Share

Mendesak Ibu

*****

 Entah mengapa hatiku mengatakan Mas Dirga tengah berdusta. 

Meskipun memang benar, ia teleponan dengan kontak yang dinamainya 'Bian'.

 Aku merasa geram dengan sikap Mas Dirga, jadi setelah mengambilkan makan untuknya, aku memutuskan mencari Ibu ke tetangga sekitar rumah.

"Bi, lihat Ibuku tidak?" tanyaku pada segerombolan wanita yang menurut estimasiku, usianya di bawah Ibu. 

" Tadi pagi-pagi sekali memang lewat depan rumahku Wi, saat kutanya, Ibumu menjawab mau ke kebun," jawab salah satu tetanggaku. 

"Oh, terima kasih, Bu,"

Aku melangkahkan kakiku menuju kebun untuk menyusul Ibu, karena jarak rumah dan kebun tidak terlalu jauh. 

Meskipun lumayan lelah jika ditempuh dengan berjalan kaki. 

"Perutnya sudah mulai buncit ya, Bu,"

"Kan sudah menjadi rahasia umum kalau dia itu hamil duluan," timpal yang lain. 

Gunjingan mereka lamat-lama namun jelas masih terdengar genda

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status