Bab 8
Ketika sampai di villa Wilson, Karin ragu dan berniat untuk menjauh tapi Wilson menciuminya dengan cepat dan tidak memberi Karin kesempatan untuk berubah pikiran dan menolaknya.
Bujukan Wilson berhasil karena penolakan Karin melemah dan menuruti Wilson untuk masuk ke dalam kamarnya. Kejadiannya begitu cepat dan tidak pernah ada yang mengingat siapa dulu yang memulainya. Begitu mereka sadar mereka sudah terengah-engah setelah merasakan kenikmatan bersama.Mereka sama-sama terdiam.
“Aku tidak pernah bertindak seperti ini sebelumnya.“Karin tidak menanggapi kata-kata pria itu, ia hanya menatap kosong kearah langit-langit kamar. Ia masih belum bisa berpikir jernih, bisa-bisanya ia bercinta dengan pria asing yang sama sekali belum dikenalnya! Apalagi dengan status pernikahannya saat ini. Karin merasa benar-benar jijik dengan dirinya sendiri. Wilson menarik tubuh Karin yang telanjang, masuk ke dalam pelukannya.“Tidak.“ Karin menghela napas. Ia mencoba menjauhi Wilson. Dengan cepat Wilson meraih tubuh Karin. Karin meronta kesal.Wilson tidak melepaskannya. “Jangan menyesalinya. Jangan, please …“
Tubuh Karin terguncang dan air matanya mengalir tanpa bisa dicegah.
Wilson memeluk punggung Karin sambil memohon.“Aku pasti sudah gila! Aku menodai ikatan pernikahanku dan aku tidur dengan pria yang namanya saja belum aku tahu, bagus sekali!“ Karin mengejek dirinya sendiri.“Wilson.““Apa?“ Karin menoleh ke arah pria itu.
Wilson tersenyum. Dengan lembut ia menghapus air mata Karin. Ia mengecupnya lalu tersenyum lagi. “Namaku Wilson Carakas.“Mau tidak mau Karin balas tersenyum. “Seharusnya aku menjauhimu,“ kata Karin jujur. Untuk sesaat ia melupakan kegalauannya.“Kenapa?“Karin melotot tidak percaya mendengar pertanyaan Wilson. “Kau adalah paman dari pria brengsek yang menghamili adikku dan sekarang… ““Aku akan dengan senang hati menghamilimu.“
"Aku tidak percaya, aku bisa menghianati pernikahanku!“
“Apakah kau masih mencintai suamimu?“ tanya Wilson menahan dirinya. Dia seperti murid SD yang sedang menunggu gurunya menjatuhkan hukuman yang paling berat.“Aku tidak tahu. Aku hanya berharap dengan perceraianku, aku bisa mendapatkan Matthew kembali.“
“Aku akan membantumu.““Tidak usah, Dani …“ Karin tidak melanjutkan kata-katanya.“Apakah benar dia kekasihmu?“ tanya Wilson tanpa menoleh kearah Karin.“Sayangnya bukan.““Apa?!“ tanya Wilson dengan marah bercampur lega.“Dia baik. Dia sempurna. Tapi sayangnya aku tidak pernah merasakan sesuatu kepadanya. Itu kenapa aku mengatakan sayangnya.““Aku lega.“ Wilson tersenyum lebar sambil menggelitik leher Karin dengan ciumannya.Karin menolak Wilson dengan halus. ”Aku harus pergi.““Tinggallah di sini.“
“Meskipun kita sudah melakukan hal ini, kita tidak bisa meneruskannya.““Apa maksudmu?“
“Kurasa kita harus belajar saling melupakan.““Apa!?““Maaf tapi aku harus pergi.“ Karin cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi sambil mengambil pakaiannya.
