공유

AKU LELAH, MAS!
AKU LELAH, MAS!
작가: ananda zhia

bab 1. Suami Seenak Sendiri

Jam 02.30 alarm ponsel yang berbunyi nyaring membangunkanku dari tidur.

" Ya Allah, ndengerin youtube lagi." Batinku saat melihat Mas Aryo suamiku tidak tidur malah asyik melihat youtube.

Segera aku bangkit dari kasur dan menuju meja makan. Setelah rasa haus reda, aku memutuskan untuk wudhu dan melakukan sholat tahajud.

Usai sholat tahajud, kulanjutkan dengan merendam baju agar lebih mudah dicuci saat habis sholat subuh.

Aku mempersiapkan bahan untuk membuat aneka gorengan yang akan aku jual saat menunggui anakku sekolah.

Usai subuh, segera aku memasak nasi di magic com,dan menggoreng telur dadar untuk sarapan.

Seperti biasa, suamiku setelah subuh, selalu bersiap untuk tidur.

"Mas, mbok ya kalau lagi gak nyupir jangan tidur terus, bantu aku ini pekerjaan rumah banyak." pintaku memelas.

"Halah, kamu itu Dek, gak tahu apa kalau nyupir itu berat. Ngangkutin barang banyak dan sering begadang malam, makanya kalau lagi di rumah aku pingin santai." Jawab suamiku.

"Ya, tapi paling gak, kamu bisa jujur Mas, berapa penghasilan kamu saat nyupir." Sahutku lagi.

"Yang penting kan aku udah ngasih kamu duit to."Suamiku bersikeras.

"Iya, sebulan 200-600 ribu Mas, padahal Mas nyupir ke Jakarta hampir 4 kali sebulan. Aku kan penasaran berapa sebenarnya penghasilanmu Mas." Kataku akhirnya. Tentu saja tidak dibalas oleh suamiku karena dia sudah tertidur. Sebenarnya aku nelangsa. Sudah mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, ngurus anak sendiri, ditambah bantu cari duit.

Aku tak ingin lama-lama bersedih. Segera aku menggoreng adonan bakwan sayur, pisang goreng, dan ketela goreng secara bergantian.

Sambil menunggu matang, biasanya aku nyambi menyapu rumah. Rumah 2 kamar yang dipinjami oleh mertua. Kenapa dipinjami? karena rumah ini sebenarnya rumah keprabon, rumah kakek nenek mas Aryo yang sudah meninggal dan menjadi milik bersama.

Dan nanti setelah ibu mertuaku meminggal, entahlah bagaimana nasib kami selanjutnya hendak tinggal dimana.

Usai menyapu rumah, kulihat gorenganku. Ternyata sudah matang. Aku angkat dan tiriskan, selanjutnya memasukkan adonan baru.

Sambil menunggu adonan yang baru matang, aku segera mencuci baju. Ruang masak yang berdekatan dengan sumur membuatku tak susah kalau sewaktu-waktu ingin melihat gorenganku.

Rampung mencuci baju, ternyata tinggal satu adonan lagi. Aku bergegas memasukkan sisa adonan dan lanjut menjemur.

Sebenarnya pernah aku meminta tolong Mas Aryo untuk menjemur baju yang sudah kucuci. Tapi yang terjadi setelah aku pulang dari TK bersama anakku, jemuran itu tetap ngendon cantik di bak cucian belum terjemur.

Jam 06.30, saat kubangunkan anakku agar bersiap mandi.

Surya sebenarnya bukan anak yang nakal. Tapi dia susah sekali dibangunkan karena kadang dia ikut begadang bersama mas Arya.

Pernah saat kubangunkan pagi hari untuk sekolah, Surya protes, kenapa bapaknya bisa enak tidur, sementara dia harus bangun pagi.

Aku pun menjelaskan bahwa bapaknya setelah subuh tidur lagi, karena lelah sudah bekerja minggu lalu.

Usai membangunkan dan memandikan Surya, aku segera bersiap untuk mandi dan berangkat ke sekolah Surya sambil membawa aneka gorengan.

Sekolah Surya hanya 500 meter dari rumah. Tapi karena aku selalu membawa gorengan, aku mengendarai sepeda motor sambil membawa wadah bambu di jok belakang sepeda motor.

Tiba di sekolah, segera aku menitipkan aneka gorengan di koperasi dan menunggu anakku sekolah. Karena anakku selalu menangis saat kutinggal.

