Beranda / Romansa / Adik Ipar Yang Jadi Suamiku / Bab 67 Permintaan Ariana

Share

Bab 67 Permintaan Ariana

Penulis: Dhisa Efendi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-19 18:19:43

Schiphol, Amsterdam.

Seorang laki - laki berlari - lari kecil menyambut Adamis. Dialah Vicky. Perawakannya tidaklah setinggi Adamis. Tapi kulit putihnya dan rambutnya yang dicat pirang membuatnya seperti orang Belanda sungguhan.

"Tuan Adamis!" Sapa Vicky dengan nafas terengah.

Ia mengira dirinya sudah terlambat dan membuat Adamis menunggu terlalu lama. Tapi tidak. Adamis baru saja keluar dari area baggage claim atau ruangan tempat mengambil kopernya.

Adamis tertawa. Ia memasukkan lagi ponselnya. Semula ia ingin mengabari Evara tapi ia harus menyapa Vicky lebih dulu.

"Apa Kamu sudah jadi orang Belanda sungguhan, heh?"

Sejenak ia melupakan pantatnya yang panas karena duduk selama hampir 16 jam di dalam pesawat.

Vicky membalas tawa Adamis dengan senyum tertahan.

"Tuan muda bisa aja." Katanya malu.

Penampilannya memang dibuat sedemikian rupa agar kolega baru tidak meragukannya. Kadang bila tau yang berhubungan dengan mereka adalah orang asing sikap mereka akan menjadi sedikit berb
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Adik Ipar Yang Jadi Suamiku   Bab 70 di apartemen Vicky

    Harleem"Apa itu istrinya?" Tanya Aurora pada suaminya. Ia mendengar dari suaminya kalau Adamis baru saja menikah dan istrinya sedang hamil muda. Tapi ia tidak tahu kalau Evara adalah istri Brian sebelum menikah dengan Adamis. Dan anak yang dikandungnya adalah anak Brian. Vicky sedikit mengangkat bahunya. "Mungkin. Tapi itu bisa saja Nyonya Ariana." Kata Vicky berpraduga. Aurora merasa takjub saat melihat Adamis tertawa begitu lepas di depan ponselnya. Kesan dingin dan kaku saat mereka membahas masalah yang ditimbulkan oleh Anthony sama sekali tidak terlihat. "Kopinya mau tambah lagi, Tuan Muda?" Tanya Aurora saat melihat Adamis menutup ponselnya. Vicky sudah meminum kopi kentalnya yang kedua. "Tidak." Tolak Adamis. Ia bukan penyuka kopi. Ia terpaksa meminumnya karena ingin menghargai jerih payah Aurora yang sudah membuatnya. "Apa Tuan ingin sesuatu yang lain?" Tanya Aurora seraya menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya. Ia menguap. Adamis menyadari kalau sebenarnya

  • Adik Ipar Yang Jadi Suamiku   Bab 69 penyesalan Athena

    Safira memilih kamar yang jendelanya menghadap ke ruang makan. Itu bukan tanpa alasan. Ia bisa mengintip kegiatan pelayan yang akan menyediakan makan siang atau makan malam untuk mereka dan mencuri dengar percakapan mereka. Sarapan selalu Ariana yang menyiapkan dan ia terpaksa membantunya. "Iga bakarnya apa kurang?" "Biasanya juga segini, kan?" "Tapi kan ada tambahan orang. Adik dan Ibu dari Nyonya Muda." "Nggak ada Tuan Muda kedua." "Satu orang digantikan duap orang. Mana bisa sama?" "Iya, sih. Apa harus Kita tambah lagi? Tapi kan ada pilihan yang lainnya lagi. Kurasa itu sudah cukup." Percakapan para pelayan itu selalu membuatnya exited. Pilihan yang lain? Apa itu? Safira menelan salivanya. Mendengar menu iga bakar untuk makan siang ini saja sudah membuat dadanya meletup karena senang. 'Memang enak jadi orang kaya.' gumam hatinya. Safira memang penyuka makanan mewah tapi ia tidak mampu menikmatinya. Ia hanya melihat dan membayangkan kelezatannya lewat media sosial dari

  • Adik Ipar Yang Jadi Suamiku   Bab 68 Athena ingin bekerja?

