Beranda / Rumah Tangga / AMALIA, Kesetiaanku Diragukan / 48. Kita Peduli Padamu, Fa

Share

48. Kita Peduli Padamu, Fa

Penulis: Rumi Cr
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-22 08:17:04

Setiap paginya, mereka akan berangkat bersama, mengantar Saka ke daycare. Bocah umur dua tahun mudah beradaptasi, hingga tak mengkhawatirkan saat ditinggal dan dipamiti kedua orangtuanya.

Setelah memastikan Saka bisa ditinggal, keduanya berangkat ke Setyabiru. Namun, di area parkir Wafa akan berlari mendahului suaminya supaya tidak ada yang tahu, dirinya selalu berangkat bersama dengan ketua tim proyek.

Pulang kerja, Wafa akan langsung menuju daycare mengambil Saka. Kanzu lebih sering ke lokasi proyek jadi sudah disepakati yang menjemput Saka adalah Wafa.

"Eh, aku ada cerita. Tapi, agak nyesek sih, ceritanya," ujar Yolanda. Sepagi itu berdiri di antara dua deret kubikel.

"Cerita apaan, Yol. Eh, ngomong-ngomong hari ini bagian kelompok satu, kan? yang ke lapangan. Kok pada belum nongol sih, dari mereka bertiga. Apa kitanya yang kepagian ya," sahut Dinda.

"Aku yang gantiin Yuan hari ini. Tumben biasanya Wafa sudah sampai, nih. Kalau Yoshi, seringnya datang mepet setengah delapan," ujar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   59. Maafkan Mas

    Kanzu menatap wajah Mahesa dan Ibam yang telah dibuatnya babak belur. Bahkan ia larang Leo dan Satria turut menghajar dua pria di hadapannya itu."Ini pertama dan terakhir kali, kau menyentuh keluargaku, Mahesa." Kembali Kanzu melayangkan pukulan ke wajah Mahesa. "Leo, bawa kemari koper itu," pinta Kanzu pada Leo yang di sebelahnya teronggok tas berisi uang yang berhasil dirampasnya dari kawan preman tadi.Kanzu membuka retsleting koper, lantas tangannya mencakup penuh gepokan uang ratusan ribu dari dalam koper itu."Hanya karena ini, kamu tega berlaku keji pada saudaramu, Mahesa." Kanzu melempar gepokan uang ke arah Mahesa. Mungkin ada sepuluh gepok yang ia lempar ke tubuh pria itu."Polisi sebentar lagi tiba, Kanzu. Kamu segera jemput Wafa saja. Kita yang akan urus mereka di sini," ujar Leo mencoba menenangkan sahabatnya."Iya, tolong urus mereka untukku, Leo. Satria terima kasih, sudah membantuku."Satria menganggukk

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   58. Jangan Menguji Kesabaranku

    Setibanya di stasiun Kanzu segera menemui Ibam. Tidak nampak Mahesa ikut serta. Apakah tebakkannya salah. Karena kalau hanya berdasarkan nomer Mahesa tidak bisa dijadikan bukti yang kuat.Sekarang ini, nomer mati karena tak lama kita isi pulsa. Lantas kita memilih membeli nomer baru. Nomer mati milik kita dulu, akan diterbitkan lagi menjadi kartu baru. Bukankah kemungkinan akan dibeli orang lain dan akan digunakan."Mana istriku?" tanya Kanzu melempar tas berisi uang dua milyar ke arah Ibam."Dia sudah kami bebaskan. Sebentar lagi, pasti sudah sampai rumah.""Jangan bercanda! Kalian sudah mendapatkan uangnya. Kenapa istriku tidak ada di sini?" tanya Kanzu geram.Ibam menyeringai, diambilnya tas yang dilempar Kanzu lalu membukanya. Nampak tumpukan uang merah berbendel di dalamnya. "Kita bukan orang bodoh, Bro. Kalau kami membawa istrimu, dan kamu menyerahkan uang ini. Bisa menjadi bukti, bila tertangkap tangan sebagai kasus pemerasan.