Pulang dari sekolah, kulihat mertuaku menunggu di teras. Aku segera bergegas masuk dan menyalami ibu mertua.

Rumah yang ku tempati dan rumah mertua memang bersebelahan. Jadi beliau sering ke rumahku.

Aku segera membuka kunci pintu rumah, dan mempersilahkan ibu mertua masuk.

Aku dan mas Arya memang mempunyai kunci masing-masing. Sehingga tidak bingung kalau salah satu dari kami keluar rumah.

"Dea, itu halaman depan rumputnya udah tinggi, kenapa gak dicabutin?" tanya mertuaku.

" Iya Bu, belum sempat, kalau siang nemenin Surya mainan, kalau sore ada beberapa anak yang les ngaji Bu, sebenarnya saya sudah minta tolong ke mas Arya untuk nyabutin rumput. Tapi ya mas Arya kalau di rumah tidur terus." Jawabku.

"Ya gimana, kan berat kerjaannya jadi supir, jadi di rumah harus istirahat. Daripada kalau kecapekan nanti di jalan kecelakaan, gimana? ya kamu dong yang harusnya cabutin rumput di halaman biar gak berantakan gitu." Ucap mertua.

Aku menangis dalam hati. Selalu bangun sebelum subuh, bersih-bersih rumah, mencuci baju, menyetrika baju semua aku sendiri. Membantu mencari uang dan merawat anak sendiri juga sudah kulakukan, tapi masih ada salahnya. Kadang bahkan tidak tidur siang.

Aku hanya mengangguk tanpa bersuara. Sebenarnya aku lelah, Mas.

"Kalau rumah rapi dan bersih, kamu sendiri kan yang untung?" tanya ibu mertua.

"Iya bu, Insyallah habis ini saya cabutin rumputnya. " Jawabku pendek.

"Ini ibu bawakan beras, berasmu masih apa sudah habis?" tanya ibu mertua.

"Tinggal sedikit, Bu." Jawabku. "Ini tadi ada keuntungan dari jual gorengan, rencananya mau beli beras nanti sore." Lanjutku lagi

"Ini ada 3 kilo beras, ibu tadi habis beli 10 kilo." Kata mertuaku sambil menyerahkan bungkusan kresek.

"Terimakasih, Bu." Ucapku .

"Hari ini kamu masak apa?" tanya ibu mertua.

"Telur dadar, Bu, terus ini ada bakwan sayur juga, rencananya mau bikin sayur bayam buat tambahan lauk siang." Jawabku.

"Oh ya sudah, kalau begitu, ibu pulang, jangan lupa rumput ya." Ucap mertuaku berlalu pulang.

Aku menghela nafas. Alhamdulillah ada tambahan beras. Aku segera membantu anakku ganti baju dan cuci tangan.

"Surya, Ibu mau nyari bayam di belakang rumah dulu ya, mau ikut?" tanyaku pada Surya.

"Iya Bu, Surya mau bantu Ibu cari bayam." Jawab anakku.

"Yuk, sini Nak, "

Selesai membuat sayur bayam, aku menyempatkan diri mencabuti rumput di halaman depan.

"Ibu mau nyabut rumput dulu ya Nak, Surya di rumah lihat TV atau mainan di dalam rumah ya." Kataku.

"Aku maunya mainan mobil-mobilan sama ibu di kamar." Pinta Surya.

"Iya sayang, mainnya nanti ya, sekarang ibu mau nyabut rumput dulu. Apa Surya mau main sama bapak saja?" bujukku.

"Iya sudah, coba Surya bangunkan bapak dulu ya." Kata Surya sambil berlari ke kamar depan. Aku menunggu Surya di teras.

"Bapak dibangunkan susah, Bu, ya sudah aku mau bantu nyabutin rumput sama ibu saja." Lapor Surya.

Saat asyik mencabut rumput di halaman depan, tiba-tiba ibu mertua mendekat.

"Loh, Surya kok diajak cabutin rumput sih, mana panas banget kan, Dea?" Semburnya.

"Iya Bu, tadi ditinggal di dalam rumah tidak mau, karena bapaknya tidur dan tidak mau dibangunkan. " Jawabku.

"Bersih-bersih itu tugas perempuan, kalau laki-laki itu tugasnya cari duit." Mertuaku tidak mau kalah.

" Wah, tidak bisa begitu Bu, kalau istri bisa bantu suami cari duit, seharusnya suami bisa bantu istri melakukan pekerjaan rumah, Bu."Jawabku.

