Share

ARJUNA
ARJUNA
Author: Septianisa C

Bab 1

Author: Septianisa C
last update Huling Na-update: 2021-08-29 14:03:34

***

Arjuna Nayaka Prihatmoko, sebagian besar pasti sudah kenal siapa dia. Tapi jika ada beberapa yang belum kenal bakal lebih baik jika Arjuna dengan senang hati memperkenalkan diri. Padahal Arjuna nggak sebaik hati itu.

Arjuna ini anak ketiga dari lima bersaudara. Tapi sekarang saudaranya nambah, jika diurutkan dari umur maka Arjuna adalah anak keempat dari delapan bersaudara. Hobi terbaiknya adalah naik motor. Turing dari satu kota ke kota lain. Ya walaupun sejauh ini masih seputar jakarta-bandung. Tapi lumayan. 

Dalam keluarga Arjuna tergolong anak yang neko neko. Mencintai segala hal baru entah halal atau haram. Tapi ketika sedikit mendekati haram maka Bang Banyu dan Mas Abim akan panjang lebar menasihati. 

Arjuna suka hujan. Dari banyak bulan yang paling Arjuna suka adalah bukan Desember dan Januari. Selain akan ada banyak hujan melainkan juga banyak liburan. Kenapa Arjuna suka hujan. Klasik. Karena rindu selalu turun bersama hujan. Meskipun kadang Arjuna berpikir tentang kalimat 'titip rindu pada hujan'. Kenapa harus dititipkan pada hujan jika Arjuna ingin menitipkan rindu itu pada seorang diatas sana. Namun Arjuna juga berpikir, hujan hadir karena Mami mengirim rindu dari atas sana. Makanya ketika hujan turun maka Arjuna akan dengan senang hati menatapnya hingga puas. Sangat berkebalikan dengan Bang Banyu. Kakak pertamanya itu agak benci dengan hujan. Arjuna tidak mau tau alasannya. 

Setiap hujan turun Bang Banyu atau Mas Abim adalah orang dengan teriakan paling kencang dari segala arah rumah. Berteriak pada siapa saja untuk mengangkat jemuran di lantai tiga. Bukan lantai tiga, tapi rooftop. Maaf, lantai tiga memberi kesan bahwa Arjuna termasuk konglomerat dengan rumah gedong setinggi langit. Ya walaupun rooftop juga bahasanya terlalu berlebihan. Atau ketika hujan turun Bang Banyu adalah orang yang akan membuat makanan hangat semacam goreng gorengan untuk menemani jadwal nonton Net*lix. Dan membatalkan segala janji yang sudah ia buat. 

Jika kalian ingin tau alasan Bang Banyu tidak sukan hujan, baca saja buku yang menceritakan kisah Banyu Seno Prihatmoko. Karena buku ini khusus untuk Arjuna Nayaka Prihatmoko. 

Arjuna sudah masuk kuliah. Lulus modal nekat dengan nilai rata rata tidak lebih tinggi dari pohon bongsai milik Mama. Namun bersyukur dia lulus.

Sastra Inggris menjadi satu satunya jurusan yang terlintas di kepalanya. Arjuna tidak suka mengitung, dia benci menghafal dan enggan memikirkan banyak teori teori yang akan membuat kepalanya pecah. Arjuna kadang juga berpikir kenapa Setiyaki dan Mas Abim sangat mencintai Matematika. 

Banyak yang berubah dari suasana rumah terutama meja makan dan depan televisi. Kepergian Kak Lino memang bukan salahnya namun rasanya Arjuna adalah orang yang paling bersalah disini. Kedekatan Arjuna dengan Kak Lino belum genap satu tahun jika dijabarkan benar benar dekat. 

Sonnie mengeong ketika Arjuna membuka pintu kulkas. Dan suara itu seperti racun yang membuat dadanya sangat sangat sesak. Cowok itu menunduk dan mengusap Sonnie dengan lembut kemudian berbisik. 

"Kamu kangen Kak Lino? Sama, Juna juga." Sonnie kemudian mengeong lemah. Seolah tersayat, Arjuna meraih Sonnie kedalam gendongannya kemudian duduk di sofa depan tv. 

Kucing oren itu lagi lagi mengeong. "Gue nggak tau lo ngomong apa, Sonnie. Yang bisa bahasa lo cuma kak Lino." 

Kemudian sebuah luka kembali menganga. Arjuna terlalu terluka untuk menyebut nama kakanya. Kemudian melepas Sonnie ketika kucing itu melompat dari pangkuannya. Arjuna berdiri ketika Bang Banyu keluar kamar. Keduanya saling tatap sejenak sebelum Arjuna memilih naik ke kamarnya. 

"Kak, Juna kangen. Kalo kakak kesepian disana, panggil Juna. Oke?" 

