Home / Rumah Tangga / AMBISI IBU MERTUA / Bab 10: Rencana busuk Mak Onah.

Share

Bab 10: Rencana busuk Mak Onah.

Author: Putrisyamsu
last update Last Updated: 2025-09-24 21:29:20

Bab 10: Rencana busuk Mak Onah.

Dugaan Wanda sama sekali tidak salah. Mak Onah memang menemui salah satu teman karibnya, Mak Yeyen. Ia memang sengaja tidak bertemu dengan temannya yang lain. Karena menurutnya ada hal-hal tertentu yang tidak dapat ia ceritakan dengan mereka berdua.

“Mak Yeyen, kamu tahu tidak. Tadi Laras datang ke rumahku,” ucap Mak Onah membuka percakapan. Mendengar nama perempuan yang disebut Mak Onah, Mak Yeyen mengerutkan keningnya.

“Maksudnya Laras Pacarnya Wanda dulu?” tebaknya setelah berpikir sejenak.

“Iya, tadi dia datang. Alasannya mengantar bingkisan dari orang tuanya. Padahal aku yakin sebenarnya dia ingin bertemu dengan anakku Wanda,” cerita Mak Onah dengan semangat.

“Oooo,” tanggap Mak Yeyen, membuat Mak Onah sedikit jengkel. Karena temannya tidak terlalu menanggapi apa yang ia pikirkan.

“Kamu tahu, Mak Yeyen? Ternyata dia sekarang tidak bersama suaminya lagi,” cerita Mak Onah berharap temannya m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • AMBISI IBU MERTUA   Bab 46: Nasib Mak Onah.

    Bab 46: Nasib Mak Onah. “Mak. Mamak bicara apa?” Feri mendekti Mak Onah dengan perasaan tegang. “Bang. Jangan-jangan pengaruh jimat itu berbalik ke mamak. Makanya dia sekarang seperti ini,” ucap Rina. “Bicara apa kamu, Rina.” Feri tak menghiraukan ucapan istrinya. Keadaan Mak Onah yang terasa janggal membuatnya lebih memilih untuk memperhatikan ibunya. Feri melambai-lambaikan tangannya di hadapan Mak Onah. Tetapi perempuan itu sama sekali tidak menggubris. Tatapan matanya kosong, dengan bibirnya yang terus mengoceh. “Assalamu'alaikum!” Rina dan Feri mendengar suara seseorang yang sudah tidak asing oleh telinga mereka di teras. Keduanya kemudian saling berpandangan. “Pak Asnawi,” ucap Feri begitu yakin. Tanpa meminta persetujuan Rina Feri berjalan ke ruang tamu. Sementara Mak Onah masih membuat Rina merasa bingung. Bingung yang kemudian membuatnya menjadi takut. Tapi bukan rasa takut karena merasa khawatir dengan keadaan ibu m

  • AMBISI IBU MERTUA   Bab 45: Ada apa dengan Mak Onah?

    Bab 45 : Ada apa dengan Mak Onah? Mak Sri dan Mak Endah berlari keluar rumah, disusul oleh Mak Yeyen yang pakaian bawahnya telah basah karena buang air kecil yang tidak bisa ditahannya. tubuh mereka gemetaran melihat lima orang polisi berpakaian preman dan berwajah menyeramkan berdiri tegap di depan tempat tidur Mak Onah. Di teras beberapa warga menghadang dan menangkap ketiga nenek itu yang mereka kira hendak melarikan diri. “Ayo, mau lagi kemana kalian!” sergap salah seorang tetangga. “Tangkap nenek-nenek jahat ini pak polisi, jangan biarkan mereka kabur!” Warga berteriak ikut melampiaskan kekesalan mereka selama ini karena ulah Mak Onah dan teman-temannya. “Masukkan mereka ke penjara biar tidak bikin onar lagi!” teriak yang lainya. Membuat ketiganya semakin ketakutan. . “Ampun, tolong, tolong jangan tangkap kami. Biarkan kami lepas. Kasihani kami sudah tua.” Mereka meratap memohon ampun di tengah kerumunan warga yang

  • AMBISI IBU MERTUA   Bab 44: Akhirnya semua orang tahu perbuatan gila Mak Onah dan teman-temannya.