Aku harus tegas. Karena kali ini menyangkut prinsipku mendidik anak. Kalau memang suamiku tidak mau melakukan pekerjaan rumah, jangan sampai hal itu dicontoh oleh anakku. Surya harus menjadi laki-laki yang bertanggung jawab. Dan tentu saja lebih baik dari bapaknya.

Mertuaku mencebik, "Ck... , dibilangin orang tua malah membantah, ayo Surya ikut Oma saja. Oma punya es krim."

"Ndak mau..., Surya mau bantu ibu saja Oma, nanti saja setelah selesai nyabut rumput, Surya ke rumah Oma." Jawab anakku.

"Hm... Iya sudah, kalau gitu oma pulang ke rumah dulu."

Sudah hampir bersih rumput di teras depan saat adzan dhuhur terdengar.

"Surya, sudah dhuhur, ayo berhenti dulu. Kita sholat sama-sama yuk." Ajakku.

"Ayo Bu, tapi Surya haus sekali, Surya minum dulu." Sahut Surya.

"Iya Sayang, Ibu juga mau ganti baju dan wudhu dulu. "Sahutku lalu masuk ke kamar mandi.

"Bu, ibu, galonnya habis, "kata anakku begitu aku keluar kamar mandi.

"Oh Iya, sebentar kita bangunkan bapak buat beli galon ya," sahutku.

"Mas, Mas, galonnya habis. Tolong belikan, aku capek mas habis cabutin rumput." Kataku sambil menggoyang-goyang tubuh suamiku.

Mas Aryo menggeliat. " Lah, biasanya kan beli galon sendiri. Kenapa sekarang minta dibelikan?" sahutnya.

"Sekarang aku kecapekan Mas, ini Surya kehausan lo. Ayo bangun dulu, sudah lama Mas tidur, sekalian sholat juga." ucapku sambil terus menggoyangkan tubuhnya.

Aku menghela nafas, aku ingin memaki-maki lelaki ini. Enam tahun menikah belum ada perubahan sedikitpun.

" Surya, sebelum ke masjid, kita mampir minta minum dulu ke rumah Oma, kan masjidnya depan rumah Oma, jadi bisa sekalian Surya minta minum sama Oma." Ucapku.

" Ya sudah Bu, ayo berangkat." ajak Surya.

"Assalamualaikum, " aku dan Surya mengucap salam serempak lanjut masuk ke dalam rumah mertuaku.

"Bu, Surya minta minum dulu, galon di rumah habis. Mau beli keburu duhur." Pintaku.

"Ya sudah, ambil sana. Ibu juga mau ke masjid. Arya gak sekalian dibangunkan biar jama'ah?" tanya mertuaku.

"Sudah saya bangunkan, Bu, tapi tidak mau bangun." Sahutku.

"Ya bangunin terus kalau gitu. Jangan berhenti dan jangan putus asa sama suami. Wong almarhum bapak dulu juga susah sholatnya, karena ibu membujuk pelan-pelan, akhirnya mau juga kok rajin sholat. " Kata ibu mertuaku.

"Iya Bu, nanti saya bangunkan lagi."

Setelah sholat dhuhur, sebenarnya aku ingin sekali tidur siang. Tapi aku harus beli galon dulu.

"Surya, Ibu mau beli galon, Surya di rumah saja ya." Pamitku. "Iya deh, Surya di rumah saja sama nonton tv." Sahut anakku.

Maka akupun bergegas berjalan membawa dua galon kosong ke toko terdekat. Hanya 100 meter dari rumah.

Sebenarnya pemilik toko menawarkan antar jemput galon. Tapi kadang kalau ditelfon, lama responnya. Maka setelah sampai di toko, aku membayar galon dan langsung pulang, karena akan diantar sendiri dengan tukang galonnya.

Selesai menaikkan galon ke atas dispenser, aku segera merebahkan diri di kasur.

" Bu, Surya pingin main bola, " pinta anakku.

"Duh Sayang, ibu ngantuk dan capek banget. Coba bangunkan bapak aja ya Nak, " sahutku.

"Nggak mau, bapak susah kalau dibangunkan. Pokoknya sekarang main bola sama ibu !!!" teriak Surya.

Akhirnya dengan setengah mengantuk, aku pun bermain bola dengan anakku di halaman belakang.

댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Hallo author ijin baca ceritanya
댓글 모두 보기

관련 챕터

최신 챕터

DMCA.com Protection Status