Share

AKU KEMBALI MEMBAWA DARAH DAGINGMU
AKU KEMBALI MEMBAWA DARAH DAGINGMU
Penulis: Laa Rachma

Bab 01

Tingg

Sebuah pesan masuk di ponsel mas Hendra. 

Karena penasaran aku sedikit meliriknya, siapa yang mengirim pesan sepagi ini.

(Semua sudah siap bos, tinggal anda tentukan saja kapan nyonya pergi sendirian, maka semuanya beres.)

Ini maksudnya apa? Bukankah yang biasanya dipanggil nyonya adalah dirinya.

Aku mencoba membuka ponselnya, tapi ternyata disandi. Selama ini aku memang jarang kepo dengan isi ponsel suamiku. Selain karena menghargai privasinya aku juga percaya ia tidak akan macam macam.

Mas Hendra adalah suami yang baik. Meskipun kami menikah karena perjodohan tapi ia selalu memperlakukanku dengan baik. 

"Atau mungkin ia akan memberi kejutan untukku."batin ku berbunga bunga. 

Namun bunga itu sekejap berubah menjadi duri kala ada sebuah pesan lagi dari kontak bernama luv.

(Mas nanti sebelum ke kantor mampir apartemen aku ya!! Udah rindu berat nih).

Apalagi ini? Kepalaku hampir dibikin pecah gara gara dua pesan misterius. Ingin rasanya aku membobol sandi hp mas Hendra.

Ceklek ceklek 

Terdengar knop pintu kamar mandi terbuka. Aku buru buru meletakkan ponsel mas Hendra ke tempatnya.

"Udah selesai mandinya mas?" tanyaku basa basi.

"Udah, mana pakaian nya?"

"Itu di sana, aku mau lanjut cariin kaos kaki dulu."ucapku sambil menunjuk ke arah ranjang.

Mas Hendra berjalan kearah ranjang dan mampir sekedar untuk mengecek ponselnya.

Aku jadi penasaran bagaimana reaksi mas Hendra membaca pesan pesan itu.

Kulihat badannya menegang, lantas ia menoleh dan bertanya kepadaku.

"Kamu gak pegang hp mas kan Din?"

"Gak mas, emang kenapa sih kok kamu kelihatan tegang gitu?" tanyaku berpura pura.

"Gak papa cuma nanya aja."

Aku pura pura mengerti, padahal aku bertekad untuk mencari tahu sendiri.

"Ya udah mas, aku tunggu di bawah ya untuk sarapan. Ayah dan ibu pasti sudah menunggu. "

"Iya."jawab mas Hendra yang sepertinya sedang membalas pesan pesan itu. Terlihat dari jari jarinya yang lincah ke sana ke mari.

Di ruang makan ibu dan ayah mertua ku sudah menunggu.

"Mana Hendra Din, kenapa lama sekali kalian?"tanya ayah dengan intonasi seperti biasanya. Tegas dan terburu buru.

"Masih di atas yah, sedang memakai baju."

"Duduklah! Kita tunggu suamimu sebentar!" tambah ibu mertuaku.

Aku duduk berhadapan dengan ibu, biasanya mas Hendra di sebelah ku dan ayah di kursi paling ujung yang menandakan sebagai kepala keluarga.

Ku dengar derap telapak kaki menuruni tangga, tanpa menoleh pun aku tahu telapak kaki siapa. 

Mas Hendra duduk di sebelahku, kami semua diam menunggu ayah memulai sarapan pagi ini. Begitulah kebiasaan keluarga suamiku. Akan selalu mengedepankan yang lebih tua dalam segala hal. 

Bahkan ayahlah yang dulu menjodohkan mas Hendra dengan ku, awalnya ia menolak tapi entah kenapa tiba tiba dia menyetujuinya. 

Sedangkan ibu mertua, aku tidak tahu apakah beliau menyukaiku atau tidak. Hanya saja ibu jarang berbicara denganku karena waktunya banyak ia habiskan di luar rumah. 

"Makanlah !" titah ayah.

Aku dengan cekatan langsung mengambilkan nasi untuk suami ku.

"Mau dengang lauk apa mas?"

"Sayur saja dan ikan."

Aku meletakkannya di depan mas Hendra, selanjutnya aku mengambil makanan untuk diriku sendiri.

Kami makan dengan diam, bahkan dentingan sendok beradu dengan keramik piring pun hanya samar samar terlihat.

Dulu aku sangat kesulitan dengan kebiasaan ini, tapi lambat laun terbiasa apalagi sudah hampir 5 bulan menjadi menantu di sini.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sunny Liu
Bagus sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status