Part 26 Mendatangi Rumah AjengTanpa menunggu lama, aku mengirimkan video tentang Jhoni marah-marah kedapatan berduaan dengan gadis SMA di dalam mobil dekat jalan sepi. Biar Ajeng tahu apa dampak dari mulutnya yang suka fitnah dan justru fitnahan itu terjadi padanya. Suaminya selingkuh. Ingin sekali melihat reaksi wajah Ajeng, biar aku tambahkan ucapan agar ia menjaga lisan.“Pasti mereka akan bertengkar dan rumah tangganya bermasalah, Bu. Kenapa kita melakukan ini? Biarlah ia tahu sendiri dari orang lain, bukan dari kita.”“Apa?” Aneh sekali mendengar apa isi pikiran Mila. Ia masih takut kalau rumah tangga Ajeng dan Jhoni bermasalah setelah apa yang terjadi padanya? Ya Allah ....“Jangan terlalu lemah jadi wanita! Kita tidak membalas, tetapi ini terbalas sendiri. Lagian tanpa dari video kita ini, pasti ada videolain akan tersebar. Zaman sekarang netizen cerdik.”“Aku, aku hanya takut kalau kita membuat rumah tangga orang lain hancur akan berimbas pada kita, Bu.”“Ini hanya cara kita
Part 27 Reaksi WargaJhoni mengamuk mengarahkan pistol pada semua warga yang datang ke sini. Yang lebih tegasnya ke arah aku dan Mila. Seperti bangga dengan punya senjata itu, bahkan mertuanya menegur tidak dipedulikan seolah ia mentang-mentang. Bu Ida dan Ajeng tampak tersenyum sinis memandang kami semua seolah mereka keluarga yang berkuasa di semua kampung. Namun, mereka salah mengira kalau penduduk kampung ini bodoh mau menerima saja. Sekarang bukannya zaman di mana keluarga kaya berkuasa dan bisa membuat warga kampung tunduk. Ini negara hukum dan bukti bisa digunakan untuk melawan. Ya, sekarang zamannya video viral.Aku tak mau tinggal diam, video kejadian ini harus direkam. Bukti yang lebih berkuasa.“Bu, sebaiknya kita pulang aja.” Mila menarik tanganku menuju motor.“Tunggu.” Aku terus merekam.“Yun, aku nggak mau terluka gara-gara ini. Aku masih sayang nyawaku.” Jeni panik dengan berlari ke arah motornya.Beberapa warga yang berkerumun depan rumah Ajeng, kini bubar. Berlari ke
Part 28 Rencana MilaMendengar niat Bayu pada Mila, ada rasa senang meski jalannya salah. Di sini jalannya salah karena merusak kaidah agama, di mana wanita yang sedang dalam masa iddah tidak boleh dilamar. Tetapi aku bisa apa? Mengingatkan sudah dilakukan, dan Bayu sadar itu karena tak mungkin dia tidak tahu. Namun karena takut Mila akan menikah lagi dengan orang lain atau takut terlambat lagi, ia nekat bicara denganku.Ya Allah, maafkan dosa-dosa kami.“Kalau masalah ini, aku tidak bisa memutuskan karena hasil akhir ada pada Mila.”“Ya, Bu Yuni. Aku tau itu. Hanya mau minta izin untuk mendekati Mila, insyaallah, aku tau batasannya.”Sopan sekali cara Bayu ingin mendekati anakku. Minta izin padahal belum tentu diterima Mila. Aku takut Mila menolaknya karena tak ada rasa cinta. Sangat terlihat sekali Mila belum ada rasa pada Bayu meski mereka sudah kenal dari kecil.---Jika seandainya Mila jadi menikah dengan Bayu. Ini akan lebih baik dan ada rasa tenang. Masalah orang tua Bayu restu
Part 29 Pov MilaPov Mila“A-apa Nak? Kamu ....”“Ya, Bu. Aku ingin membalas Mas Haris yang membuat hidupku hancur dan kehilangan anakku. Aku sangat membencinya, sangat!” Kutekankan ucapan ini agar Ibu mengerti betapa aku tidak mau yang lain kecuali membalaskan sakit hati.Aku tahu jika dendam berdosa. Aku tahu melanggar ajaran yang sering diberikan Ibu dan almarhum Bapak. Dan aku sangat tahu itu. Tetapi, hati dengan rasa kehilangan anak, sangat sulit dikendalikan betapa aku sangat sedih, sangat! Bahkan ingin rasanya mati ikut Gibran agar sedih atas kehilangan ini tidak berlarut. Mungkin sebagian orang akan mengira kalau aku bodoh dengan berlarut sedih. Namun, aku yang punya rasa, aku yang punya kesedihan ini yang tidak mau pergi. Bayangan kala Gibran memanggilku minta minum susu, merengek minta main air, bahkan berlari menghampiriku kala wanita yang dipanggilnya ‘Oma’ marah seperti syetan yang mau membunuhnya. Ya, Ibu mantan mertua adalah wanita yang ingin kubalaskan bersama putra-p
