" Bunga mawar merah itu bisa diartikan sebagai cinta. Tapi tidak semua cinta itu indah, jadi kamu harus berhati-hati dengan durinya. " Lagi-lagi hujan deras, payung hitam milik lelaki misterius itu kembali aku gunakan. Ditepi danau, dibangku yang sama, yang selalu aku datangi setiap waktu. Lelaki itu tersenyum memandangku diantara butiran hujan yang turun di antara kami. " Siapa kamu sebenarnya? " Lelaki itu memalingkan wajahnya dari ku dan terdengar suara helaan nafas nya yang lembut. " Aku hanya berharap semoga kamu baik baik saja." Lelaki itu langsung beranjak dari duduknya dan pergi menggunakan payung hitam miliknya yang lain. " Tunggu!! " Aku berusaha mengejarnya, tapi seseorang memanggil ku diantara suara gemericik air hujan yang begitu deras. *** " Arindaa..." " Arindaaa...." Badanku terasa digoncangkan oleh seseorang dengan ritme yang begitu kencang. " Apa sih!!??" " Bangun cepetan! Gila Lo udah jam 10 masih molor aja!" " Serah gw lah..." Aku kembali menutupi wa
" Kamu gak mau nonton Rin?? " " Gak ah, takut kalau film begituan mah " " Ngga serem kok, sini " " Ngga mau ah " Vina, Lael, dan Meila nampak tengah serius menonton film dokumenter yang Fira rekomendasikan. Sembari memakan nasi kotak yang tadi diberikan aku hanya sesekali melirik ke arah mereka karena teriakan yang mereka buat. Kalian tau sendiri kan gimana cewek kalau udah ngumpul sambil nonton film?. Sudah pasti di penuhi oleh teriakan teriakan yang menghebohkan seluruh penghuni rumah. Pasalnya, Lael dan Fira merupakan teman sekamar di kontrakan yang mereka sewa. Jadi, ada ruang tamu yang sangat luas untuk bisa bersantai sambil rebahan atau nonton film kayak sekarang. " Btw, Ghibran ganteng yah " " Iya emang, tapi aneh banget dia mah orang nya. Jokes nya jarang ada yang nyambung kalau sama dia." " Ohhh " Fira cukup tahu banyak tentang Ghibran pasalnya mereka berdua tergabung dalam UKM yang sama dikampus. Jadi wajar saja kalau dia tahu tentang Ghibran. " Kenapa sih? Kok dipa
" Gimana sekarang? " " Sepi gak ada kamu " " Jangan gitu Rin, kapan kapan aku main kesitu sekalian bawain novel yang menurut ku bagus buat kamu baca " " Aku selalu ngrepotin kamu yah??" " Hey heyy ngomong apa sih kamu ini Rinda " " Maaf yah, aku bukan temen yang baik buat kamu " Kita akan selalu bertemu dengan orang yang bisa membuat kita menjadi diri sendiri. Menerima kita apa adanya walaupun menurut orang lain kita terlihat tidak baik di matanya. Tapi siapa mereka berhak membenci orang lain tanpa alasan ? Siapa juga mereka yang berhak mencampuri urusan orang lain tanpa tahu pasti kebenaran nya ? Terbuat dari apa sebenarnya hati mereka ? Atau Tuhan tidak memberikan hati kenapa mereka ? ***** " Udah jam berapa sekarang vin? " Teriakku dari dapur yang tengah sibuk menggoreng omelatte untuk sarapan. Bentar bentar, bukan omelette tapi tepatnya Darmi atau dadar mie. Kurang lebih begitulah orang orang di desaku menyebut makanan satu ini. " Jam 6 kurang 15 menit " Teriak vina dari d
" Kamu gak mau nonton Rin?? " " Gak ah, takut kalau film begituan mah " " Ngga serem kok, sini " " Ngga mau ah " Vina, Lael, dan Meila nampak tengah serius menonton film dokumenter yang Fira rekomendasikan. Sembari memakan nasi kotak yang tadi diberikan aku hanya sesekali melirik ke arah mereka karena teriakan yang mereka buat. Kalian tau sendiri kan gimana cewek kalau udah ngumpul sambil nonton film?. Sudah pasti di penuhi oleh teriakan teriakan yang menghebohkan seluruh penghuni rumah. Pasalnya, Lael dan Fira merupakan teman sekamar di kontrakan yang mereka sewa. Jadi, ada ruang tamu yang sangat luas untuk bisa bersantai sambil rebahan atau nonton film kayak sekarang. " Btw, Ghibran ganteng yah " " Iya emang, tapi aneh banget dia mah orang nya. Jokes nya jarang ada yang nyambung kalau sama dia." " Ohhh " Fira cukup tahu banyak tentang Ghibran pasalnya mereka berdua tergabung dalam UKM yang sama dikampus. Jadi wajar saja kalau dia tahu tentang Ghibran. " Kenapa sih? Kok dipau
