Yohan benar-benar tidak menyangka, Nabila melahirkan dua orang putra untuknya!Hal pertama yang terpikir olehnya adalah betapa beratnya hal itu bagi Nabila.Dengan erat Yohan memeluknya, suaranya terdengar serak."Pasti sangat sulit.""Kudengar, melahirkan satu saja sudah melewati proses yang sulit dan mempertaruhkan nyawa.""Nabila, seharusnya aku ada di sisimu."Yohan masih belum tahu, ketika mendengar kabar tentang kehilangan dirinya, Nabila terkejut sehingga mendadak melahirkan, dan hampir mengalami kesulitan saat persalinan.Nabila memang tidak berniat memberitahukan dirinya.Lagi pula, semuanya sudah berlalu. Kalau mendengar itu membuat Yohan ikut sedih dan khawatir sekarang, itu hanya akan menambah beban pikirannya.Lebih baik menikmati kebahagiaan yang ada di depan mata.Nabila menggelengkan kepala dengan tenang."Wanita lain mungkin merasa berat, tapi aku ini seorang pendekar, tingkat rasa sakit seperti itu, masih bisa kutahan.""Lagi pula, dua anak ini sangat penurut, tidak m
Karena masalah nama anak, selama beberapa hari ini Yohan tampak gelisah.Dirinya tak pernah menyangka, Nabila yang biasanya begitu mudah bergaul, bisa begitu pilih-pilih soal nama.Nama-nama yang dipilihnya, semua ditanggapi dingin oleh Nabila.Sementara mereka sedang dalam pertengkaran kecil, di sisi lain, ibu kota Kerajaan Jaming sudah seperti langit runtuh.Para pejabat sipil dan militer sangat terkejut.Kenapa hanya semalam berlalu, segalanya sudah berubah?Kaisar wafat, dan takhta diserahkan pada Pangeran Kamal.Lalu, bagaimana dengan Pangeran Hans?Cukup banyak orang di kalangan istana yang mendukung Pangeran Hans, secara langsung mengajukan pertanyaan dalam rapat istana.Sebelum upacara penobatan kaisar baru dimulai, terlebih dahulu harus diadakan pemakaman kaisar lama.Karena itu, status Pangeran Kamal masih perlu dibahas.Para menteri terus berselisih, tetapi Pangeran Kamal sudah menganggap dirinya sebagai kaisar baru, dan dengan tegas menindas pihak yang disebut sebagai "pemb
Begitu mengetahui bahwa Yang Mulia Kaisar berhasil diselamatkan, Pangeran Rio bukan hanya senang, tetapi juga makin mengagumi sang Ratu.Dia segera pergi ke arah kereta kuda untuk memberi salam kepada Kaisar."Yang Mulia ...."Dari dalam kereta, begitu mendengar suara Pangeran Rio, Yohan langsung mengernyit."Masuklah."Pangeran Rio tak menaruh curiga sedikit pun, segera masuk ke dalam kereta.Begitu masuk, terlihat olehnya Kaisar yang sedang bertelanjang dada, berusaha mengoleskan obat dengan susah payah.Kesulitannya karena dia tak bisa menjangkau luka di punggungnya."Bantu aku mengoleskan obat." Yohan langsung melemparkan botol obat ke Pangeran Rio, lalu menunggu untuk dilayani.Pangeran Rio menatap botol obat di tangannya, lalu menatap Kaisar.Kalau bukan karena sang Pangeran datang, bagaimana Yang Mulia Kaisar harus mengobati lukanya?Seolah tanpa memiliki maksud tertentu, Pangeran Rio bertanya, "Yang Mulia, kenapa tidak meminta sang Ratu ...."Yohan tahu apa maksudnya, dia berde
Nabila kembali ke dalam kereta. Terlihat olehnya Yohan dengan pakaian yang terbuka lebar, tampak longgar dan berantakan, seperti pemuda di rumah hiburan.Terutama tatapan matanya yang memohon belas kasih dari Nabila, membuat bulu kuduk langsung merinding.Nabila duduk tanpa ekspresi. "Ada apa lagi?""Pangeran Rio tidak mau membalurkan obat untukku," kata Yohan dengan nada tak berdaya.Nabila tersenyum tenang."Kalau begitu, tak usah pakai obat.""Luka juga sudah lama sembuh.""Akan meninggalkan bekas." Yohan bergeser mendekatinya.Nabila tersenyum makin dalam. "Oh? Begitu, ya? Kalau begitu tak ada jalan lain. Lagi pula, luka berbekas juga tak masalah, mana ada lelaki yang tak punya beberapa bekas luka."Nabila benar-benar tidak tahu, sejak kapan Yohan mulai begitu peduli dengan penampilan.Yohan mencoba berdamai, "Nama anak-anak, akan kupikirkan baik-baik lagi. Kalau tak bisa juga, kita serahkan pada yang lebih ahli, bagaimana?"Nabila langsung tertawa.Dia benar-benar tak tahan lagi.
