Accidentally Married

Accidentally Married

Oleh:  Kanietha  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
22 Peringkat
106Bab
23.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Setelah patah hati karena hanya dijadikan sebagai “boneka” pemuas semata, Rumi akhirnya memilih pergi. Sebelum menghilang, Rumi dengan sengaja membocorkan rahasia perusahaan pada pihak pesaing untuk membalas dendam. Hanya saja, siapa sangka tindakannya itu membuat Rumi tidak bisa lepas dari sebuah takdir yang membawanya kembali pada kerumitan kisah cintanya, bahkan hingga harus menikah?!

Lihat lebih banyak
Accidentally Married Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Indri saputra
baguuusss....baguuuusss dan selalu bagus ceritanya ...... semua ceritanya mba Thor udah aku baca diaplikasi ini......
2024-04-05 05:00:07
2
user avatar
Iin Rahayu
selalu suka ceritanya mba beb
2024-03-15 08:55:43
3
user avatar
Elin land
mas Dandi..... Rumi okelah
2024-02-29 22:18:56
2
user avatar
Mariyam Ade
bagus ceritanya
2024-02-23 12:45:18
1
user avatar
Masniah Sujana
baca novel Accidentally Married itu rasanya campur aduk,gemes sama pasangan dandi n rumi,marah maksimal sama si alpha berasa kya orangnya bener2 ada heheee
2024-02-17 17:23:08
1
user avatar
swi
bagusssssss
2024-02-16 03:51:48
2
default avatar
Ceu Mar Aja
Novelnya recommend.. keren banget.. Karya2 Kanietha emang bagus semua. Terutama My Arrogant Lawyer
2024-02-07 10:12:46
1
user avatar
Eppa Anggawi
yg selalu ditunggu updetannya.....
2024-02-03 22:00:45
1
user avatar
Nuey Azizah S
ceritanya seruuuuu, selalu bikin penasaran dan gak sabar buka bab selanjutnya.
2024-01-31 18:34:16
2
default avatar
JewelAngela8
buku yang bagus, lanjutkan
2024-01-26 06:33:42
3
user avatar
Ziza Ziz S
kerennnnn memang dinantikan
2024-01-22 01:05:33
2
user avatar
Kim Tan
bagus ceritany
2024-01-09 08:22:43
1
user avatar
Siti Juli
selalu suka dgn Karya nya mba beb ini
2024-01-05 23:05:34
3
user avatar
Eppa Anggawi
ditunggu kelanjutannya....
2024-01-04 22:45:30
1
user avatar
Liz Kusnandar
recomended banget buat d baca... .........
2024-01-03 13:03:51
1
  • 1
  • 2
106 Bab
1. Diam!
“Ma-Mas Al …”Rumi mundur satu langkah, tetapi tubuhnya langsung menabrak meja resepsionis hotel yang berada tepat di belakang. Ia baru saja berbalik dan terkejut bukan main saat mendapati Alpha ada di hadapannya. Beberapa saat yang lalu, ia sukses menghindar dari Dandi yang terpaku menatap tanya dari kejauhan. Namun, saat ini ia sama sekali tidak bisa menghindari Alpha yang berada tepat di depannya.“Rumi Ayudhia.” Alpha menarik napas, lalu membuka topi yang dipakai gadis itu secara perlahan. Sejak menginjakkan kaki di lobi hotel, entah mengapa Alpha yakin sekali gadis yang dilihatnya di depan meja resepsionis adalah Rumi. Meskipun gadis itu memakai topi dan terlihat sering menunduk, tetapi bentuk dan gestur tubuh yang ditampilkan, membuat Alpha sangat penasaran.“A-aku … aku cuma sebentar.” Rumi menggeser langkahnya, ketika melihat seseorang hendak menghampiri meja resepsionis. “Mau nitip kado buat resepsi mas Qai nanti malam. Permisi.”“Eit!” Dengan sigap, Alpha meraih siku Rumi la
