Beranda / Romansa / ASI Untuk Bosku / Bab 30 Ajakan Makan Siang Radit

Share

Bab 30 Ajakan Makan Siang Radit

Penulis: Manila Z
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-20 11:49:24

Radit kesal karena Elina malah menuruti apa yang dikatakan oleh Dani barusan. Terlebih dia tahu orang-orang dari perusahaan Makmur Jaya itu orang yang menyebalkan.

"Sebaiknya kamu memberikan pada orang lain saja," saran Radit.

"Sudahlah Radit, aku akan ke sana sendiri. Kamu urus meeting saja setelah ini."

Elina bersikeras melakukan itu semuanya. Padahal Radit sudah berusaha untuk melakukan semuanya. Dia hendak akan melakukan semuanya dengan baik.

Radit juga akan melakukan semuanya untuk saat ini. Ada hal yang membuat dia tidak bisa yakin atas semuanya.

"Kamu tahu kalau mereka mesum-mesum, aku tidak mau kalau kamu pergi ke sana," cegah Radit yang tidak mau kalau sampai Elina malah terjebak.

Elina menatap ke arah Radit dengan pandangan yang sedikit menyindir. Dia sedikit tahu tentang semuanya sekarang ini.

"Apa bedanya dengan kamu," balas Elina.

"Jelas beda, Elina," ujar Radit.

Radit berdebat dengan Elina sampai tidak terasa sudah saatnya makan siang. Akhirnya Radit memutuskan untuk men
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • ASI Untuk Bosku   Bab 31 Elina Dijebak Minum

    Setelah makan siang selesai, saatnya untuk kembali bekerja. Radit memarkirkan kembali mobilnya ketika dia sudah sampai di kantor kembali. Dia kebetulan hari ini akan meeting dengan kliennya."Aku akan ada meeting, kamu harusnya mendampingi aku," kata Radit.Elina hanya tersenyum tipis saja, dia juga punya kegiatan sekarang. Terlebih dia memang sudah berjanji pada Dani tadi."Tidak usah khawatir, kamu meeting ada Dani dan lainnya."Elina berjalan bersama dengan Radit dan dia memutuskan untuk kembali ke dalam ruangan dirinya untuk mengambil berkas kerjasamanya.Setelah mengambil itu, Elina langsung berpamitan kepada Radit. Terlebih dia sudah melakukan semuanya dengan baik."Aku pamit.""Hati-hati."Radit hanya mengatakan itu dan dia melihat Elina yang sudah pergi dari sini sambil membawa berkas. Radit jadi merasa gelisah sendiri, dia tidak tahu harus berbuat apalagi.Sampai Dani datang bersama dengan klien mereka. "Ini Pak Andi."Dani mengatakan itu kepada Radit untuk memperkenalkan dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • ASI Untuk Bosku   Bab 32 Elina Lepas Kendali

    Elina benar-benar tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Ketakutan menyelimuti dirinya, terlebih lima laki-laki itu kini memandangnya dengan tatapan yang membuat tubuhnya gemetar.Dia harus lari dari tempat ini—sekarang juga. Tapi tubuhnya seperti membeku, tidak bisa bergerak, tak tahu harus berbuat apa.“Lepaskan aku!” teriaknya panik. Erika tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa sekarang. xl“Teriak saja sepuasmu,” ucap salah satu dari mereka dengan nada mengejek.Saat salah satu dari mereka mulai mendekat, tiba-tiba— sBrak!Pintu didobrak keras. Semua orang di ruangan itu sontak menoleh, terkejut oleh suara keras tersebut. Elina menoleh kearah orang tersebut dan bernapas lega. “Siapa kamu?!” seru Rudi, matanya menyipit curiga. “Sialan, jangan ganggu urusan kami!” kata Alex dengan nada marah.“Lepaskan Elina,” ujar Rian, berdiri tegap di ambang pintu.Rian terkejut ketika melihat Elina yang kini sudah dikerubungi oleh lima orang pria. Apalagi dengan tatapan mesumnya itu. Kal