" Katanya suruh bayar DP minimal 400.000 buat satu kamar biar gak ditempatin orang lain. " " Yaudah pake uang ku dulu aja. " " Gapapa rin? Maaf loh, soalnya bapak ku belum ngasih uang " " Iya gapapa Vin, mau dibayar kapan ?" " Ibunya sih minta besok soalnya banyak yang tanya juga, jadi cepet cepetan. " " Yaudah hari ini aku bayar " " Beneran Rin?? Bapak ku belum punya uang. " " Santai aja sihh, udah gausah dipikirin "" Maaf yah aku selalu ngrepotin kamu " " Apaan sih. Udah cepetan beres beres. Besok kan mau pulang..." Nggak berasa udah mau semester 3 aja. Padahal rasanya baru kemarin aku duduk dibangku kuliah dengan jurusan yang tidak ku inginkan. Tapi hidup dengan orang yang bisa ngerti kita dengan baik ternyata menyenangkan. Yang awalnya terasa berat ternyata perasaan itu pergi tanpa disadari. Entah ini sebuah berkah atau jebakan tapi yang pasti aku bersyukur atas apa yang terjadi sekarang. " Udah liburan ya mba ?" " Iya pak... " " Semester berapa ??" " Semester 2 " "
" Aku gabisa lanjutin semua ini Rin. Aku pengen tapi aku gabisa " " Maksudnya?" " Bapak gak punya uang buat bayar UKT. Jadi aku kayaknya gak bisa lanjut kuliah. Bapak udah berusaha tapi uang 2 juta buat keluarga ku itu susah. Aku juga gamau kalau ibuku harus ngutang lagi padahal kemarin baru ditagih sama orang bank karena telat bayar " " Iya vin gapapa. Jangan dipaksa kalau gitu. " " Kamu jangan marah ya Rin. Aku pengen banget kuliah tapi gak ada uang nya. " " Iya Vin gapapa kalau emang memberatkan keluarga kamu jangan diterusin. " " Iya, tapi nanti kamu sendiri, Kita juga udah dp kos. " " Gampang itu mah, gausah di pikirin. " " Maaf banget ya Rin, padahal wacana kita masih banyak tapi aku gabisa lanjutin ini. " " Ngga vin, aku gak marah. Mungkin ini jalan yang terbaik buat kamu. " Aku langsung mematikan ponsel ku setelah percakapan kami selesai. Ada sedikit perasaan kecewa di dalam diriku. Entah lah, tapi berita itu membuat ku merasa sangat sedih. Aku masih belum terlalu de
" Gila kirain dapet yang sekamar dua orang, taunya empat orang! Mana kayak pesantren lagi kasurnya tingkat. " " Iyaa waktu di chat ibunya bilang satu kamar berdua kok. Eh ternyata pas dateng dapet nya begitu " " Kita cari kos sekitar sini aja kali yah?" " Boleh " " Lael, ada kos Ngga sebelah sini?" " Kalian ini yah, baru dateng langsung marah marah" Potong Fira disela sela pembicaraan ku dengan Meila yang terdengar menggebu gebu sampai belakang rumah. " Iyaa, sabar dulu kenapa sih. Makan dulu tuh mie nya keburu dingin nanti malah menggumpal " Tambah Lael yang berusaha mencairkan suasana yang sedikit tegang ini. Setelah kedatangan Meila tanpa berpikir panjang kami berdua langsung pergi ke kontrakan Lael dan Fira dengan semua barang barang kami yang di tinggal disana. " Tapi ini udah sore lohh, Kalian mending pulang aja " Ucap Fira setelah kami semua selesai memakan seporsi mie yang kami beli persis seperti yang dimakan oleh mbak mbak yang ada dikamar nomor 11 tadi. " Males mau
Libur sekolah akhirnya tiba, selama 2 Minggu kedepan aku bisa sedikit bersantai dan menjernihkan semua pikiran ku dari hal-hal yang memusingkan. Untuk memulai hari pertama libur sekolah aku memutuskan untuk lebih banyak membaca buku, menyiram tanaman, dan duduk santai sambil menonton film kesukaan. Tidak ada jadwal bangun siang karena Bi Sumi akan mengetok pintu kamarku tepat setelah adzan subuh berkumandang. Biasanya ibu yang akan melakukan semua itu, sembari berteriak-teriak membangunkan semua anggota keluarga untuk segera sarapan. Sarapan akan dimulai ketika adik ku yang sangat susah di bangunkan berhasil bergabung dimeja makan dengan mata yang masih setengah menutup dan rambut yang acak-acakan. Ya, tapi itu dulu. Sekarang semuanya berubah begitu bisnis ayahku dikabarkan naik diangka yang tidak pernah terbayangkan. Membuat ibuku juga tiba-tiba ikut mengurus semua bisnis yang membutuhkan campur tangan banyak orang, bisnis properti. Sedangkan adiku, kini ia lebih sering keluyuran seh