda masih dengan pipi yang basah dengan air mata.

"Aku pulang setelah melihat berita di televisi. Kamu nangis?"

Pertanyaan Hardian berhasil membuat dua bocah yang sedang asyik bermain itu menoleh.

"Bunda nangis?"

"Enggak kok nak, ini bunda hanya kelilipan aja." Bohong Dinda.

Mendengar jawaban bundanya, mereka fokus kepada itu mainannya lagi.

Sedangkan Hardian duduk di sebelah sang istri.

"Kamu kenapa hem?"

"Aku gakpapa mas, aku cuma sedang takut aja. Melihat tingkah mas Hendra, sebenarnya aku khawatir dengan masa depan mereka."

Hardian mengangguk paham. Diraihnya tangan sang istri, "aku kan udah bilang beberapa kali sama kamu, mereka itu anak-anaku. Aku yang akan mendidiknya kelak dengan caraku. Cukup kamu doakan saja yang terbaik untuk mereka, kamu tidak lupakan? bahwa doa seorang ibu itu dahsyatnya bisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status