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • ASI Untuk Bosku   Bab 33 Radit Tidur Dengan Elina

    Pagi hari yang cerah, langit tampak begitu bersih—berbanding terbalik dengan pikiran Lisa yang dipenuhi kecurigaan. Matanya masih terbayang jelas bagaimana semalam Radit menggendong Elina yang tampak tak sadarkan diri. Tapi yang paling mengusik hatinya, Radit tidak terlihat keluar dari kamar Elina hingga pagi ini.Langkah kaki Lisa pelan menyusuri lorong rumah mewah itu, ketika tiba-tiba sebuah tepukan lembut di pundaknya membuatnya terkejut.“Sedang apa kamu, Lisa?” tanya Bi Yati, asisten rumah tangga senior, sambil terus menyapu halaman depan.Lisa menoleh dengan cepat. “Ah, Bi Yati bikin kaget aja…”Bi Yati hanya tersenyum tipis. “Kamu nyari Elina? Sepertinya dia belum bangun.”“Iya, aku mau ambil ASI buat Jio,” jawab Lisa cepat, berusaha menutupi rasa gelisahnya.Bi Yati mengangkat alis, menatap Lisa dengan sorot yang penuh curiga. “Bukannya stok ASI di freezer masih banyak? Tinggal ambil saja, kan? Untuk apa kamu harus ketemu Elina?”Lisa mendesah pelan. Sulit sekali berbohong di

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • ASI Untuk Bosku   Bab 34 Kiss Mark Leher Elina

    Elina berusaha untuk menutupi kiss mark yang diberikan oleh Radit padanya. Dia sedikit kesal karena Radit malah meninggalkan beberapa jejak di lehernya."Radit sialan, kenapa coba harus ninggalin jejak kayak gini," umpat Elina.Elina mengambil syal untuk menutupi leher jenjang miliknya. Dia tidak mau kalau sampai ada karyawan yang melihat dirinya. Dia merasa sangat malu dan tidak tahu harus berbuat apa lagi setelah ini."Elina buruan!""Iya sebentar."Elina langsung keluar dari kamarnya dengan terburu-buru. Bahkan dia belum sempat sarapan sama sekali. Semuanya memang ulah dirinya, bahkan dia tidak tahu harus berbuat apalagi."Menyebalkan!"Elina mengumpat kesal ketika melihat hal tersebut. Dia berusaha untuk melakukan semuanya dengan baik untuk sekarang."Lama sekali," ketus Radit ketika melihat Elina baru datang menghampiri dirinya.Radit sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil dengan tenang, menunggu Elina yang lama sekali."Pak Radit jangan nyalahin saya, ya. Semuanya gara-gara Pak R

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • ASI Untuk Bosku   Bab 35 Kiss Mark Radit

    "Tidak mungkin, bagaimana perusahaan tersebut bisa bangkrut?" tanya Bela sambil menggelengkan kepalanya.Elina tersenyum puas ketika mendengar hal tersebut. Dia tahu kalau pada akhirnya akan jadi seperti ini."Oh iya, aku juga tidak jadi melakukan kerjasama dengan PT Makmur Jaya kemarin, karena perusahaan itu tidak akan menguntungkan perusahaan," jawab Elina dengan santai."Jadi bekas kiss mark itu bagaimana?" tanya yang lainnya.Elina langsung merebut kembali syal yang ada di tangan Bela sekarang. Wanita itu terlihat shock sekali karena mengetahui kalau PT Makmur Jaya mengalami kebangkrutan."Kiss mark itu saya yang buat, apa ada yang keberatan!"Elina menoleh ke arah belakang di mana Radit datang menghampiri dirinya sekarang.Semua karyawan yang ada di sini langsung menundukkan kepalanya karena takut dipecat oleh bosnya."Pak Radit."Elina senang karena Radit segera datang menghampiri dirinya. Beruntung tidak akan ada kesepahaman lagi sekarang ini."Jadi ini ya yang kalian lakukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22
  • ASI Untuk Bosku   Bab 36 Rencana Yang Licik