Pangeran Kamal naik takhta, membuat Kerajaan Jaming dipastikan terpukul dengan parah dan tak akan pernah bisa bangkit lagi.Namun, bagi Yohan itu masih belum cukup.Dia menulis sepucuk surat, mengirimkan perintah ke berbagai penjuru.Nabila juga menulis surat, dikirim ke Kerajaan Puanin."Jika ingin menghancurkan Kerajaan Jaming, bantuan Kerajaan Puanin tak bisa diabaikan."Yohan mengangguk."Kamu benar."...Di dalam wilayah Kerajaan Jaming.Pangeran Kamal tidak sempat memikirkan hal lain, hanya ingin melenyapkan saudara-saudaranya yang menghalangi jalan, terutama Pangeran Hans.Namun, Pangeran Kamal cukup menurut. Dia mendengarkan saran para penasihat, tidak melakukan semuanya secara terang-terangan, malah dengan antusias mengundang saudara-saudaranya, agar kembali untuk menghadiri pemakaman.Para pejabat di dalam kota yang mendukung Pangeran Hans cukup cerdik, segera menulis surat memperingatkan sang Pangeran agar jangan kembali ke ibu kota kerajaan.Sayangnya, surat mereka sudah di
Kaisar Jaming yang baru tertipu, kemudian dia segera memanggil semua pejabat sipil dan militer untuk mendiskusikan cara mundur dari musuh.Saat ini istana telah penuh dengan pengaduan.Dalam menghadapi pertanyaan Kaisar, tidak ada yang bisa memberikan usulan yang bagus.Kaisar baru sangat marah dengan hal ini."Karena kalian bisa menikmati hidup istimewa berkat Kaisar, kalian juga harus ikut menanggung kekhawatiran Kaisar! Apa gunanya aku menghidupi kalian!? Enyahlah dari sini!"Setelah meninggalkan istana, para menteri saling mengeluh."Kaisar menyuruh kita untuk memikirkan solusi, tapi dia sendiri tidak mencoba untuk memikirkannya. Solusi apa yang masih ada dalam situasi seperti ini?""Benar! Negara Naki mengepung bagian timur dan selatan kita, lalu Kerajaan Puanin mengancam bagian barat kita. Medan di utara tidak cukup kuat untuk ditembus, sekarang kita sudah berada dalam pertempuran mati-matian!""Coba pikirkan siapa yang menyebabkan situasi ini? Kaisar percaya pada pengkhianat dan
Istana.Di dalam Istana Permata.Selir Nita menemani kedua pangeran itu dengan mainan di tangan dan sorot matanya memancarkan perasaan kasih yang lebih dari sekadar cinta ibu kandung.Pelayan itu berlari masuk dengan panik."Yang Mulia! Yang Mulia!"Kaisar dan Yang Mulia Ratu telah kembali ke istana!"Plop!Mainan di tangan Selir Nita jatuh.Di saat yang sama, senyuman membeku di sana.Dia menatap kedua anak yang masih tersenyum padanya, sama sekali tidak tahu apa artinya kesedihan dari perpisahan.Selir Nita enggan berpisah dengan mereka.Setelah akur dalam tiga bulan yang singkat, dia telah menaruh hati pada mereka, terkadang bahkan dengan egois berpikir ingin merebut mereka sebagai anaknya sendiri.Akan tetapi, dia masih sadar.Negara Naki baru bisa stabil saat Kaisar dan Yang Mulia Ratu kembali dengan selamat.Dia sudah puas bisa memiliki dua pangeran ini untuk sementara waktu.Selir Nita langsung menenangkan diri dan memerintah dengan senyuman yang dipaksakan."Ganti pakaian, aku