    Bab 44: Akhirnya semua orang tahu perbuatan gila Mak Onah dan teman-temannya. “Mamak sudah sadar!” jerit Rina. Mereka berlari ke dalam ingin mengetahui keadaan Mak Onah. Hanya Wanda yang masih bertahan berdiri di halaman meratapi kepergian istrinya. Seperti anak kecil yang tidak tahu malu lelaki bertubuh tegap itu terus berteriak memanggil nama istrinya. Membuat tetangga yang terusik dengan kehebohan itu keluar rumah dan mendatangi kediaman Mak Onah. “Nadya…jangan pergi… maafkan abang…!” lulungnya begitu dramastis. Membuat Orang-orang yang sudah berkumpul memandangnya keheranan. “Nadya…!” jeritnya lagi. Suaranya sangat mengenaskan. Sepintas orang yang mendengar akan ikut terhanyut merasakan kepiluan hatinya “Akh… !” “Wanda, kenapa kamu ini? Apa kamu sudah gila?!” teriak salah seorang dari mereka ketika melihat Wanda menghantamkan kepalanya di tiang penyangga

  • AMBISI IBU MERTUA   Bab 43: Keputusan akhir Nadya.

    Bab 43 : Keputusan akhir Nadya. Tubuh Mak Onah tergeletak pingsan di di tempat tidur yang sudah dipindahkan anak-anaknya di ruang tengah. Tampak tubuh kurus wanita tua renta itu terbaring lemah dengan kepala dan kaki diperban. “Kenapa mamak bisa ditabrak mobil, memangnya kalian dari mana?” tanya Feri sangat cemas dengan keadaan Mak Onah. Begitu juga dengan Danur. Mendengar kabar Mak Onah mengalami kecelakaan mereka bergegas menyusul ke kerumah sakit. Mak Onah mengalami patah tulang akibat benturan benda keras yang menghantam kakinya. Sementara kepalanya harus dijahit karena koyak. “Mereka memutuskan untuk tidak merawat Mak Onah berobat di rumah sakit. Karena pihak rumah sakit menyarankan agar kaki Mak Onah dioperasi. Karena faktor usia, semua anaknya memilih melanjutkan pengobatan alternatif patah tulang. “Mamak sebenarnya tidak ditabrak tapi mamak yang menabrakkan diri,” jawab Wanda. “Apa?! Masak mamak mau bunuh diri

  • AMBISI IBU MERTUA   Bab 42: Penyesalan betujung bencana.

    Bab 42 : Penyesalan berujung bencana. “Pak polisi, jangan masukkan saya ke penjara…” raung Mak Onah. Perempuan itu dengan sisa-sisa kekuatannya merangkak ke arah lelaki berseragam polisi. Membuat pemandangan di ruangan itu semakin menggemparkan. “Siapa nenek ini, Kak Alifa?” tanya lelaki itu dengan sorot mata kebingungan. Bagaimana dia tidak bingung, baru saja datang, seorang nenek tua memeluk kakinya sambil meraung-raung seperti orang kesurupan, hingga ia kesusahan untuk berdiri. Sedangkan Wanda yang merasa nyawanya sudah melayang ke langit hanya termangu. Otak nya sudah tidak dapat berpikir dengan jernih. “Ada apa sebenarnya ini, Kak? tolong jelaskan,” pinta lelaki itu. Matanya menatap pada semua orang yang berada di ruangan itu meminta penjelasan. “Tidak ada masalah bukan dengan acara pernikahanya?” tanyanya lagi dengan cemas. Dengan hati yang masih diliputi rasa bingung ia berusaha melepas tangan Mak Onah yang memeluk kakinya

  • AMBISI IBU MERTUA   Bab 41: Menerima kenyataan

    Bab 41: Menerima kenyataan. “Iya, memang sudah beberapa bulan ini Syarif tidak di sini. Sedang ada urusan di Malaysia. Makanya, setiap Mak Onah datang kemari tidak pernah bertemu denganya,” terang Bu Anggraini. Dengan sangat santun Syarif menyalami Wanda dan Mak Onah. Saat tangan mereka bersentuhan Syarif merasakan tangan kedua orang yang baru dikenalnya itu terasa begitu dingin. “Tapi bukankah Laras dan suaminya sudah bercerai?” tanya Mak Onah dengan suara bergetar. Seluruh tubuh perempuan tua itu terasa panas dingin. Begitu juga dengan Wanda. Bukan hanya terkejut. Lelaki itu merasa sangat malu hingga tidak sanggup mengangkat wajahnya. “Siapa yang mengatakan begitu pada Mak Onah?” tanya Laras dengan kening berkerut. Ia lalu memandang Alifa dan adik iparnya yang saat itu hanya tersenyum. Kecil. “Tempo hari. Laras sendiri yang mengatakannya padaku saat mengantar oleh-oleh dari tanah suci.” Dengan menahan rasa malu Mak Onah mencer

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status