Baca selengkapnya
2. Pasti Mati
“Ini …” Setelah sekian lama menutup mulut karena ancaman Alpha, Rumi akhirnya angkat bicara. Ia menegakkan tubuh dan menatap pelan area parkir yang baru mereka masuki. “Apartemen …”Rumi sampai tidak bisa berpikir sama sekali, ketika menatap gedung apartemen yang dulu sering didatanginya. Bahkan, Rumi juga sempat mengenal beberapa pegawai yang bekerja di tempat tersebut, karena terlalu sering menghabiskan waktu di unit milik Alpha.“Mau … mau apa kamu bawa aku ke sini, Mas?” Sejak tadi, Rumi memilih diam karena tidak ingin keluarganya mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan. Namun, saat ini yang harus dipikirkan Rumi adalah nasib dirinya sendiri.Rumi telah membuat Glory mengalami krisis dan mengakibatkan Lingga meninggal dunia. Jangan-jangan, Alpha ingin membalaskan semua sakit hati itu pada Rumi dengan mencelakakannya.Tidak … Rumi tidak boleh mati konyol di tangan Alpha.“Sudah kubilang jangan macam-macam, atau keluargamu—”“Mas!” Detak jantung Rumi mulai meningkat tajam. Terlebi
Baca selengkapnya
3. Hari Ini Juga
Setelah membayar ojek online, Rumi sibuk mondar mandir di depan sebuah pagar yang megah. Hampir semalaman ia tidak bisa tidur, karena memikirkan kondisi Alpha. Apakah pria itu tidak apa-apa, setelah Rumi memukulkan vas bunga ke pelipis pria itu?Rumi jadi bingung dan ketakutan sendiri. Sampai akhirnya, ia memutuskan untuk menelepon beberapa teman lamanya yang berprofesi sebagai wartawan, untuk bertanya keberadaan dan posisi Qai saat ini.Rumi tahu pria itu baru saja melangsungkan resepsi pernikahan tadi malam. Namun, Rumi yang tidak bisa lagi berpikir jernih itu, hanya bisa mengingat Qai di masa sekarang.Sampai akhirnya, sampailah Rumi di depan sebuah rumah mewah, berdasarkan informasi yang didapatnya beberapa waktu lalu.Saat Rumi mendengar suara pergerakan pintu pagar di depannya, ia langsung terpaku dan tidak bisa melangkah pergi ke mana pun.“Dari tadi saya lihat Mbaknya mondar mandir di depan pagar, apa ada yang bisa saya bantu?”Rumi menelan ludah. Ia yakin, pria yang menghampi
Baca selengkapnya
4. Banyak Alasan
“Kalian berdua sudah GILA? Ha?” Dandi melotot sembari mendesis, saat menatap Qai dan Thea yang kembali ke meja makan. Dandi yang masih menikmati beberapa camilan itu, sontak kehilangan selera makan karena perkataan Thea barusan. “Qai! Kamu punya apartemen, kan? Kenapa nggak simpan si Rumi itu di sana? Aku nggak mau ikut-ikut urusan kalian!”Jaya hanya melirik sekilas pada Dandi, kemudian kembali beralih pada tablet di yang masih melekat di tangan. Ia belum berminat untuk ikut campur dan masih menyimak pembicaraan yang ada.“Enak aja!” protes Thea sambil memeluk erat lengan Qai. “Kami masih make apartemen itu, Dan! Jadi—”“Urusan Rumi sama Alpha, itu bukan urusanku!” Dandi menolak telak permintaan tolong tersebut. “Apa kata mamaku, kalau tahu ada cewek tinggal di rumah, The?”“Nanti, biar aku yang ngomong sama tante Tya.” Terus terang, Thea benar-benar kasihan setelah mendengar semua cerita Rumi. Jika gadis itu dibiarkan seorang diri di luar sana, Alpha pasti akan membalaskan dendamnya
Baca selengkapnya
