Share

ARINDA
ARINDA
Author: Dinda Minkha

1

" Gimana sekarang? "

" Sepi gak ada kamu "

" Jangan gitu Rin, kapan kapan aku main kesitu sekalian bawain novel yang menurut ku bagus buat kamu baca "

" Aku selalu ngrepotin kamu yah??"

" Hey heyy ngomong apa sih kamu ini Rinda "

" Maaf yah, aku bukan temen yang baik buat kamu "

Kita akan selalu bertemu dengan orang yang bisa membuat kita menjadi diri sendiri. Menerima kita apa adanya walaupun menurut orang lain kita terlihat tidak baik di matanya. Tapi siapa mereka berhak membenci orang lain tanpa alasan ? Siapa juga mereka yang berhak mencampuri urusan orang lain tanpa tahu pasti kebenaran nya ? Terbuat dari apa sebenarnya hati mereka ? Atau Tuhan tidak memberikan hati kenapa mereka ?

*****

" Udah jam berapa sekarang vin? " Teriakku dari dapur yang tengah sibuk menggoreng omelatte untuk sarapan. Bentar bentar, bukan omelette tapi tepatnya Darmi atau dadar mie. Kurang lebih begitulah orang orang di desaku menyebut makanan satu ini.

" Jam 6 kurang 15 menit " Teriak vina dari dalam kamar yang tengah sibuk berdandan. Padahal jarak keduanya tidak jauh tapi memang begitulah kebiasaan kami berdua, suka berteriak teriak mengganggu seluruh penghuni kos - kosan. Wajar saja, mahasiswa baru semester 2 yang masih diselimuti semangat yang menggebu gebu.

Kami berdua punya kebiasaan yang sama. Suka tiba-tiba lapar setelah bangun tidur. Makanya hal pertama yang sering kali ditanyakan ketika bangun tidur adalah " Kamu laper gak? ". Haha, Sungguh sebuah berkah ketika kita hidup di kota orang dan bertemu dengan teman yang memiliki kebiasaan yang sama. Setidaknya kita jadi gak ngerasa kesepian, walaupun cuman satu teman yang kita punya.

Seperti biasanya, pagi pagi sekali lebih tepatnya jam 6 pagi kami berdua sudah keluar dari kos kosan yang jaraknya kurang lebih 1 kilometer dari Kampus. Kami berdua berjalan menyusuri jalan yang berkelok kelok dengan jarak tempuh kurang lebih 20 menit. Mungkin satu pertanyaan terbesit dalam benak kalian kenapa gak pake naik gojek aja sekarang kan udah banyak? Ya karena mahal. Bayangin aja pake gojek selama satu semester buat pulang pergi. Kalau di itung itung bisa buat beli ayam geprek sama es teh selama satu semester penuh. Tapi tenang, pas sampe jalan raya kita berdua naik angkutan umum kok. Cukup bayar 2000 sekali naik walaupun harus jalan sampe ngos ngosan dulu buat sampe jalan.

Pagi itu ada acara seminar bahasa yang harus kami berdua ikuti. Sebenarnya gak wajib sih, cuman itung itung dapet nasi kotak gratis sama sertifikat buat gaya gayaan jadi kami berdua memutuskan buat daftar aja. Itung itung buat kegiatan di hari libur, pasalnya seminar itu diadakan dua hari di hari sabtu dan minggu.

" Berhenti dulu di taman yah, capek banget nih " Pintaku yang sudah sangat berkeringat. Kalian tau sendiri lah ya gimana panasnya Kota Semarang walaupun masih pagi buta begini.

" Oke "

Aku heran kenapa hidup ku selalu dihadapkan dengan jalan jalan yang nanjak. Aku sedikit di rugikan dengan tubuh ku yang cukup berisi. Sedangkan vina badan nya lebih ringan di banding aku jadi dia jalan nya lebih cepet dan keliatan gak terlalu capek walaupun sama sama ngos ngosan. Haha

" Minta minum dong Rin "

" Nih "

" Hp ku dong Rin tolong "

" Nihhh "

Vina adalah orang yang sangat simple. Sangking simple nya kemana-mana gak pernah bawa tas, selalu di titipkan ke tas ku. Dan yang lebih parah lagi dia gak pernah peduli sama penampilan nya. Menurutnya yang penting tertutup dan tidak lecek walaupun warnanya tidak senada. Ya, vina adalah duta menyetrika baju. Setiap pagi dia akan menyetrika baju nya yang sudah disetrika sampai tidak ada lecek sedikitpun. Tapi itulah yang aku suka dari vina, orang nya apa adanya dan tidak pernah mengada-ada.

