Share

Trauma

"Alhamdulillah,"

"Hah?"

Ucapan Alina berhasil membuat anak dan menantunya itu cengo.

"Maksud mama apasih? Adinda kaya gini kok dialhamdulillah in," tanya Hardian protes.

"Ck bukannya kamu seorang dokter? seharusnya lebih paham dong daripada mama."

Mendengar perkataan sang mama, Hardian seketika berfikir. Namun wajah bingungnya langsung berubah cerah kala sebuah kemungkinan muncul di kepalanya.

"Kita ke rumah sakit sekarang ya, bukankah kamu belum datang bulan sejak pernikahan kita?"

Adinda yang sedang menikmati pijitan Alina mengangguk. Dirinya memang belum mendapat tamu bulanan lagi sejak menikah.

"Ya udah ayo, aku gendong kalau masih pusing!"

"Gak mau, kamu jangan deket deket dong mas! aku gak tahan sama bau badanmu."

Mendengar jawaban Adinda, Hardian menghentikan langkahnya.

"Ck iya iya, emang kamu kuat jalan sampai mobil?"

Adinda mengangguk.

"Ayo sayang biar mama bantu jalannya, suruh suamimu itu mandi dulu biar gak bau." Ledek Alina kepada putranya.

Saat berjalan menur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status