Share

Bab 18

Aku pergi meninggalkan Zico yang masih tertidur pulas.

langkah demi langkah aku berjalan di lorong sembari melihat kebawah.

setelah meyakinkan diri untuk menceraikan Zico diam-diam aku mencoba fokus memikirkan rencana selanjutnya.

'bugh!' tanpa sengaja kepalaku menghantam sesuatu. "aduh,” rintihku memegang jidat.

“Kau tidak apa-apa?” tanya suara bariton yang familiar .

Aku mendongakkan, "Edward?" pekikku spontan.

aku langsung menutup mulut karena reflek menyebut namanya secara langsung. padahal kita tidaklah dekat.

“Ah, maksud saya maafkan saya pak Edward, saya tidak melihat jalan,” ujarku meminta maaf.

"keningmu tak apa?" tangan Edward terangkat hendak memegang jidatku.

kepalaku menghindar, "saya tidak apa-apa pak. sekali lagi saya minta maaf tidak melihat jalan."

"syukurlah, Tak perlu minta maaf. bukan kau yang menabrakku, tapi aku yang mendatangimu," ucap Edward.

hening sejenak, Edward masih berdiri di depanku.

karena canggung, aku mencoba untuk pamit pergi.

"kalau begitu, saya perm
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status