Share

Pembalasan dimulai

Semenjak hamil, rasa kantuk acap kali hadir tanpa mengenal waktu. 

***

   Untung tadi si Dewi pergi, jadi aku tak perlu repot-repot mencari alasan untuk bisa bertemu dengan Tari.

Aku masih menunggu kedatangan Tari, sebelum booking kamar, ia mengajakku ketemuan di salah satu resto yang tak jauh dari penginapan.

Sebelum Tari datang, aku tidak memesan apa pun, karena Tari yang akan mentraktir makan siang di restoran ini, sekaligus membayar penginapan. Rasa jenuh dan bosan mendera diri ini.  

 Aku melambaikan tanganku saat kulihat Tari celingukan mencariku. 

"Sudah dari tadi ya, Mas?"

"Lumayan, Tar,"

"Maaf ya, Mas, aku telat," 

Tari mencolek manja daguku, membuat rasa jenuh yang sedari tadi mendera, hilang seketika. 

"Iya, Tidak apa, Yang,"

"Mas, kok, belum pesan apa-apa?"

"Mas sengaja nunggu kamu dulu,"

"Ya sudah aku pesankan ya, kasihan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status