***

Hampir satu tahun kepergian Kak Lino. Banyak hal berubah secara tiba tiba. Seperti pohon bugenvil yang sengaja di tebang oleh Bang Banyu berganti sebuah pohon kelengkeng yang di hadiahkan teh Rima di ulang tahun kak Lino tiga bulan lalu. Kata teh Rima, kak Lino suka menatap pohon kelengkeng di depan kosannya dan dari situ teh Rima berpikir bahwa kak Lino suka pohon kelengkeng. Teh Rima juga bilang jika pohon kelengkeng di depan rumah itu berbuah berarti kak Lino sedang memberi hadiah dari surga. Aji percaya kalimat itu hingga setiap minggu Aji akan jadi orang pertama yang menyiram pohon kelengkeng itu. Berharap agar lekas berbuah. 

Perubahan lain adalah mama. Wanita itu berubah banyak setelah kepergian anak lelaki kesayangannya. Tapi seperti kebanyakan pepatah. Meski badai menghadang life must go on. 

Mama memutuskan berhenti dari pekerjaannya. Fokus pada anak anak nya juga banyak hal dirumah. Awalnya Bang Banyu dan Setiyaki menyayangkan. Karena Mama cenderung suka kesibukan. Wanita itu suka bekerja, bergerak setiap kesempatan. Bahkan selama pernikahannya dengan papi, mama selalu rajin melakukan pekerjaan rumah. Dan sejujurnya itu membuat Arjuna semakin tidak enak hati. 

"Mas Abim. Keluar, yuk. Makan sop duren di pertigaan." Arjuna masuk ke kamar Abimanyu tanpa mengetuk. Abimanyu hanya bergeming, ingin kesal tapi itu kebiasaan Arjuna. 

"Ngajak bang Banyu sana. Atau Aji atau Ali." mas Abim masih bergelut di depan laptop. Tanpa melirik pada Arjuna yang melas. Menempel pada pintu kayu seperti cicak. 

"Mas Abim nggak asik." ujar Juna singkat untuk kemudian meninggalkan kamar Abimanyu dengan pintu terbuka. Arjuna tau kakaknya akan marah karena Juna tak menutup pintu lagi, namun Juna tetap melenggang. 

"ARJUNNAAA!!" Mas Abim teriak dari dalam. Bukan merasa bersalah, Arjuna malah merasa senang sudah membuat Abimanyu marah. 

"Dek, sop duren pertigaan, yok?" ajak Arjuna pada Aji. Yang diajak sedang tepar dengan tubuh tengkurap di kasur dan beberapa buku di terbuka disekitarnya. Sepertinya Aji sedang belajar dengan keras. "Kakak yang bayar." 

"Let's go!" teriak Aji kemudian. Lantas cepat bangun dan meraih hoodie hitam yang tergantung di belakang pintu. Arjuna menghela napas. Kalo gratis aja gercep. Turunannya Bang Banyu. 

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • ARJUNA   After Arjuna Bag 5

    Arjuna PoV"Kabar gue baik," katanya.Gue tersenyum canggung. Cowok tadi berdiri, ke tempat yang gue lihat seperti dapur umum lantas mulai sibuk dengan dua gelas disana. Gue masih mengamati, bagaimana cowok itu yang tudak berubah sama sekali. Masih hobi mengenakam celana pendek dan kaos kebesaran. Perutnya masih sedikit menggbul seperti dulu, dan rambut sedikit ikal coklatnya juga tidak berubah sama sekali. Gue menelan saliva ketika cowok itu menyajikan kopi hitam untuk gue."Nggak usah canggung," ujarnya. Membuat gue yang tadinya ingin menyesap kopi jadi urung. Meletakkan itu kembali."Lo sendiri juga canggung." Gue berkata pelan. Mencoba menjadi tenang seperti gue yang dulu. Gue beberapa tahun lalu. "Sorry, mungkin karena gue.""Iya. Semua emang karena lo. Seandainya enggak, lo tau kita bakal jadi apa sekarang?"Gue diam. Meski jujur gue nggak paham dengan apa yang barusan gue dengar."Gue m

  • ARJUNA   After Arjuna Bag 4

    Arjuna's PoVSemarang tidak buruk. Atau gue akan bilang cukup menarik. Lebih panas dari Jogja dan sedikit lebih ramai. Rumah nenek Jeli ada di bagian atas Semarang. Daerah Tembalang atas. Perjalanan kesana tidak jauh, hanya sedikit menanjak. Namun suguhan pemandangan Semarang cukup menarik.Kami sampai di sebuah rumah tua bergaya klasik. Dengan joglo dan ukiran tiang rumah yang masih kental jaman dulu. Gue tebak, kalo rumah ini di jual, bisa menghasilkan milyaran rupiah untuk beberapa pecintanya. Belum bagaimana pemandangan semarang yang bisa sedikit terlihat dari sini."Mau teh atau sirop, Jun?" Jeli bertanya pada gue. Gue memang sedang duduk di bawah pohon mangga dimana dibawahnya ada seperti dipan kayu yang sudah cukup berumur. Tapi sejuk dan pemandangan Semarang tetap menarik bagi gue."Sirop ada? Pake es batu juga ada?""Ada. Tunggu aja situ."Semarang dan bagaimana cerita itu akan dimulai. Gue menghela napas pan

