Share

Curhatan Hati Sapta

"Aku takut mas, aku takut mereka akan membunuhku dan anakku lagi." Ujar Dinda lebih histeris.

Hardian mendekat, dielusnya punggung wanita yang teramat ia cintai itu.

"Hey sayang, dengarkan aku ya! siapa yang akan membunuhmu dan anakmu? kamu itu istriku, begitu juga anak ini adalah darah dagingku. Siapapun yang berani menyentuhnya se ujung kuku pun itu akan menjadi urusanku. Kamu paham itu kan?

Adinda mengangguk, meskipun lelehan air mata masih saja mengalir membasahi pipinya.

"Udah jangan mikirin yang buruk buruk, orang hamil harus selalu berprasangka baik. Kendalikan dirimu, yang lalu biarlah berlalu." Ucap Hardian lagi.

"Lho kenapa mantu mama nangis? kenapa sayang hem?" tanya Alina yang baru datang dan lansung berjongkong di depan menantunya.

Adinda kikuk, ia merasa tidak enak kepada mertuanya.

"Mama jangan jongkok di situ dong! aku gakpapa kok, ini juga nangis karena bahagia?" jawabnya berusaha menyembunyikan kekalutan hatinya.

"Maksudnya?"

"Seperti prasangka mama, aku ham
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status