5. Jangan Caper
“Rumi?” Rafa segera berdiri dari kursinya, ketika melihat Rumi berjalan bersama Qai dan Dandi. Debaran jantung yang tadinya baik-baik saja, mendadak berdegup tidak karuan setelah melihat gadis itu di depan mata.Rafa kira, hatinya sudah aman-aman saja setelah Rumi menghilang tanpa kabar sama sekali. Terlebih lagi, Rafa telah memiliki Hera yang sudah menjadi pusat dunianya selain Glory.“Mas! Urgen!” Qai segera berceletuk, sembari menarik kursi di samping Rafa dan duduk di sana. “Tolong telpon Alpha dan cari tahu posisi dia sekarang. Aku tadi sempat nelpon bu Agnes dan— Mas!” Qai sampai harus menepuk lengan Rafa, yang masih saja tercenung saat melihat Rumi. Dahulu kala, Rafa memang memendam rasa pada Rumi, tetapi tidak berbalas. Namun, Qai tidak menduga jika perasaan itu ternyata masih ada sampai saat ini.“Ah ya! Rumi!” Rafa mengerjap. Ia kembali duduk dengan perlahan, tanpa melepas tatapan penasaran pada gadis itu. “Risa bilang, kemarin kamu pergi sama Alpha ke kantor polisi.”Dandi
Baca selengkapnya
6. Tinggal Nama
“Maaf kalau saya sudah merepotkan,” ucap Rumi setelah melakukan perkenalan singkat dengan ibu Dandi. Saat pertama kali bertemu, Rumi cukup terkejut karena penampilan wanita yang bernama Tya itu ternyata cukup sederhana. Tidak seperti wanita dari kelas atas pada umumnya, yang kerap berpakaian modis dan terlihat mahal. Bahkan, Tya datang ke rumah putranya hanya dengan mengenakan sandal jepit.“Nggak masalah. Tante juga sudah dengar semuanya.” Tya melirik putranya dengan malas. Pria itu berada di antara Rumi dan Tya yang kini duduk berseberangan. “Jadi, nggak usah sungkan. Anggap rumah sendiri dan kamu bisa tinggal sampai ada titik terang.”Rumi tertawa sungkan. “Nggak sampe lama, kok, Tante. Mungkin, dua tiga hari masalahnya sudah selesai. Kalau saya sudah tahu kondisi orang itu, saya pasti langsung pergi dari sini.”“Pergi? Mau pergi ke mana?” Sebenarnya, Tya penasaran dengan putranya. Apakah Dandi tidak tertarik dengan gadis secantik Rumi. Kira-kira, akankah terjadi “sesuatu” ketika m
Baca selengkapnya
7. Rumi yang Memutuskan
Langkah Dandi memelan, saat menghidu aroma yang hampir tidak pernah ada di rumahnya. Aroma masakan, yang seketika itu juga membuat perutnya bergejolak.Rumi!Apa gadis itu tengah memasak di rumahnya saat ini?Namun, darimana Rumi mendapatkan semua bahan, karena Dandi sama sekali tidak memiliki apa pun untuk di masak. Karena itulah, Dandi bergegas mempercepat langkahnya menuruni tangga dan langsung menuju dapur.“Ehm!” Ternyata benar, Rumi saat ini tengah berdiri di depan kompor dan tengah berhadapan dengan sebuah wajan berukuran sedang. Namun, apa yang sedang dimasak Rumi saat ini? Dan apa yang sedang diolah gadis itu, sehingga aroma yang menyebar di area rumahnya sungguh membuat perut Dandi melontarkan protesnya. “Rumi!”“Oh!” Rumi menoleh sebentar, lalu kembali fokus pada wajan kecilnya. “Mas Dandi sudah bangun?”“Kamu tadi keluar?” Dandi menarik kursi di meja makan yang hanya berjarak sekitar tiga meter dari tempat Rumi berdiri. Ia berasumsi, Rumi pergi ke minimarket di sekitar kom
Baca selengkapnya
8. Perasaan yang Sama