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   57. Tidak ada jejak

    Kanzu memperhatikan jam di dinding kantin dengan cemas, di depannya duduk Leo dan Satria. "Uang sudah siap, kenapa dia tidak menghubungi kita lagi," ucap Kanzu gelisah.Masalah uang senilai dua milyar tadi langsung diselesaikan oleh Pak Faiz dan Ryan. Kanzu tinggal mengganti setelah Wafa kembali ke pelukannya dengan selamat."Tenanglah, Kanzu. Aku yakin, mereka tidak mungkin berani menyakiti Wafa," ujar Leo menenangkan sahabatnya. Satria yang duduk di samping Leo, memperhatikan ponsel milik Wafa. Ia pun sudah menghubungi Kirana. Satria meminta tolong pada wanita itu, melacak keberadaan preman yang menyekap Wafa."Tidak ada jejak sama sekali. Apakah kita hanya bisa menunggu telepon dari penculik saja," ujar Kanzu geram seraya memukulkan tinju pada pahanya."Kenapa aku berpikir yang melakukan ini, bukan orang asing. Tetapi, yang sudah mengenal Wafa. Bukankah, tas Wafa diletakkan di teras samping tadi. Pastilah dia tahu, Wafa bers

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   56. Dua Milyar

    Derap langkah dari beberapa kaki yang menapaki lantai kayu tua semakin lama semakin mendekat. Suara langkah-langkah itu berat, berirama, seolah mengisyaratkan keberadaan lebih dari satu orang. Jantung Wafa berdetak tak karuan. Ia hanya bisa menebak-nebak, sebab matanya tertutup kain yang diikat sangat rapat, dan mulutnya dibungkam dengan lakban. Rasa takut dan cemas merayap di seluruh tubuhnya. Ia tahu dirinya berada di sebuah ruangan gelap dan pengap. Bau apek, debu, dan lembap menekan indra penciumannya. Wafa duduk di lantai dingin, dengan kaki dan tangan diikat jadi satu. Ikatan tali itu terasa sangat kencang, membuat pergelangan tangan dan kakinya kebas. Sejak sadar, ia sudah berusaha sekuat tenaga melepaskan tali yang mengikat kedua tangannya. Gesekan tali pada kulitnya membuat tangannya lecet dan perih, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya ia menyerah karena rasa dahaga dan lapar yang amat sangat. Tidak ada yang memberinya makan dan minum. Ia harus menjaga diri agar

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   55. Penculik

    Sebelum memasuki ruang meeting Kanzu menghubungi Wafa. Ia ingin memastikan istrinya sudah tiba di kantor dengan selamat. Namun, hingga panggilan yang ketiga tidak dijawabnya. Pria itu, beralih mengirimkan pesan. Pesan terkirim ceklis satu.Kanzu mengernyit, merasa ada yang aneh. Karena tidak mungkin pesan yang dikirim ceklis satu, kecuali ponsel mati atau tidak terhubung data seluler. Dan itu, mustahil terjadi pada ponsel istrinya.Akhirnya Kanzu mencoba menghubungi nomer Wafa secara manual bukan lewat Whatsapp. Panggilan terhubung. "Alhamdulillah, berarti ponselnya tidak rusak. Mungkin tadi terpencet, hingga datanya mati," batin Kanzu menghibur diri.Selama meeting berlangsung, tak henti-hentinya Kanzu mengecek ponselnya. Pesan yang ia kirim masih juga ceklis satu. "Masak iya, sampai kantor enggak ngecek ponsel sama sekali."Rayyan yang duduk di sebelah Kanzu, seperti merasakan kegelisahan bawahannya tersebut. "Kenapa, ada masalah di rumah?" tany

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   54. Protektif

    Setelah peristiwa di kantin itu, Kanzu lebih protektif menjaga Wafa dan Saka. Ia tidak mengizinkan istrinya pergi sendirian. Kalau Kanzu tidak bisa mengantar, maka dia akan memesan secara online apa yang dibutuhkan oleh Wafa.Satria turut mengawasi Saka dari kejauhan, karena ia juga tak mau hal buruk terjadi pada putra Wafa itu. Walaupun ia sendiri menyimpan tanya mengenai praduganya tentang Saka. Namun, Satria juga tak mungkin memaksa Wafa untuk mengaku sesuai kehendak angannya.🌀Di hari Jumat pagi.🌀"Bunda, Kakek dan Kanaya berangkat dari Swiss hari Ahad. Tetapi, katanya bunda kalau Saka betah di sini, mereka akan biarkan dia ikut bersama kita, Dik. Bagaimana menurut pendapatmu?" tanya Kanzu sambil membantu menyisir rambut istrinya usai dikeringkan dengan hair dryer."Saka secara hukum, kan memang anak kita, Mas. Ya, enggak masalah kalau kita yang mengasuhnya," jawab Wafa menatap wajah Kanzu dari pantulan cermin di hadapannya.Kanzu m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status