Share

ASFHA ZIARA
ASFHA ZIARA
Penulis: Biba

Prolog

Asfha Ziara adalah gadis yang cantik, bulu mata yang lentik, bibir tipis dan mempunyai lesung dipipi membuat kecantikannya tak akan pudar, namun kelemahannya dia suka membuat kehebohan siapa saja yang dekat dengannya tak akan bisa sabar.

"Huwam," dilihat jam dering menunjukkan pukul 07.00  matanya langsung melotot.

"Huwa, gue telat," teriaknya dia langsung bangun dan bergegas siap-siap, setelah rapi dia keluar kamar terburu-buru tidak lupa dia menyapa orang tuanya sambil melambaikan tangan tanpa melirik kearah mereka.

"Asfha makan dulu!" titah Mamahnya.

Asfha tak mendengarkan perintah Mamahnya, dia naik pada motor yang telah disiapkan lalu melaju dengan kecepatan tinggi. 

Selama perjalanan dia menyelip dan menerobos motor-motor yang berusaha menghalangi. Orang yang telah dia lalui murka padanya sampai ada orang yang terguling dagangannya.

"Neng kalo bawa motor liat-liat atuh," teriak pedagang yang dagangannya terguling.

"Maaf, Pak! Nanti saya ganti kalo kita ketemu."

Asfha kembali melajukan motornya namun disaat itu motornya harus berhenti, karena ada kereta yang lewat alhasil dia harus menunggu.

"Ck udah telat, Pak supir keretanya cepetin dong, gue makin telat nih mau sekolah," teriaknya lagi.

"Neng punya tatakrama gak? Yang sabar," protes salah satu seorang Ibu pengendara yang berada disebelahnya.

"Suka-suka gu-," ucapnya terpotong karena semua pengendara sudah bisa berlalu Asfha menggas pol motornya. Beberapa menit dia sampai didepan sekolah, digedor sekencang mungkin gerbang sekolah yang telah ditutup.

"Pak bukain!"

Pak satpam yang mendengar teriakan seseorang menghampiri dengan wajah geram dan mata melotot, Asfha yang awalnya teriak-teriak nyalinya menjadi ciut.

"Pak satpam ganteng bukain dong, aku mau belajar udah telat nih," pintanya sambil cengengesan.

"Kamu tau ini udah jam berapa?"

"Jam 07.45, Pak."

"Kamu sudah telat tidak bisa mengikuti pembelajaran lebih baik pulang saja," usirnya.

Asfha yang diusir begitu saja menjadi marah tak terima.

"Heh, Pak satpam! Lu digaji sama bapak gue bakalan nunduk lu! Tinggal buka apa susahnya sih," gerutunya.

Pak satpam tak mendengarnya, Asfha menghentak-hentakkan kaki dan memanyunkan bibir, dia mengambil handphone lalu bersimpuh didepan gerbang. Beberapa jam kemudian ketika dia sedang bermain tiba-tiba ada seorang lelaki yang berasal dari dalam sekolah.

Lelaki itu menghampiri menoel-noel pundak Asfha.

"Diem lu, gue lagi maen ganggu aja," ucapnya membelakangi sumber suara dan tetap pokus pada handphone.

"Ekhem," deheman cukup berat dan sangat familiar bagi semua siswa yang mendengar. Asfha tak menunggu lama dia berdiri dan langsung berbalik. Asfha tersentak kaget guru yang dihadapi adalah guru yang paling galak sejagat rayat.

Lelaki itu berjanggot panjang, matanya melotot, rahangnya mengeras, tangan yang satu disimpan dipinggang dan tangan yang satunya lagi memegang tongkat panjang lumayan cukup tebal.

Asfha malah menderetkan gigi, dia malas jika harus berhadapan dengan guru yang satu itu.

"Eh, Bapak gimana kabarnya, Pak?" alibinya sambil merendahkan pundak.

"Bapak-bapak, emangnya saya ini Bapak, kamu?"

"Jelas dong bisa jadi aku ini menantu, Bapak."

Asfha berharap gurunya itu bisa bersahabat, dia menangkupkan tangan mata terpejam membaca-baca do'a.

"Oh ya bisa jadi nanti saya kenalkan dengan anak saya," memangut-mangutkan kepala.

Asfha menurunkan telapak tangannya yang menghalagi wajah cantik, dia melongo tak percaya, gurunya itu sedang serius atau tidak? Pasalnya dia sedang bercanda.

"Hehe karena aku bakal jadi menantu berarti aku boleh masuk ya, Pak?" tanyanya segera melangkah namun pergerakannya berhenti.

"Tidak bisa! Kamu telat mari ikut saya!"

Asfha sudah menduga jika gurunya itu tidak bisa bersahabat, dia mengikuti dari belakang dengan badan yang sedikit loyo.

Guru itu mengarahkan pada lapangan dan mereka berhenti ditengah. Asfha semakin tak semangat habislah hidupnya malu.

"Asfha!" panggilnya tegas.

"Ya … Pak … ," jawabnya tak bergairah.

"Sekarang kamu 5 kali keliling lapangan sambil teriak SAYA TIDAK AKAN TELAT LAGI!"

"Hah? Pak yang baik-baik dong kalo ngasih hukuman masa udah cantik gini disuruh keliling nanti bau ketek bisa-bisa satu sekolah pada pingsan," rengeknya tak terima.

"Silahkan!" ucapnya langsung pergi.

Gadis itu hanya pasrah menuruti apa hukumannya akan percuma jika harus melawan guru yang satu itu. Asfha mulai berkeliling.

"SAYA TIDAK AKAN TELAT LAGI."

"SAYA TIDAK AKAN TELAT LAGI."

Baru saja Asfha mengeluarkan kalimat dua kali ada yang menganggu.

"Hahaha kena hukuman ya?" ledek seorang lelaki.

"Diem! Mending lo pergi aja dah," teriaknya.

"Yang sabar ya  nikmatin aja penderitaan lo itu."

"Gue tabok pake sepatu mahal mau?" tantangnya akan melepaskan sepatu tapi laki-laki itu sudah lari.

"Ck dasar pengecut, lo!"

"SAYA TIDAK AKAN TELAT LAGI."

"SAYA TIDAK AKAN TELAT LAGI."

Tring tring tring 

Waktunya jam istirahat semua siswa berhamburan keluar ada yang langsung ke kantin, ke perpustakaan, ada yang kelapangan, ada yang ke toilet dan masing banyak lagi.

Siswa yang melewati Asfha terkekeh apalagi melihat dia yang sudah tak berdaya keringat yang membasahi seluruh badan.

"A-pa lo li-at-liat huft?" sarkasnya engos-engosan pada adik kelas.

"Eh nggak, Kak," jawabnya sambil menggelengkan kepala.

"Huft ca-pe ban-get," ucapnya duduk dipinggir lapangan sambil mengibaskan rambut.

Disaat Asfha sedang berleha-leha menyelonjorkan kakinya ada seorang lelaki menghampiri sambil menyodorkan minuman dingin.

"Ambil ini!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status