    Elina diam-diam mencuri pandang ke arah Radit, pria yang kini berdiri di hadapannya dengan ekspresi tenang namun sulit ditebak. Ruangan kantor itu sunyi, hanya terdengar bunyi jam dinding yang terus berdetak, seakan ikut menghitung waktu yang terasa berat di antara mereka."Pak Radit..."Nada suara Elina terdengar pelan, namun cukup tegas. Ada sesuatu dalam intonasinya yang membuat Radit langsung menoleh, alisnya sedikit terangkat."Kenapa, Elina?" tanyanya, nada suaranya datar tapi matanya menyelidik, seperti bisa membaca apa pun yang tengah dipikirkan wanita itu."Saya... saya habis ini akan bertemu dengan seseorang. Mungkin nanti akan pulang sedikit malam," ucap Elina pelan, seperti tengah memilih kata-kata dengan hati-hati. Ia menggenggam ujung bajunya, gelisah.Radit menyipitkan mata. "Kamu mau ke mana?"Nada curiga itu tak bisa disembunyikan. Ia sudah terlalu sering melihat ekspresi gugup Elina akhir-akhir ini. Ia tahu ada yang disembunyikan."Kebetulan ibu saya menyuruh untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22
  • ASI Untuk Bosku   Bab 37 Penyelidikan Kina

    Lisa pergi dari tempat itu, dia takut kalau sampai ada orang yang melihat dirinya. Tetapi tanpa dia sadari, ada Kina yang diam-diam mengikuti Lisa."Jadi wanita itu yang sudah membunuh istrinya Pak Radit," ujar Kina, tidak menyangka.Dia melirik ke arah wanita yang tadi mengobrol dengan Lisa, wajahnya terasa tidak asing. Kina merasa pernah melihatnya sebelumnya.Diam-diam, Kina sudah mengambil foto dua orang tersebut. Sekarang, dia hanya perlu melaporkan semuanya pada Elina.FLASHBACK ONKemarin, saat Kina diusir dari kantor milik Radit karena difitnah oleh Dani dan Bela, Elina mendatangi dirinya dan memberikan sebuah penawaran menarik."Jika kamu mau bekerja sama denganku, maka kamu akan kembali punya pekerjaan, Kina.""Apa maumu, Elina?" tanya Kina, curiga."Tinggal di dekat rumah Radit dan awasi wanita bernama Lisa. Dia adalah babysitter anaknya Radit, dan sangat mencurigakan... dia bahkan pernah memasukkan garam ke dalam ASI-ku.""Hanya itu saja?""Iya, dan kamu juga bisa membalas

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22
  • ASI Untuk Bosku   Bab 38 Radit Cemburu

    Radit berdiri di sudut ruangan, matanya terpaku pada Elina dan Dani yang tertawa bersama di pantry. Suara mereka menggema di telinganya, seakan seluruh dunia memudar hanya menyisakan tawa ringan itu. Elina, dengan senyum manisnya, tampak begitu nyaman berada di dekat Dani, membuat dada Radit terasa sesak."Bukannya bagus yah Dani.""Iya tentu saja, Elina." Radit diam-diam mengepalkan tangannya. "sejak kapan mereka malah dekat lagi?"Radit mengerutkan kening. Api cemburu mulai membakar di dalam dadanya. Setiap tawa Elina adalah seperti tamparan—tajam dan tak bisa dihindari. Dia berusaha mengabaikannya, tapi rasa itu terus tumbuh liar.Radit menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. Tapi akhirnya dia melangkah cepat dan menarik tangan Elina dengan sedikit kasar."Ngapain kamu tadi dekat-dekat sama dia?" suaranya dingin, nyaris menggigit.Elina menoleh, alisnya terangkat, tatapannya tajam. "Memangnya kenapa, Pak?"Radit tak menjawab. Sebaliknya, dia menggenggam bahu Elina, menat