“Kurasa kau memang merasakan sesuatu dengan Dani-mu itu,“ teriak Wilson dengan marah.Tidak ada jawaban. Karin keluar dari kamar mandi lengkap dengan pakaiannya. Dia juga sudah merapikan rambutnya dan mencuci mukanya. Sedangkan Wilson masih merajuk di tempat tidurnya. Telanjang. Karin tersenyum. “Dia tidak pernah menjadi Dani-ku. Tapi dia lebih berhak dari siapapun juga. Aku pergi.““Jangan!“ cegah Wilson.“Harus. Maaf, banyak hal yang tidak bisa membuathubungan ini berhasil. Kuharap kau menemukan wanita yang lebih baik dariku.““Aku tidak menginginkan wanita lain. Aku menginginkanmu.““Tidak mungkin! Aku masih bersuami.““Tapi kau akan segera bercerai.“Karin menghela napas berat. “Maaf.“ Karin tidak bisa memberi harapan kepada Wilson. Karena ia telah berjanji kepada Dani untuk memberi mereka kesempatan bila sampai perceraiannya terjadi. Karin tersenyum kecut lalu meninggalkan Wilson.Wilson mengerang kesal sambil menatap kepergian Karin. Lalu masuk ke dalam kamar mandi.Bab 9 Kegilaan apa yang ia lakukan!? Bahkan perceraiannyapun belum diresmikan dia sudah kehilangan akal sehatnya dengan tidur dengan Wilson! Oh, sungguh-sungguh menyebalkan! erang Karin dalam hati. Ia terkejut ketika melihat Matthew sedang berlari kencang dari arah cottagenya. Karin memekik senang menyambut kehadiran anaknya itu. Ia merentangkan tangan untuk menyambut Matthew dalam pelukannya dan menciuminya dengan penuh kerinduan. “Mami kok nangis?“ “Soalnya mami senang bisa bertemu dengan Matthew di sini.“ Karin menghapus air matanya sambil mengelus wajah halus jagoan kecilnya itu. Ia melihat Steven sedang menantinya di depan pintu bersama Dani yang berdiri dengan raut wajah tidak senang. Karin tidak tahu harus berkata apa untuk menyambut kedatangan Steven. Dia juga bingung kenapa mereka bisa berada di sini? Padahal seingatnya, ia tidak pernah memberitahu tentang liburannya kepada Steven. Ia mempersilahkan Steven masuk. Dani marah karena mengira Karin yang memberitahu ten
Bab 10 Wilson merasa harus merayu dan memohon kepada Karin untuk mempertimbangkan hubungan mereka. Wilson membawakan Karin setangkai mawar holand. Dengan penuh harap, ia berjalan dengan penuh percaya diri ke cottage yang disewa Karin. Ia juga sudah menyiapkan makan malam romantis di tepi pantai hari ini. Dia tidak perduli akan konyolnya rencana yang dia buat hari ini tapi ia bermaksud untuk memaksa Karin menerima cintanya dan memintanya untuk menikah dengannya. Ia mendengar suara tawa Karin dari balik pintu. Ia tidak senang mengira Karin sedang bersama Dani saat ini. Ia memutuskan untuk mencari tahu dengan mengetuk pintu. Tawa ceria Karin menghilang perlahan ketika melihat kedatangan Wilson di cottagenya. Wilson berniat untuk mencium Karin tapi mengurungkan niatnya karena melihat seorang pria yang tidak dikenalnya merangkul mesra pinggang Karin. “Siapa sayang? Apa kau tidak akan memperkenalkan kami?“ sindir Steven sambil melirik bunga yang ada di tangan Wilson. “Ini Wilson, b
Bab 11 Mereka tidak bertemu lagi dalam perjalanan pulang karena memang pada keesokan harinya mereka langsung pulang menuju Bandar Lampung. Sebelumnya Karin sudah menghubungi Dani mengenai rencananya pulang ke Lampung untuk mengurus masalah pernikahannya dengan Steven. Walau bagaimanapun ia masih memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya. Steven mendiamkannya selama beberapa hari setelah kepulangan mereka. Karin tidak mencoba membujuk Steven karena ia sudah mengenal tabiat suaminya itu. Kalau emosinya sudah mereda Steven akan luluh dengan sendiri. “Katakan padaku, apakah kau menikmatinya? “ tanya Steven ketika Karin akan tidur. “Apa kau mencoba untuk melebarkan masalah atau memperkecil? Bila kita begini terus, aku rasa lebih baik kita menjauh dulu sementara.“ “Dan kau akan kembali lagi kepadanya? Apakah sangat nikmat bercinta dengannya sampai kau melupakan kenyataan bahwa kau masih bersuami!?“ 