" Kurang 10 menit lagi, mau ke aula sekarang gak??"

Ucapnya tiba-tiba ketika aku masih sibuk mengipas ngipas wajahku yang panas menggunakan tangan. ya walaupun gak berasa apa apa.

" Boleh deh "

Belum habis perjalanan panjang ini, kita berdua harus naik ke lantai 2 untuk bisa sampai ke tempat seminar yang kita tuju. Selain itu, Vina adalah orang yang paling kepo dalam setiap hal. Setiap beli bakso pasti celingukan ke dalam dandang bakso nya. Setiap beli Es pasti celingukan ke dalam tong es nya. Bahkan setiap mau masuk kelas dia celingukan dulu di depan pintu. Ya tapi gapapa, ada gunanya juga disaat saat kayak gini. Pasalnya, aula seminar yang kita tuju terlihat masih di tutup. Padahal sudah hampir jam 7 tapi belum ada satupun panitia yang terlihat. Kalau peserta nya tidak usah ditanya lagi yah, kalian udah tau sendiri gimana jam di Indonesia. Ngaret.

" Rin, masih sepi "

**ceklek**

" Astagfirullah kagettt"

Terlihat seorang lelaki muncul dari balik pintu yang sedari tadi tertutup rapat. Lelaki berkulit putih, tinggi, dan berkacamata. Dia tersenyum kepada kami berdua sembari menunjukkan giginya yang putih dan rapih. Dalam sekejap aku terpana oleh senyuman lelaki itu sehingga membuat mataku diam terpaku memandanginya.

" Masuk aja "

" Eh?? "

" Masuk aja gapapa "

" Oh "

Vina langsung menarik tanganku untuk masuk ke dalam karena dia sadar aku tengah dibuat hilang akal oleh lelaki satu ini.

" Sadar woy, sadar "

" Ganteng banget gasi tadi "

" Gantengan juga jungkook "

" Cukup yahh"

Aku sampai hafal karena setiap malam vina selalu membahas tentang jungkook. Dalam hidup nya tidak ada yang ganteng selain jungkook.

" Duduk situ aja "

Aku menggangguk menyetujui arahan vina. pasalnya ia memilih kursi yang ada dibelakang dan dekat dengan Ac. Seperti yang aku kira tempat ini masih sepi dan kita berdua adalah peserta pertama yang datang. Didalamnya ada beberapa panitia yang tengah menyiapkan peralatan untuk acara. Kami berdua juga sudah membuat janji dengan beberapa teman kelas yang ikut serta dalam acara ini. Sehingga bisa duduk berdampingan dan ngobrol bersama.

Tak selang berapa lama aula mulai ramai diisi oleh peserta lain, para peserta yang rata-rata tidak aku kenal. Para panitia pun mulai membagikan snack untuk cemilan selama acara berlangsung. Teman kami pun sudah mulai berdatangan satu persatu dan duduk berdampingan di kursi yang sudah aku 'cup' sebelumnya.

" Kamu tau gak itu namanya siapa? " Tunjukku kepada lelaki yang tadi bertemu di depan pintu.

" Ohh, ghibran?? Masa gak tau sih " Jawab teman ku yang bernama Fira.

" Ngga..."

" Iya itu namanya ghibran "

" Ohhh ghibran " batinku

Seminar bahasa dimulai setelah kurang lebih mengalami penguluran waktu selama satu jam. Acara berjalan dengan lancar dengan diselingi game berhadiah di akhir acara. Walaupun aku sempat dibuat tidak fokus oleh ghibran yang menjadi MC dalam acara tersebut.

" Mau main ke kontrakan ku dulu gak??" Tanya Lael setelah acara seminar itu selesai.

" Gimana vin?" Tanyaku

" Boleh deh, baru jam 11 juga kann? "

" OK "

*****

" Kamu suka ghibran??? Ghibran kan punya Meila kamu gaboleh suka sama ghibran "

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status