Share

2

" Kamu gak mau nonton Rin?? "

" Gak ah, takut kalau film begituan mah "

" Ngga serem kok, sini "

" Ngga mau ah "

Vina, Lael, dan Meila nampak tengah serius menonton film dokumenter yang Fira rekomendasikan. Sembari memakan nasi kotak yang tadi diberikan aku hanya sesekali melirik ke arah mereka karena teriakan yang mereka buat. Kalian tau sendiri kan gimana cewek kalau udah ngumpul sambil nonton film?. Sudah pasti di penuhi oleh teriakan teriakan yang menghebohkan seluruh penghuni rumah. Pasalnya, Lael dan Fira merupakan teman sekamar di kontrakan yang mereka sewa. Jadi, ada ruang tamu yang sangat luas untuk bisa bersantai sambil rebahan atau nonton film kayak sekarang.

" Btw, Ghibran ganteng yah "

" Iya emang, tapi aneh banget dia mah orang nya. Jokes nya jarang ada yang nyambung kalau sama dia."

" Ohhh "

Fira cukup tahu banyak tentang Ghibran pasalnya mereka berdua tergabung dalam UKM yang sama dikampus. Jadi wajar saja kalau dia tahu tentang Ghibran.

" Kenapa sih? Kok dipause film nya "

" Iya... "

Pembicaraan aku dan Fira tiba-tiba teralihkan oleh suara ribut mereka bertiga.

" Kamu suka sama Ghibran? Gaboleh !! Ghibran kan punya Meila "

" Alah emang sukanya halu "

" Ihhhh... Lael nanti dulu. Kan Meila lagi ngomong jangan di lanjut dulu film nya. "

" Ya ngomong tinggal ngomong jangan ganggu yang lagi serius nonton lahh"

" Udah pokoknya jangan ada yang suka sama Ghibran. Ghibran cuman punya Meila. Titik!! "

Mereka bertiga kembali melanjutkan menonton film yang tadi sempat tertunda akibat keributan kecil yang mereka buat sendiri.

" Kalian jangan pulang dulu, temenin aku sampe yang jemput dateng. "

" Iyaa "

Aku, Vina, dan Meila tengah berdiri di pinggir jalan raya sembari menunggu saudara Meila yang katanya akan datang menjemput. Meila sendiri gak tinggal di kos ataupun kontrakan didekat kampus. Dia tinggal cukup jauh dari kampus bersama saudaranya, jadi terkadang dia menumpang tidur di kontrakan Lael dan Fira kalau saudaranya tidak datang menjemput.

" Itu udah dateng, sana kalian pulang "

" Iyaa "

Sedari tadi Vina tampak sudah lelah berdiri disamping jalan raya yang sangat panas dan berdebu. Kini dia tengah melambai lambaikan tangan nya untuk memberhentikan angkutan umum yang sudah terlihat mendekat.

" Ayo Rin buruan "

Ia segera naik walaupun mobil nya belum berhenti dengan benar. Kami berdua duduk bersebelahan dibelakang supir karena sore itu kendaraan yang kami naiki tampak ramai oleh anak anak sekolah yang baru pulang. Perjalanan hanya menempuh waktu 2 menit dan kami berdua bergegas turun bersama anak anak sekolah yang memiliki tempat pemberhentian yang sama dengan kami.

" Huhhh, capek juga yahhh " Keluhnya saat pertama kali turun dari angkutan umum.

" Iya.. "

Kami berdua berjalan dengan cepat karena jalanan yang kami lewati menurun jadi gak terlalu berasa dibandingkan saat pergi.

*****

" Gila disini dingin banget "

" Minta panitia nya aja buat ngecilin AC nya. "

" Yaudah deh "

" Nanti kalau ada yang kesini panggil aja "

" Iya "

Awalnya aku kira duduk di bawah AC akan membuatku merasa lebih sejuk karena hari ini terasa lebih panas dari hari kemaren. Tapi aku salah, lama kelamaan rasanya hampir membeku. Sepanjang acara seminar berlangsung aku sesekali menggosok gosok kedua tanganku supaya terasa lebih hangat. Tapi nihil, rasanya tetap dingin sampe kedua kaki ku ikut dingin dibuat nya.

" Duhh, kok gak ada yang lewat sini yahh "

" Tunggu aja, aku juga dingin tapi karena ketutup sama kamu jadi gak terlalu dingin hehe "

Vina yang duduk disebelah ku juga mengalami hal yang sama. Bisa dipastikan bukan aku yang bermasalah tapi memang suhu AC nya yang terlalu dingin

" Chat aja deh "

Aku membuka ponsel milikku dan mencari grup seminar yang telah dibuat sebelum nya. Aku asal saja memilih nomor yang menjadi admin dalam grup tersebut dan segera meminta untuk menaikkan suhu AC yang terasa sangat dingin ini. Tak lama pesan ku mendapatkan balasan dan tinggal menunggu suhu nya dinaikkan.