Rumi segera berlari meninggalkan Dandi di dapur, ketika pria itu mengabarkan Rafa datang untuk menemuinya. Terlebih, saat Dandi mengatakan Rafa membawa kabar tentang Alpha. Debaran jantungnya mendadak berpacu laju, karena mengingat kondisi terakhir ketika Rumi meninggalkan Alpha di apartemen.“Pak Rafa!” Rumi berseru ketika melihat pria itu benar-benar ada di ruang tamu. Ia benar-benar gelisah, memikirkan nasibnya setelah ini. “Mas Al gimana? Apa dia baik-baik aja?”“Aa …” Rafa berdiri seketika saat melihat sosok Rumi di depan mata. Sangat sederhana dan hal tersebut membuat ketertarikan tersendiri bagi Rafa. Rasa itu, ternyata belum benar-benar pergi meskipun sudah ada Hera yang Rafa pikirkan setiap hari. “Aku mau ngajak kamu keluar.”Mendengar Rafa tidak menggunakan bahasa formalnya, Rumi mendadak canggung. Mereka memang bukan lagi atasan dan bawahan seperti dulu, tetapi Rumi tetap merasa ada sebuah jarak yang tetap harus dijaga. Bahkan, Rumi saja masih memanggil pria itu dengan sebu
Baca selengkapnya
9. Buruan
“Maaf …” Dengan begini, Rumi jadi tahu bagaimana harus mengambil sikap ketika menghadapi Rafa. Rumi tahu, pria itu pernah mencoba mendekatinya dahulu kala. Namun, Rumi memilih mundur dan menjauh karena saat itu masih menjalin hubungan dengan Alpha.Untuk sekarang, Rumi juga akan tetap memilih menjaga jarak, karena Rafa saat ini sudah menikah dengan Hera. Dan bagian terpenting dari semuanya ialah, Rumi tidak memiliki perasaan apa pun pada Rafa. Tidak pernah ada percikan sedikit pun, ketika ia melihat atau sedang bersama Rafa seperti sekarang. Tidak hanya itu, saat ini Rumi hanya ingin fokus pada dirinya sendiri dan menata karir yang harus kembali ia mulai dari bawah.“Kamu nggak perlu minta maaf.” Dari ekspresi Rumi, Rafa mengerti saat ini gadis itu kembali akan menolaknya. Setelah berterus terang dengan perasaannya Rafa, wajah Rumi sudah tidak seantusias sebelumnya. Senyum yang ditampilkannya pun, benar-benar terkesan datar dan dipaksakan.“Saya harus minta maaf, karena nggak akan bis
Baca selengkapnya
10. Perasaan Itu
“Mama mau pergi?” Rafa baru saja menginjakkan kaki di ruang keluarga, ketika melihat Agnes sudah terlihat rapi dengan sebuah tas yang menggantung di bahu kanannya. Tidak melihat ada Hera di sebelahnya, Rafa menyimpulkan Agnes akan pergi seorang diri dan tentunya bukan ke rumah sakit.Agnes mengangguk, sembari memasukkan ponsel ke tasnya. “Mama mau ke apartemen Alpha. Hera sudah makan dan lagi sama susternya di kamar. Titip sebentar, ya, Rafa.”“Risa yang hubungi Mama?” tebak Rafa. Karena yang mengetahui keberadaan Alpha saat ini hanyalah dirinya dan Risa. Dandi dan Rumi tidak masuk hitungan karena mereka berdua tidak mungkin menghubungi Agnes.“Yaaah.” Agnes berhenti di hadapan Alpha. Menghela sebentar dengan wajah lesu dan banyak pikiran. “Risa bilang mau bicara masalah Rumi, Alpha … banyak yang janggal, jadi Mama sendiri harus pergi ke sana langsung.”“Bisa kita bicara sebentar, Ma?” pinta Rafa ingin membahas beberapa hal sebelum Agnes pergi menemui Alpha dan Risa. “Ada yang mau say
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status