  • ARJUNA   After Arjuna Bag 3

    Arjuna PoVJogja menyenangkan. Ada banyak hal yang membuat gue lupa tentang rasa sakit. Banyak juga hal positif yang bisa gue dapat. Gue menjadi mahasiswa seni rupa sekarang. Iya, sebelum DO gue memang bukan mahasiswa seni. Tapi sekarang gue menyukai seni. Kalian tau, melakukan hal yang kita sukai jauh lebih indah dari melakukan hal yang bisa dapat banyak uang. Wait. Gue jadi kasihan sama Ali.Gue sedang berdiri di depan sebuah tembok kosong. Banyak cat di sekitar gue juga banyak orang, banyak teman."Arjuna, tembok yang itu lo urus ya? Gue sama Kevin ke tembok sebelah. Peserta yang disana mendadak out. Kosong. Kan sayang kalo nggak digambar."Gue ikut mural. Karena gue mahasiswa seni? Enggak juga. Setelah masuk seni, gue jadi suka gambar. Kata temen gue, gambar itu bisa disebut healing. Wait. Kawan gue. Sebentar."Kevin misah. Sekarang kampus jadi dua tim yang ikut. Gue sama lo dan Kevin sama Rangga berdua." Jeli berkata tenang.&

  • ARJUNA   After Arjuna Bag 2

    Saka PoV***"RAJENDRA!! KATA IBUK KAMU DISURUH PULANG. CEPETAN KATANYA!" itu teriakan yang gue dengar. Sumpah, nyaring banget."BENTAR!!" dan itu jawab gue nggak kalah ngegas. Gue masih asik nguyah jambu biji ketika cewek yang tadi berteriak menyodokkan gagang sapu kearah gue."Eh, sianjing. Jangan gitu. Nanti gue jatuh.""Kamu tuh disuruh beli bawang. Balik dulu baru maling jambu."Informasinya gue nggak lagi maling. Pohon jambu yang sekarang gue panjat tidak berpemilik. Atau, sebenernya ada, tapi goib. Soalnya di depan rumah kosong.Oh iya. Bawang. Gue belum beli. Gue turun dari pohon setelah metik satu buah jambu lagi, lantas berjalan ke toko kelontong yang jual bawang. Cewek bersuara nyaring tadi masih ngikutin."Kamu betulan nggak mau ke Jakarta?"Pertanyaan secara tiba-tiba. Gue menggigit jambu kecil kemudian mengunyahnya singkat."Kan gue udah jadi karyawan tetap disini.

  • ARJUNA   After Arjuna Bag 1

    Raina PoVHalo, gue Raina. Diluar hujan dan cukup dingin. Gue hanya ingin bertanya bagaimana kabar kalian. Semoga baik. Setelah pada akhirnya gue pergi sangat jauh, gue menemukan banyak hal baru. Tentang pertemanan, tentang luka, tentang cinta dan sesuatu yang paling gue cari, tentang pulang. California tidak begitu buruk. Gue melewati hari dengan baik-baik saja. Gue bahkan bisa jalan-jalan, sengaja tertidur di teras minimarket atau keliling dengan angkutan umum hingga gue lupa dimana gue berada.Makanan di negara ini berbeda dengan Indonesia, itu salah satu hal yang gue rindu. Iya, salah satu doang. Yang lainnya? Gue merindukan seseorang.Penerbangan gue di jam 10 pagi, dan disini gue berada. Duduk seorang diri menatap tiket penerbangan dan, oh, ponsel gue bergetar. Dari Mama."Halo, Ma." Gue menyapa dengan riang. Suara diujung sana tak kalah riang. Ah, gue jadi rindu."Udah mau terbang?" tanyanya."Bentar lagi. De

  • ARJUNA   Bab 51

    ***"Ati-ati, Rai. Kabar kabar ke kita kalo ada apa-apa." Saka berkata pelan. Menatap mata Raina yang berkaca meski dengan sekuat tenaga dia menyembunyikannya."Jangan lupa sama gue. Apalagi seblak jeletot buatan gue. Kalo lo kangen, bilang aja. Nanti gue kesana." Ecan ikutan berkomentar."Halah, kayak punya duit aja lo." Saka mengejek. Sedang Raina malah terkekeh kecil."Jual ginjal dulu nanti." Kelakarnya."Ngaco, lo." Raina memukul ringan bahu Ecan. "Cuma sampe selesai kuliah. Nanti gue langsung pulang.""Lebaran pulang, dong. Nanti gue bawain nastar dari Bandung.""Bedanya nastar Bandung sama Jakarta apa?" Lia bertanya."Sama kayaknya. Kalo yang di Bandung sih buatan nyokap."Raina tersenyum. Iya, dia akan rindu.Jam keberangkatan pesawat Raina masih satu jam lagi. Dia masih harus menunggu hingga waktu itu tiba. Dan waktu menunggu yang orang orang lakukan menjadi beda

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status