Share

BTL ~ 44

“Pagi Bu Aspri …” Qai bersandar pada bingkai pintu ruang kerja Dandi, lalu bersedekap setelah menyapa Rumi. Gadis itu terlihat sedang serius menatap laptop dan agak sedikit terkejut ketika Qai menyapanya. “Si Bapak ke mana?”

“Apaan, sih, Mas!” Rumi terkekeh saat melihat Qai. “Si Bapak lagi meeting di atas sama sekretarisnya dari tadi. Ada presentasi dari orang yang desain hotel.”

“Kamu nggak diajak?” ledek Qai.

Rumi menggeleng sembari mencebik. “Sebetulnya aku, tuh, bingung. Mas Dandi sudah punya sekretaris, tapi kenapa masih nyuruh aku kerja jadi asprinya. Padahal, aku bisa aja ngelamar di Angkasa, atau minta kerjaan sama mbak Thea. Mumpung ada orang dalam.”

Qai balas mencebik pada Rumi. “Dulu, sudah pernah aku tawarin jadi sekretaris Dandi, tapi ditolak.”

“Itu …” Rumi tertawa garing saat mengingat kebodohannya dahulu kala. Cinta sungguh telah membutakan Rumi. “Ya mau gimana lagi, Mas. Belum jodohnya.”

“Jadi, sekarang sudah ketemu jodohnya?” Qai kembali meledek Rumi, kemudian beranja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
gk kenyang Daaan. makan mulu. hehehe
goodnovel comment avatar
Iin Rahayu
ga apa2 biar Dandi dan Rumi junior cepet jadi....
goodnovel comment avatar
Eni piteia
mas dandi mau nya makan makan mlulu siiih....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status