Share

Kenyataan Terungkap

"Ibu kandung kamu masih hidup atau sudah meninggal?"

"Bunda, maksud Mama?"

Aku mengangguk. Entah bunda atau ibu, aku hanya ingin tahu wanita itu masih hidup atau sudah mati.

"Bundaku s...."

"Sayang, dompetku ketinggalan!"

Aku mendengus kesal saat Mas Arif tiba-tiba muncul di belakangku. Gagal sudah niat untuk mengorek informasi Cintya. Ah, menyebalkan!

Mas Arif pun masuk ke kamar, mengambil dompet lalu pergi lagi. Suara motor menjauh menandakan Mas Arif benar-benar pergi. Kali ini aku ingin dia pergi, bahkan dari hadapanku.

Talita kembali duduk di sebelahku setelah meletakkan segelas air putih di atas meja. Dia menikmati es krim rasa vanila seraya menonton televisi. Senyum kembali hadir di wajahnya setelah awan mendung menyelimuti.

Pertanyaan yang hendak keluar terpaksa kutelan kembali. Aku tak ingin awan mendung menyelimuti Talita. Ini bukan saat yang tepat untuk mengorek informasi. Biarlah aku menunggu asal Talita tak terluka kembali.

Diamku seperti bom, hanya menunggu waktu yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status