Bab 12 Jalan yang ia pilih ternyata tidak salah. Steven menggunakan kesempatan yang telah diberi Karin dengan sangat baik. Tambah hari, Steven bertambah romantis dan selalu menyediakan waktu untuk Karin dan Matthew. Rencana untuk menambah momongan menjadi perbincangan yang alot diantara mereka. Karin tidak berencana memiliki anak lainnya selain Matthew tetapi Steven selalu membujuknya agar memberikan adik pada Matthew agar dia tidak kesepian nantinya. “‘kan Matthew banyak sepupu. Dia tidak akan pernah kesepian. Hampir setiap hari mereka ke sini.“ “Beda dong sayang. Coba bayangkan, bagaimana kalau nanti kita sudah tidak ada bersama Matthew lagi, dia akan sendirian?“ “Yah, kalau kita tidak ada 'kan masih banyak sepupu-sepupunya yang bisa menemaninya,“ timpal Karin masih tetap berkeras sambil mengelus dada suaminya. “Sayang, cobalah untuk mengerti,“ kata Steven putus asa. “Aku
Bab 13 Steven membelai pipinya membangunkan Karin dari tidurnya. Karin membuka matanya. Wajah Steven tampak tenang dan sangat bercahaya. Karin merasa sangat lega karena telah mendapati Stevennya telah pulang. Ternyata firasatnya salah! Karin langsung tertawa bahagia dan memeluk tubuh Steven sambil menangis. Ia memeluk tubuh suaminya dengan erat, tanpa mau melepaskannya lagi. Tapi ia tidak mengerti mengapa Steven begitu pendiam saat ini dan ia hanya memandanginya saat ini dengan pandangan yang aneh, Karin tidak mengerti. “Tahu tidak, aku cemas sekali tadi. Papi bilang mobilmu terperosok dalam jurang. Kamu jahat, kenapa kamu tidak memberi kabar padaku. Aku merasa sangat cemas! Rasa mau mati karenanya. Jangan pernah tinggalkan aku lagi,yah!? Aku takut. Aku …“ Steven menenangkan Karin. “Maafkan aku, tapi kita tidak bisa bersama lagi.“ Steven menangkup wajah Karin dengan lembut. Karin bingung mendengar
Bab 14 Karin semakin bersemangat membantu menjalankan kembali usahanya yang telah lama dikelola oleh Chika. Ia sangat menikmati pekerjaannya karena ia bisa meluangkan waktu untuk menemani Matthew kapanpun dia mau. Ia selalu ada untuk Matthew, di setiap saat Matthew membutuhkannya, itulah yang membuat Karin merasa bahagia. Semangatnya kembali menyala dalam mengembangkan konsep bisnisnya. Dia mulai merambah usaha wedding planner yang menawarkan konsep one stop wedding shoping jadi calon pengantin bisa mengurus sendiri segala keperluan pengantinnya di dalam satu tempat. Sedangkan Chika tetap mengurus showroom bridal besar miliknya. Saat ini ia memiliki janji temu dengan seorang klien yang ingin dibuatkan jas pengantin dan jas pendamping desain terbaru karena sudah melewati jam kerja, akhirnya Karin mengijinkan karyawannya untuk pulang duluan sementara dia sendiri yang akan menunggu kliennya datang. Untuk membuat kliennya nyaman ia tetap menyalaka
Bab 15 Wilson menangkap tangan Karin dan memeluknya dengan cepat. “Aku merindukanmu, yah Tuhan. Jangan bergerak! Atau kau berniat membuatku bergairah?“ bisik Wilson di telinga Karin. Karin langsung berhenti berontak dan tidak berani bergerak. “Bisakah kau melepaskan aku? Aku sudah terlambat pulang. Matthew sedang menungguku saat ini,“ pinta Karin dengan pelan. “Maaf.“ Wilson melepaskan pelukannya. “Terima kasih.“ Karin berusaha menyelesaikan tugasnya dengan cepat lalu mempersilahkan Wilson mengenakan kemejanya kembali dan langsung beranjak meninggalkan Wilson tanpa memberi kesempatan pada Wilson untuk bicara lagi. Ia melarikan diri! Karin berusaha menguasai dirinya lalu tersenyum kepada Cattherine dan Jason. “Pembuatannya akan memakan waktu lebih kurang satu bulan. Saya akan menghubungi anda saat fitting terakhir untuk pengepasan.“ Wilson sudah mengenakan kembali jaketnya ketika keluar dari ruang fitting. Karin bersalaman dengan mereka termasuk dengan Wilson dan mengucapkan
Bab 16 Karin menyibukkan dirinya dengan segudang kegiatan untuk mengisi setiap detik dalam hidupnya agar bisa hidup normal lagi dan menjadi ibu yang terbaik bagi anaknya. Matthew selalu diikutsertakan kemanapun ia melakukan pergi, pengecekan gedung atau apapun juga jika dia sudah pulang dari sekolahnya. Karin selalu menjaga jarak dengan lawan jenisnya dan memberitahu dengan tegas bahwa ia tidak sedang tertarik untuk menjalin hubungan kasih selain hubungan bisnis. Edward menyukai tantangan dan yang pasti ia menyukai tantangan yang diberikan Karin kepadanya. Baru kali ini dia ditolak tanpa basa basi. Seharusnya ia menjauhi Karin tapi ia tidak bisa melupakan Karin. Ia ingin Karin menerimanya sebagai kekasih. Tadinya ia mengajak Karin makan malam hanya iseng-iseng saja karena mendengar sikap dingin Karin dalam urusan asmara dari teman-temannya dan mereka menantang Edward agar bisa menaklukan hati Karin.