    Athena meringis menahan sakit. Cubitan Safira bagai mengoyak kulitnya. "Sebenarnya.. Aku.. Sebenarnya.." Kata Athena gugup. Ia merasa menjadi pusat perhatian sekarang karena semua mata memandangnya. Ia tidak terbiasa dan merasa demam panggung."Apa sih, maksudmu?" Selak Safira tidak sabar. Itu membuat Athena semakin gugup dan tidak percaya diri. "Tenangkan dirimu, Atha." Kata Evara. Suaranya yang halus seperti biasanya memang dapat menenangkan Athena. Safira hampir kembali mencubit Athena saat Athena mendelik tidak suka padanya. Tatapannya seolah mengatakan, 'Ini bukan urusanmu, Ibu!'Safira menelan salivanya. Ia merasa tidak dihargai. Mulutnya terbuka untuk mendamprat Athena, "Aku ingin bekerja, Eva. Apa ada kesempatan kerja untukku?"Ucapannya bukan hanya membuat Safira tidak jadi mendampratnya tapi ibunya itu menjadi terkesima dan membuat bulatan di mulutnya. 'Atha ingin bekerja? Aku nggak salah dengar?'Athena menundukkan wajahnya. Ia takut pada reaksi Evara dan mertuanya.

  • Adik Ipar Yang Jadi Suamiku   Bab 67 Permintaan Ariana

    Schiphol, Amsterdam. Seorang laki - laki berlari - lari kecil menyambut Adamis. Dialah Vicky. Perawakannya tidaklah setinggi Adamis. Tapi kulit putihnya dan rambutnya yang dicat pirang membuatnya seperti orang Belanda sungguhan. "Tuan Adamis!" Sapa Vicky dengan nafas terengah. Ia mengira dirinya sudah terlambat dan membuat Adamis menunggu terlalu lama. Tapi tidak. Adamis baru saja keluar dari area baggage claim atau ruangan tempat mengambil kopernya. Adamis tertawa. Ia memasukkan lagi ponselnya. Semula ia ingin mengabari Evara tapi ia harus menyapa Vicky lebih dulu. "Apa Kamu sudah jadi orang Belanda sungguhan, heh?"Sejenak ia melupakan pantatnya yang panas karena duduk selama hampir 16 jam di dalam pesawat. Vicky membalas tawa Adamis dengan senyum tertahan. "Tuan muda bisa aja." Katanya malu. Penampilannya memang dibuat sedemikian rupa agar kolega baru tidak meragukannya. Kadang bila tau yang berhubungan dengan mereka adalah orang asing sikap mereka akan menjadi sedikit berb

  • Adik Ipar Yang Jadi Suamiku   Bab 66 Sebuah ide

    Adamis berangkat ke Harleem. Evara sudah mengemas semua yang sekiranya dibutuhkan olehnya. Ia tidak melupakan membawakan banyak kaos kaki tebal karena ia takut Adamis kedinginan. Mata Evara sayu saat melepas Adamis. Ia meminta Ariana menunggu pesawat yang ditumpangi Adamis lepas landas. "Itu pesawatnya!" Beritahu Ariana. Mereka berdiri di depan mobil. Tidak jauh dari bandara. "Darimana Mama tau?" Tanya Evara. Ia merasa seluruh hatinya ikut terbang bersama Adamis. Ariana tersenyum dan mengajak Evara masuk ke dalam mobil. "Mama tau, Eva. Apa Kamu nggak percaya?" Tegas Ariana. Evara merasa bersalah karena meragukan mertuanya ini. Ariana tidak mungkin membohonginya. "Maaf, Ma. Bukan maksudku begitu." Katanya pelan. Ariana tersenyum dan mengangguk. Ia sangat memaklumi perasaan Evara. Sebenarnya ia sendiri juga merasa kehilangan setiap Adamis meninggalkannya untuk urusan pekerjaan. Tapi sekarang ada Evara dan itu membuatnya kuat. "Jalan, Pak." Titahnya pada sang sopir. Mata Evara

  • Adik Ipar Yang Jadi Suamiku   Bab 65 Adamis harus meninggalkan Evara

    Bulan madu yang membahagiakan sekaligus menyengsarakan buat Adamis karena puluhan kali ia harus melawan hasratnya pada istrinya. Suatu malam Evara akhirnya tidak tahan lagi. Ia merasakan tubuh Adamis yang gemetar, "Lakukanlah, Adam. Lakukanlah," Desah Evara. Tapi lagi - lagi Adamis mendorong tubuh Evara. "Aku nggak mau.. Mencemari... anak Kakakku." Katanya dengan suara serak. "Tapi Kamu juga akan menjadi papanya, bukan?" Keluh Evara tidak habis pikir. Seorang wanita memang lebih pandai menahan hasratnya tapi ia tidak ingin membuat Adamis tersiksa. Ia harus ke kamar mandi dan berendam di air yang dingin cukup lama jika sudah begitu. Adamis juga memilih tidur di sofa untuk menjaga keinginannya itu. Tapi selebihnya mereka sangat bahagia dengan bulan madu mereka. Mahestra dan Moanda sangat memanjakan mereka. Evara merasa beruntung karena mempunyai keluarga suami yang sempurna baik dalam sikap maupun materi. Dering telpon di pagi hari membangunkan Adamis dari tidurnya. Adamis duduk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status