Share

63. Test pack

Author: Rumi Cr
last update Huling Na-update: 2025-09-29 14:00:41

"Ehemm." Suara berdehem membuat Wafa menoleh.

Seorang pria memakai kemeja biru tengah berjalan ke arahnya. Bagas menatap Wafa dari kepala hingga ujung kaki. Lantas, Bagas pun berkata penuh selidik, "Aku enggak hanya sekali lo, mergokin kamu turun dari mobil Pak KG. Kamu tahu kan, Fa ... gosipnya Pak KG itu, sudah punya anak dan istri. Kok, masih mau kamu pergi bersamanya."

Wafa menepuk keningnya, lantas menggelengkan kepala mendengar ucapan Bagas. Salahnya juga, ia meminta Kanzu untuk tetap diam tentang hubungan mereka. Wafa beralasan, biar waktu yang menunjukkan hubungan mereka berdua.

"Maaf, Gas, hanya kebetulan saja. Aku diajak barengan tadi. Karena takut telat, aku bersedia. Gitu, doang."

"Kalau gitu, dong! Kenapa kamu enggak pernah mau nerima ajakanku, Fa?" tanya Bagas.

"Aku enggak mau nyepotin kamu, Gas. Udahlah, enggak usah dibahas. Enggak penting juga," ujar Wafa sebelum keduanya keluar dari lift.

Keluar dari lift Wafa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nopphy_lolipop
lanjut mbak. bagus banget critanya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   46. Pulang Ke Rumah

    “Melanjutkan perawatan di Surabaya?” ulang Kanaya bertanya pada Satria.“Hidup kita memang di sana. Aku perlu bekerja kembali, Saka juga perlu sekolah ...” jelas Satria selembut mungkin. Ia duduk di pinggiran ranjang istrinya dan memberi tahu dengan nada meyakinkan. Kanaya mencoba mengerti, namun begitu berat baginya mengambil langkah tersebut. “Tapi, aku enggak ingat apa pun tentang kehidupan kita berdu—”“Berjalannya waktu kau, pasti ingat kembali, Nay.” Satria menelan ludah, sejenak merasa ragu namun terus meyakinkan diri. Ia harus mengutamakan rumah tangganya. “Aku, kamu dan Saka ...."Kanaya memejamkan mata. “Tapi, keluargaku—”“Kamu punya aku dan Saka sebagai keluarga. Itu sudah cukup.” Satria merogoh saku celananya, mengeluarkan cincin kawin Kanaya, lalu memasangkannya di jari manis sang istri. “Kamu harus ikut aku pulang, Nay ... ke rumah kita, bersama Saka.”Kanaya membuka mata, menunduk pada cincin berlian yang bening berkilau, membuatnya terpana sejenak. Cincin itu terasa

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   45. Observasi

    "Pagi, Bu. Ada tamu yang menunggu di lobi. Katanya perwakilan dari Karya Pradipandya,” ucap salah seorang pelayan yang mendekat.“Oh, suruh tunggu sebentar.” Ghea langsung memanggil Saka, memintanya keluar dari kolam. “Sak, udah satu jam. Udah selesai berenangnya.”“Yahhh…” sahut Saka dengan cemberut, meski segera berenang ke pinggir kolam dan menaiki tangga.“Kalau anaknya masih mau berenang, biar kami yang tunggu, Ibu,” kata pelayan.Ghea menggeleng, tidak berani menyerahkan pengawasan Saka selain kepada orang kepercayaan keluarganya. Jika Satria tahu, jelas akan langsung mengomelinya. Apalagi kalau Bu Laras atau Kakek Rahmat tahu, Ghea pasti akan mendapat teguran.“Enggak usah, Mbak. Emang dikasih waktunya cuma sejam. Biar disiplin juga.”“Ooh, begitu.”Ghea mengangguk, segera merentangkan jubah handuk ketika Saka berjalan ke arahnya. “Dingin enggak?”“Enggak,” jawab Saka, menyelipkan tangan kanannya dulu bar

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   44. Aku payah?