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22

Bab terbaru

  • ASI Untuk Bosku   Bab 73 Menyewa Pengacara

    Akhirnya Elina keluar dari ruangan Dani dengan langkah berat. Ada kegelisahan yang tak bisa ia redam sejak pertemuan singkat itu. Bela, wanita yang tadi bersamanya, memancarkan aura yang membuat dada Elina semakin sesak. Ada yang janggal. Dan kini, hanya satu orang yang bisa ia percaya untuk membicarakan semua ini—Kina.Ia menarik napas dalam-dalam, lalu menghubungi sahabatnya itu."Halo, Kina?""Elina, kamu sudah lihat berita hari ini, kan?" Suara Kina terdengar cemas, bahkan sedikit bergetar."Iya... Para wartawan sudah mengepung kantor. Aku tahu kamu pasti mau membicarakan soal Radit, bukan?" ucap Elina dengan lirih, namun mantap."Benar. Aku benar-benar khawatir. Siapa yang melaporkan dia ke polisi?" tanya Kina, seolah tak percaya hal itu bisa terjadi begitu cepat."Hanya ada satu kemungkinan. Ibu mertuaku," jawab Elina, dengan suara yang menegang. "Dia belum bisa menerima kenyataan soal kematian anaknya. Dan dia yakin, Radit adalah penyebabnya.""Astaga... Jadi itu sebabnya dia

  • ASI Untuk Bosku   Bab 72 Radit Di Tahan Kepolisian

    Suasana pagi itu terlalu hening untuk sebuah kompleks elit. Langit sedikit mendung, seolah ikut menahan napas menanti sesuatu pecah. Dan benar saja—suara sepatu berat memecah keheningan.Dua pria berpakaian sipil, dengan lencana hukum tergantung di dada mereka, berdiri di depan pintu rumah Radit. Tatapan mereka tajam, tak mengenal basa-basi.Radit membuka pintu. Jas rumah masih melekat di tubuhnya, rambutnya sedikit acak. Tapi matanya—matanya tajam, penuh tanya dan kewaspadaan."Ada apa ini?" suaranya datar, tapi otot rahangnya menegang.Salah satu petugas maju selangkah. “Pak Radit, Anda ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap saudara Dimas.” Ia menyodorkan surat penangkapan.Darah Radit seperti berhenti mengalir. Tangannya mengepal, kuku-kukunya menancap di telapak. “Apa?” gumamnya. “Saya tidak bersalah. Saya punya bukti…”“Kami tidak bisa debat di sini, Pak. Anda bisa jelaskan di kantor. Ikuti kami dengan tenang.”Radit menatap surat itu sekilas, lalu mata polisi itu. Jantungnya

  • ASI Untuk Bosku   Bab 71 Siapa Yang Meneror?

    Radit mengantar Elina pulang ke rumah kontrakannya. Sepanjang perjalanan, suasana di antara mereka terasa sunyi namun nyaman. Hanya suara angin dari jendela mobil yang terbuka sedikit, mengisi ruang di antara kata-kata yang tak terucap.Sebelum Elina turun, Radit sempat melirik ke arah wanita itu—matanya masih terlihat sedikit sembap setelah berziarah ke makam suami dan anaknya."Kamu nggak mau mampir dulu ke rumahku?" tawar Radit, suaranya pelan tapi penuh harap.Elina menggeleng halus. "Tidak, Radit."Radit menghela napas pendek, lalu berkata dengan nada tenang tapi sedikit penasaran, "Memangnya kamu nggak rindu dengan Jio?"Pertanyaan itu seperti paku kecil yang mengetuk hatinya. Elina tak langsung menjawab. Ia hanya menatap keluar jendela mobil, memperhatikan angin yang menggoyangkan ranting pohon. Diamnya bukan karena tidak ingin menjawab, tapi karena emosinya masih terlalu campur aduk."Lain kali, aku akan datang ke sana," jawabnya akhirnya."Baiklah. Aku tunggu kamu datang ke s

