Share

Bab 18

“Emang harus hari ini, ya?” bahu Kinan meluruh. Hatinya yang tadi tegar kini bagai kapas tertimpa hujan. Kalau di rumah baru, Kinan yakin suaminya itu akan semakin semena-mena. Dia harus bersiap untuk bertahan sekuat karang.

“Hari ini!” ujar Ken tegas. “Beresin semua barang elu sekarang juga.”

“Minggu depan ajalah,” pinta Kinan memelas.

“Kagak! Cepet beresin dulu sana!” Ken melotot.

“Besok aja, besok. Gimana?” Kinan nyengir kuda masih memasang wajah memelas. Berharap sang suami akan luluh untuk menunda sesi balas dendam yang akan dia terima sesaat lagi.

“Nggak ada besok, nanti, lusa, jaman purba. Gue bilang sekarang ya sekarang!” bentak Ken.

“Kamu pindah sendiri aja dah.” Kinan semakin memelas. Ken langsung melotot.

“Ya udah, elu bilang sono sama Kakek dan orangtua gue,” usir Ken dan semakin membuat Kinan luruh. Mana bisa dia minta sama mereka untuk tidak ikut dengan suaminya. Suatu permintaan yang mustahil.

Kinan menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal.

**

Ken memasukan tas-t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status