Part 30 BeritaMas Haris langsung berhenti di tepi jalan, lalu menoleh padaku. Pasti mau memastikan apakah benar aku yang dibonceng Mas Bayu. Kami sempat beradu pandang dan wanita diboncengnya menatapku sinis. Akan tetapi ....“Mas Bayu, dia mengejar kita,” ucapku, karena mas Haris langsung mendekat. Bahkan ia sengaja ngebut dan akhirnya sudah berada di depan motor mas Bayu.Aduh, kami belum sempat menjauh.Mas Bayu langsung menghentikan motor. Laju motor tidak kencang hingga ia tidak terkejut dengan kedatangan Mas Haris tiba-tiba di depan kami.“Turun Mila!” Tiba-tiba mas Haris teriak menyuruhku turun dari motor.Loh? Apa urusannya? Dia bukan lagi suamiku hingga harus menuruti perintahnya. “Mas Bayu, sebaiknya cepat aja antarkan aku pulang.” Aku tetap duduk di belakang mas Bayu tanpa peduli perintah mantan suamiku.“Sebaiknya kamu jangan menghalangi jalan kami.” Mas Bayu berucap tegas hingga mas Haris langsung turun dari motornya, pun wanita itu. Ternyata wanita itu adalah wanita y
Part 31 Minta Maaf Menyebalkan!Apakah aku dosa di atas penderitaan orang yang telah menyakiti putriku? Apakah aku salah kalau berita yang dibawa Pak Rahmat dan istrinya berhasil membuat rasa lega? Tidak bisa dipungkiri, aku merasakan senang.Kemarin, Mila masih takut dengan seragam Jhoni kalau ia bisa berbuat banyak tanpa bisa kami melawan. Apalagi setelah melihat dua kali Jhoni mengarahkan pistolnya pada warga dengan sikap mentang-menatang. Ternyata beberapa warga melaporkan kasus ini. Bukan saja itu, Ajeng juga melaporkan kasus perselingkuhan suaminya. Yang benar akan terungkap pada waktunya.“Aku hanya mau nama baik anakku kembali, Pak. Semua warga pernah datang ke rumah ini karena menuduh Mila berzina dengan Pak Joko.” Tetap nama baik Mila lebih penting. Jika hanya meminta maaf tanpa menjelaskan pada warga, sama saja artinya Pak Rahmat dan istrinya masih membela yang salah. Yang dibutuhkan bukan permintaan maaf saja.Pak Rahmat menghela napas besar. Terdiam sejenak sambil beradu
Part 32 Pengakuan Ajeng Pov Ajeng“Mau apa Ibu ke sini?” Tanyaku kala ibu mertua datang ke rumah bawa sekarung beras.“Mbak, kami datang karena peduli.” Haris menjawab tanpa aku bertanya padanya. Ia, Rosi dan ibunya datang berkunjung dan entah tujuan apa. Kasus perselingkuhan Mas Jhoni sudah aku laporkan. Ini bentuk membalaskan sakit hati atas sebuah pengkhianatan. Mas Jhoni yang aku banggakan karena suami yang punya seragam kerja yang banyak ditakuti warga, tega selingkuh dengan gadis SMA yang hampir seumuran anak sulung kami. Bukan saja itu, selama ini baktiku sebagai istri setia dan tidak pernah membantah dibalas dengan pengkhianatan. Aku yakin seragam Mas Jhoni akan copot atas laporanku ini, ditambah tentang sikapnya menodongkan pistol pada warga.“Aku mau bicara denganmu. Lagian Raka dan Intan cucu kandungku.” Jawaban yang menekankan kalau anak-anakku cucu kandungnya. Oke, kalau begitu alasannya dia datang, maka aku terima dengan lapang dada, tetapi kalau meminta aku mencabut
Part 33 MenyesalPov Haris“Kenapa aku harus bohong? Terserah kalian percaya atau tidak! Yang jelas aku sangat membenci kalian!” teriak mbak Ajeng seperti kesetanan. Ini pertama kalinya aku lihat ia bersuara lantang pada kami karena selama ini sangat patuh suami dan mertua. Bahkan kala kami memarahinya tentang kasus kebakaran itu, ia hanya diam menangis.Plak!Plak!Dua tamparan melayang ke pipi Mbak Ajeng. Ibu sangat murka hingga emosi tidak terkontrol.“Kamu menamparku!” teriak mbak Ajeng sambil memegang pipinya bekas tamparan.Plak!“Ugh!” Tiba-tiba bu Nanik menampar dan juga menjambak rambut ibuku membalaskannya.Astaga, cepat juga dia bertindak membela anaknya.“Kamu kira dengan menampar anakku bisa menunjukkan kekuasaanmu? Ia anakku! Tak akan kubiarkan kamu melukainya!” Bu Nanik terus menjambak rambut ibu hingga ibu sulit melawan atau melepaskan diri.“Lepaskan!” teriak ibu mengernyit menahan sakit.“Hay! Lepaskan Ibuku!” Aku menarik tangan bu Nanik agar tangannya melepaskn ramb