Tiba-tiba muncul seseorang dari arah belakang ku yang bisa aku pastikan aku mengenali orang itu.

" Ghibran ??? " Batinku. Hari ini dia menggunakan atasan batik dan celana berwarna hitam yang membuat kulit nya terlihat semakin putih. Dia terlihat membawa remote AC sembari mengoperasikan nya.

" Jadi yang aku chat tadi ghibran??" Batinku lagi sembari memperhatikan nya yang tengah sibuk mengotak atik remote AC. Karena tampak nya remote yang ia bawa tidak bisa berfungsi dengan benar.

" Pindah aja ah, masih dingin banget "

Tampak nya aku duduk sendiri di barisan terdepan. Tapi tak apa setidaknya didepan tidak begitu terasa dingin walaupun sedikit malu karena diperhatikan oleh MC acara.

*****

" Taruh dibawah kasur aja ah biar gak lecek sertifikat nya "

" Kan bisa di lemari Vin, kenapa harus dibawah kasur. "

" Gapapa, siapa tau besok bertambah jadi 3 kann "

" Terserah deh, aku ngantuk banget "

Seminar hari ini selesai lebih cepat daripada kemarin. Aku meminta Vina untuk langsung pulang saja karena hari ini rasanya begitu melelahkan padahal sedari tadi aku cuman duduk kedinginan.

" Nanti sore ke masjid yuk "

" Tumben amat "

" Ihhh serius lohh, mumpung masjidnya deket "

" Iyaa, sekarang jangan ganggu aku dulu yah. Ngantuk banget nih sumpah "

" Eheeh, sorry sorry. Dah sana tidur lagi. Kirain tadi blom tidur sih makanya aku ajak ngomong lagi aja. "

" Vinnnn "

" Iya iya, selamat tidur Arindaaa. Aku mau scroll jungkook dulu "

*****

" Rin, ada mie ayam "

" Kagak bawa duit. kalau mau ngambil harus turun dulu. Bapaknya mau nunggu gak??"

" Bapak tumbas... "

" Huss.. sembarangan kamu kira ini dirumah bapak kau apa main treak treak aja. Turun!!"

Syukurlah bapak penjual mie ayam itu tidak mendengar teriakan Vina karena ia masih sibuk melayani pembeli yang jaraknya agak jauh dari masjid yang tengah kami singgahi.

Tak lama setelah itu kami berdua memutuskan untuk turun dari lantai 2 masjid untuk menemui bapak penjual mie ayam yang ada di bawah.

" Pak, saya ambil uang dulu yahh. Bapak tunggu sebentar disini. "

" Iya mbak, saya juga lagi ada pesenan dari rumah sebelah. "

" Oke, tunggu ya pak. "

Dengan masih menggunakan mukenah kami berdua berjalan dengan cepat untuk mengambil uang. Karena kamar kami ada dilantai 2 akhirnya Vina yang memutuskan untuk mengambil uang karena dia lebih cepat dalam menaiki tangga.

" Ayo " Ucapnya sembari menunjukan selembar uang yang ada ditangannya. Kami kembali melewati jalan yang menanjak untuk sampai di masjid tadi.

" Tunggu "

" Apa ?"

" Mangkoknyaaa"

" Ho iya, Gimana sih Rin kok gak ngomong dari tadi. "

" Aku baru inget. "

" Aduh, kalau balik pun harus turun lagi kelamaan. "

" Minjem aja dah di masjid. Kalau didepan masjid aja ada gelas sama galon pasti mangkok juga ada dong ."

" Teori dari mana tuh?? "

" Cari aja dulu "

Kami berdua kembali menaiki lantai 2 masjid untuk mencari mangkuk. Terlihat ada sebuah ruang kecil di dekat tangga yang terbuka pintu nya. Namun, ruangan itu terlihat gelap jadi kami berdua memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan itu dan melihat isi didalam nya. Dan ketika lampunya di nyalakan. Taraaa

" Tuh, bener kann ada mangkok, ada piring juga noh, sekalian aja ambil garpu sama sendok nya. "

" Kamu yakin gapapa rin??"

" Gapapa udah, nanti kan dikembaliin juga "

" Iya sih "

Kami berdua kembali ke Bapak penjual mie ayam dan memakan semangkuk mie ayam berdua dilantai satu disamping tempat wudhu. Ada sekat yang cukup lebar yang menutupi kami sehingga tidak terlalu terlihat oleh orang lain walaupun sedari tadi marbot masjid menyadari ulah kami. Tapi kami tetap melanjutkan menghabiskan semangkuk mie ayam dan mengembalikan barang yang kami ambil tadi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status