Share

Bab 6

Hampir satu minggu Ken berada di ruang ICU, akhirnya sadar dan dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Albany dan Za gantian menjaga di sela-sela waktu sibuknya. Kadang, mereka datang berdua jika pekerjaan bisa ditinggalkan. Tidak mungkin Ningsih membantu menjaga Ken karena kondisi Hendro pun sedang tidak baik-baik saja.

Hanya dua hari di ruang perawatan, pemuda itu meminta pulang. Meski pihak rumah sakit belum mengizinkan, tetapi Ken memaksa ingin pulang. Dia sama sekali tidak betah dikurung dalam ruangan. Za yang saat itu menjaga tak punya pilihan lain selain mengikuti keinginan sang putra, dari pada anaknya membuat keributan. Perihal pengobatan, Za pikir bisa dilakukan di rumah. Jika perlu, dia akan membayar seorang dokter atau perawat untuk datang.

Ningsih dan Hendro merasa kaget saat melihat menantu mereka pulang dibarengi dengan cucunya. Pemuda itu masih tampak lebam-lebam di beberapa bagian. Perban di kepala juga tangan masih terpasang.

“Kamu sudah pulang, Nak?” sapa Ningsih dengan wajah haru. Dia memeluk tubuh tegap itu penuh sayang. namun, Ken sedikit meringis karena tubuh sang nenek menekan pada lukanya.

“Maaf, sakit ya?” tanya Ningsih gegas melepaskan pelukannya.

“Nggak apa-apa, Nenek,” jawab Ken mengulas senyum. Pemuda itu lantas menatap pada lelaki yang duduk di kursi roda. Laki-laki tua yang begitu memanjakannya sedari kecil.

“Kakek,” sapanya dengan senyuman manis. Namun, lelaki beruban yang biasanya selalu tersenyum ramah itu menunjukan muka masam dan bahkan pergi begitu saja. Ada rasa nyeri yang menelusup ke hatinya. Dia tidak pernah diabaikan oleh kakeknya itu. Pemuda itu mengalihkan tatapannya pada Za untuk meminta penjelasan.

Za bisa menangkap kegundahan hati putranya. “Kamu istirahat saja dulu, ya. Kakekmu sedang tidak sehat,” bisiknya lirih lalu meminta Ken masuk ke kamarnya.

Albany yang mendengar kabar jika putranya sudah pulang, langsung meninggalkan pekerjaannya. Meski marah pada anak itu, tetapi rasa sayangnya tetap saja tak bisa dihilangkan.

Albany masuk ke kamar yang sering kali sepi ditinggal pemiliknya. Di sana ada Za yang selesai membantu Ken berbaring.

“Apa kehidupan seperti ini yang kamu inginkan?” bentak Albany pada sang putra yang  terbaring di atas ranjang. Meskipun begitu sekarang kondisi Ken sudah jauh lebih baik. Pemuda itu memang memiliki fisik yang kuat, persis sang ayah. Bedanya, jika Albany kesusahan hidup dan kerja keras yang membuatnya kuat, sedangkan Ken, dia menempa dirinya dengan ilmu bela diri juga kehidupan liar di jalanan.

“Ssstt! Mas, jangan sekarang. Ken masih butuh istirahat,” sergah Za dengan suara pelan. Napas Albany tersengal menahan marah. Rasanya dia ingin meninju kepala sang putra agar sadar akan kesalahannya.

“Dia ini tidak butuh istirahat. Dia butuh dihajar!” rutuk Albany semakin kesal. Tangannya terkepal kuat.

“Ayah dari dulu selalu saja keras. Beda sama Kakek yang selalu sayang sama aku.” Ken membuang muka.

“Sayang, katamu? Dia telah menjadikanmu anak berandalan, susah diatur dan bertindak seenak jidat sendiri. Itu yang kamu bilang sayang? kamu bahkan hampir mati di jalanan!” Albany masih tidak bisa menahan emosinya.

“Mas! Jangan seperti itu. Keluarlah, biar aku yang bicara sama Ken,” pinta Za dengan wajah memelas.  Albany melengos kemudian pergi dari hadapan dua orang yang sangat disayanginya. Dia berdiri

Za kemudian mendekat dan duduk di samping sang putra. “Jangan dimasukan hati. Ayahmu memang begitu. Itu karena dia terlalu sayang sama kamu.”

“Sayang apanya? Dia tidak pernah sayang sama aku.”

Za mengulum senyum. Antara ayah dan anak memiliki sifat yang sama keras. “Dia begitu khawatir sama kamu, Ken. Dia takut kehilangan kamu. Karena itu dia begitu marah saat tahu kamu tawuran lagi,” ungkap Za.

“Ini bukan tawuran Bun. AKu dihadang dan dikeroyok di tengah jalan,” jelas Ken. Za hanya bisa mengembus napas kasar.

“Apapun itu, kejadian kemarin itu hampir merenggut nyawamu, Sayang. Ayah, Bunda, Kakek, Nenek, semua cemas. Ayahmu itu keras, tapi percayalah, hatinya sangat lembut. Dia itu penyayang.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status