  • ASI Untuk Bosku   Bab 70 Rasa Bersalah Radit

    Elina bersama dengan Radit kini sudah berada di pekarangan rumah yang sedikit agak mewah namun terlihat sederhana.Elina menggenggam tangan Radit untuk memberikan kekuatan agar bisa masuk ke dalam rumah tersebut."Ayo kita masuk ke dalam."Radit hanya mengangguk saja, dia berjalan bersama dengan Elina menuju ke arah rumah mantan ibu mertuanya."Permisi," ujar Elina dengan sopan.Sampai muncul Sari membuka pintu rumah ini. Dia yang memang sudah tahu tentang Elina pun langsung tersenyum tipis dan menyambutnya."Iya, Nona Elina.""Apa Bunda ada dalam?" tanya Elina dengan sopan."Ada non," jawab Bi Sari sambil mempersilakan Elina untuk masuk ke dalam rumah mewah itu.Elina tersenyum tipis sambil melirik ke arah Radit yang ada di sampingnya. "Ayo kita masuk."Radit hanya mengangguk dan mereka berdua akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam rumah tersebut.Baru juga di ambang pintu, Winda sudah menatap tajam ke arah Elina dan Radit."Kamu sudah berani membawa pembunuh ini ke rumahku, Elina?

  • ASI Untuk Bosku   Bab 69 Setelah Acara Selesai

    Acara pesta penyambutan untuk Lisa baru saja usai. Malam itu terasa panjang dan melelahkan, tapi juga penuh kelegaan. Radit kini duduk di balik kemudi, mengantar Elina kembali ke kontrakan lamanya. Sepanjang perjalanan, keduanya terdiam. Hanya suara mesin dan gemuruh hujan tipis di kaca mobil yang menemani.Padahal, Radit sudah beberapa kali memintanya tinggal bersama. Tapi Elina masih belum bisa sepenuhnya membuka hatinya, luka masa lalu masih membekas—dan malam ini, segalanya belum benar-benar selesai.“Aku nggak nyangka akhirnya Lisa ditangkap juga,” ucap Radit, memecah keheningan, suaranya terdengar hati-hati. “Kamu senang sekarang?”Elina hanya mengangguk. Tatapannya tertuju pada jalanan gelap di luar jendela.“Aku senang,” jawabnya pelan. “Jangan bilang kamu nggak senang? Bukannya selama ini kamu selalu ada di pihak dia?”Nada suaranya terdengar getir. Radit menoleh sejenak, dan tersenyum tipis ketika menyadari—itu bukan kemarahan. Itu cemburu. Hal yang jarang sekali Elina tunju

  • ASI Untuk Bosku   Bab 68 Lisa Ditangkap Polisi

    Pak Bambang berdiri mematung di tengah ruangan, wajahnya pias. Seluruh tubuhnya bergetar menahan amarah yang nyaris meledak."Aku kecewa denganmu, Lisa…" suaranya berat, teredam luka dan rasa malu yang menghantam harga dirinya di depan para tamu penting.Lisa mencoba melangkah mendekat. "Ayah… dengar dulu penjelasanku—""Cukup!" bentak Pak Bambang dengan suara lantang yang memotong seluruh kegaduhan. "Aku sudah cukup malu hari ini. Sudahi saja pestanya!"Tanpa menunggu reaksi siapa pun, ia membalikkan badan dan pergi, meninggalkan bayangan kebesaran nama keluarga yang kini ternoda oleh darah dan dusta.Lisa berdiri di tengah ruangan. Seluruh mata tertuju padanya, bukan lagi dengan rasa kagum, tapi penuh cemoohan dan bisik-bisik sinis.Matanya menatap dua sosok yang berdiri tak jauh—Radit dan Elina. Sorotnya membara."Kalian… Ini pasti ulah kalian berdua!" pekik Lisa, telunjuknya menuding tajam.Elina menatapnya datar, satu alis terangkat. "Aku bahkan nggak tahu soal video itu. Jangan