    Ghea meletakkan tablet di meja dan bersedekap. “Aku enggak akan bantu sampai tahu tujuan kamu apa, sampai yakin soal perasaanmu. Kanaya udah terlalu sabar dan—”“Kanaya terlalu sabar?”“Iya. Kanaya terlalu sabar dan kamu terlalu mencurigakan. Jadi, ayo kita perjelas. Apa tujuanmu, Mas?”Satria menghela napas panjang. Ia tahu Ghea bukan tipe yang akan menurut begitu saja. “Aku mau Kanaya jadi istri yang seharusnya, dan pernikahan kami lebih baik dari sebelumnya.”“Kalau mau begitu, kamu juga harus berproses jadi suami yang seharusnya. Pernikahan itu bergerak ke arah baik atau buruk tergantung pemimpinnya.”Satria menyipitkan mata. “Menurutmu aku bukan suami yang seharusnya?”“Aku tahu, Mas ... kamu mau bawa Kanaya balik ke Surabaya. Tapi untuk kondisi sekarang, itu bukan pilihan bijak. Mbak Wafa sampai rela ngurusin adik iparnya, gantiin Bunda Syaiba yang harus pantau keadaan Kakek Rahmat."“Kehidupan kami di sana.”

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   43. Merapikan Situasi

    “Semua brankas kamu tipe retina sensor. Cuma bisa dibuka sama kamu atau Kanaya.”“Oh iya!” Satria baru teringat dan berpikir keras. “Oke, kalau gitu, siapkan kamar lain jadi kamar utama dulu.”“Gimana maksudnya?”“Siapkan kamar lain di rumah aku jadi kamar utama. Begitu Kanaya pulang dan cukup teralihkan, aku akan urus isi brankas itu.”Daffa memejamkan mata sejenak, sadar maksud Satria.“Satria, jangan bilang kamu berencana mengatur ulang ingatannya Kanaya.”“Cuma perbaikan situasi di sana-sini.”“Perbaikan situasi?”“Aku cuma suami yang sibuk, bukan suami yang buruk. Kamu tahu aku pantas dapat semua perhatian dan cinta Kanaya.”“Cintanya Kanaya?” Daffa langsung tergelak, terpingkal-pingkal sampai mengusap sudut mata. “Cinta, kamu bilang?”Brengsek. Satria paling kesal kalau ucapannya dijadikan bahan tertawaan.“Aku hitung sampai tiga ya, Fa.”Daffa tetap tergelak meski menco

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   42. Berkas Gugatan

    “Kamu ketemu Kanaya besok aja. Aku harus atur beberapa hal dulu.” “Ngatur apa?” tanya Ghea penasaran. “Jangan banyak tanya, dan jangan dulu kirim barang-barang dari Surabaya. Ikutin semua arahanku.” “Ya! Tapi harus jelas juga maksudmu—” Ghea terpotong oleh getaran ponselnya. “Ah, Ibu nih … mau ngomong sama kamu soal Kanaya.” Satria beralih duduk, menunggu Ghea mengatur posisi ponsel dan menerima panggilan video itu. Wajah Bu Risma terlihat sedih, bercucuran air mata. “Naya ... gimana? Kamu bagaimna bawa mobilnya sampai kecelakaan begitu?" “Ghea sudah cerita apa saja ke Ibu?" Tanya Satria sembari melirik tajam ke arah sepupunya itu. Bu Risma bercerita sebagaimana yang diceritakan oleh keponakan suaminya itu. "Ya, begitulah, Bu ... masih sama aja kondisinya. Minta doanya ya, Bu ... Untuk saat ini, belum bisa mengingat semuanya,” jawab Satria muram. Ghea mengelus pelan lengan kakak sepu

  • AMALIA, Kesetiaanku Diragukan   41. Duplikat

    Satria mengelus punggung anaknya dan berjalan ke pintu di belakangnya, menggesernya hingga cukup untuk mereka masuki. Ia saling pandang dengan Kanaya yang tampak menahan napas. “Saka .…” panggil Kanaya lembut. Satria terkesiap. Cara Kanaya memanggil nama itu sama, enggak berubah. Lengan kanan istrinya juga terangkat begitu saja. “Mamaaa .…” seru Saka antusias, tangannya terulur, berusaha meraih Kanaya. Satria mempercepat langkahnya, mendekatkan mereka, dan mendapati Kanaya tersenyum lebar tatkala Saka beringsut ke sisi kanan tubuhnya, memeluk erat. “Mama lama bangunnya .…” ucap Saka pelan, suaranya teredam di dada Kanaya. Kanaya menunduk, menciumi helaian rambut ikal anaknya, juga pelipisnya yang lembut dengan aroma susu dan buah raspberry-lime. “Iya, maaf ya … Saka pasti kangen banget, ya?” “Iya.” Saka menegakkan diri dan duduk baik-baik. “Enggak boleh peluk lama, soalnya Mama sakit.” Kanaya tertawa kecil. Ada rasa bahagia yang tak bisa ia ungkapkan setelah melihat, m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status