  • ASI Untuk Bosku   Bab 67 Mempermalukan Lisa Di Pesta

    Elina menoleh tajam ke arah Radit yang kini berjalan mendekatinya, terlihat santai seolah tidak terjadi apa-apa. Ia menyilangkan tangan di depan dada, ekspresi wajahnya jelas menunjukkan kekesalan."Habis dari mana? Lama sekali," sindir Elina, nada suaranya dingin tapi tajam.Radit hanya menanggapi dengan senyuman kecil. Ia sudah cukup mengenal Elina untuk tahu bahwa wanita itu sedang menahan amarah."Aku tadi ngobrol sebentar sama Rian. Hanya bahas hal kecil," jawab Radit ringan, seolah ingin meredam suasana.Elina menaikkan alis, pandangannya tajam menelisik. "Hal kecil? Sepertinya bukan gaya kamu bicara seperti itu. Kamu merencanakan sesuatu, kan?"Radit menatapnya sejenak, lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Elina. "Rahasia," bisiknya pelan, membuat bulu kuduk Elina meremang, entah karena kesal atau karena detak jantung yang tiba-tiba melonjak.Elina menghela napas pelan sambil tersenyum miring. Tunggu saja, Kina pasti bakal bocorin semuanya nanti malam, batinnya.Baru saja ia he

  • ASI Untuk Bosku   Bab 66 Persiapan Datang Ke Pesta

    Elina berdiri di depan cermin, memperhatikan refleksi dirinya yang tampak sempurna malam itu. Gaun elegan berwarna merah marun membalut tubuhnya dengan anggun, rambutnya disanggul rapi, dan sentuhan makeup di wajahnya menambah kesan menawan. Setelah memastikan semuanya terlihat sempurna, ia mengambil tas branded favoritnya dan melangkah keluar dari kamar.Di luar, mobil hitam milik Radit sudah terparkir di halaman. Elina hanya melirik sekilas, namun jantungnya berdetak sedikit lebih cepat—ia tahu, malam ini akan menjadi malam yang panjang.Tak lama, pintu mobil terbuka dan Radit keluar dengan penampilan rapi mengenakan jas hitam. Dia menatap Elina seolah melihat sesuatu yang langka.“Cantik,” ucapnya dalam hati, nyaris terucap di bibir.Elina menyadari tatapan Radit yang tak biasa. Ia menautkan alis, merasa aneh dengan cara lelaki itu memandangnya.“Heh, Radit,” tegurnya sambil tersenyum kecil, sedikit menggoda.Radit tersentak dari lamunannya. “Ah, maaf… ayo, kita berangkat,” ucapnya

  • ASI Untuk Bosku   Bab 65 Elina Pulang Ke Kontrakan

    Elina kini tinggal sendiri di kontrakan barunya. Rumah sederhana yang ia pilih bukan karena nyaman, tapi karena jauh dari Radit—seseorang yang dulu pernah begitu dekat, tapi kini justru menjadi alasan utama ia menghindar dari masa lalu.Angin sore berembus pelan, menerpa tirai jendela yang setengah terbuka. Hening, sampai sebuah ketukan pintu tiba-tiba memecah keheningan.Tok… tok… tok…"Sebentar!" serunya.Langkah Elina cepat tapi hati-hati. Ia membuka pintu dan mendapati seorang kurir berdiri dengan sebuah paket berbungkus rapi di tangan."Maaf Bu. Mohon terima ini, dan jangan lupa tandatangani."Elina mengernyit. "Paket dari siapa? Saya tidak merasa pesan apa-apa."Kurir itu hanya mengangkat bahu. "Dari seseorang. Saya tidak tahu, maaf. Saya harus lanjut, permisi."Tanpa sempat menolak, Elina menerima paket itu. Pintu ditutup kembali, tapi pikirannya justru terbuka lebar oleh rasa penasaran yang mengganggu."Siapa yang kirim ini?" gumamnya, menatap bungkusan itu seakan bisa menjawa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status