Yohan baru menjalani beberapa hari yang "menyenangkan" dan Nabila mulai mengabaikannya lagi karena nama "Dion" ini.Nabila hanya memelototinya sebelum langsung melangkah maju dengan Pangeran Tertua di pelukannya."Selir Nita, ikut aku ke Istana Rubi.""Baik, Yang Mulia Ratu!"Selir Nita melirik ke arah kaisar dan merasakan sepertinya ada hujan suram di sana.Dia tidak bisa menahan tawa.Dion? Nama apa itu?Kelak orang-orang akan bertanya pada pangeran kedua bagaimana dia mendapatkan nama ini?Pangeran Kedua tidak bisa memberi tahu orang lain, "Oh, aku buang air kecil saat bertemu ayahku untuk pertama kalinya dan dia bilang aku bisa buang air kecil sejauh ribuan kilometer, jadi dia memanggilku Dion."Semakin Selir Nita memikirkan ini, semakin dia merasa geli dan wajahnya memerah.Pangeran Kedua mengompol, jadi pengasuh membawanya untuk mandi dulu.Nabila menggendong Pangeran Tertua dan berterima kasih kepada Selir Nita dengan sungguh-sungguh.Bagaimana Selir Nita bisa menerima pengharga
Yohan menyerahkan putra bungsu kepada pengasuh.Putra sulung melihat ayahnya keluar dan menghela napas setelah melihat adiknya baik-baik saja.Jadi begitu tiba giliran putra sulung untuk mandi, rasa takutnya berkurang.Yohan mengangkatnya dan berbicara kepada Nabila sambil melakukan dua hal pada waktu bersamaan."Kalian tidak bisa menyembunyikan ini darinya selamanya.""Kecuali kita bisa memastikan dia tidak pernah mengingatnya seumur hidup.""Tapi itu jelas mustahil.""Bukankah dia hampir jatuh sakit saat berada di Kerajaan Puanin?""Kalau begitu, kita harus membuat rencana untuk membiarkan Nadine menerima kebenaran sedikit demi sedikit, jangan sampai kelak Nadine tidak mampu menanggungnya saat teringat semuanya sekaligus."Nabila selalu menangani masalah lain dengan mudah.Hanya saat menyangkut Nadine, dia pasti akan ragu.Akan tetapi, Nabila harus mengakui kalau ucapan Yohan masuk akal."Wah!" Putra sulung tiba-tiba menangis yang membuat Nabila kembali sadar.Dia segera melihat ke a
Keesokan harinya, Lukas memberi tahu orang tua dan ibu mertuanya, yang tinggal di kediaman mereka untuk sementara waktu, kalau mereka akan pergi ke Kota Zordo.Setelah Mirna kembali dari Kerajaan Puanin, dia langsung pergi ke Provinsi Zenas.Saat ini berkat Mirna yang merawat Nadine sendiri, wanita itu tidak menunjukkan tanda-tanda sakit lagi."Tidak! Kita tidak bisa membiarkan Nadine pergi ke Kota Zordo!" Mirna sangat menentang hal ini.Saat berperan sebagai pemimpin sementara Kerajaan Puanin, Nadine nyaris jatuh sakit dan teringat masa lalu.Saat ini terlalu berisiko untuk kembali ke Kota Zordo.Mirna tetap tidak setuju.Lukas berada dalam dilema."Tapi aku sudah berjanji pada Nadine. Dia juga sangat merindukan Yang Mulia Ratu. Kalau kita menghentikannya, bukankah dia akan curiga?"Mirna berpikir sejenak sebelum mengusul."Beberapa hari yang lalu banjir melanda wilayah Kota Zordo. Bagaimana kalau kamu beri tahu Nadine sekarang kondisi di sana sedang tidak stabil dan suruh dia pergi k
Fiona sangat senang setelah membuat Pangeran Rio lemas.Karena kasur di kamar roboh, Pangeran Rio menyuruh seseorang untuk membeli yang baru.Wajah Pangeran Rio terlihat setuju, tetapi diam-diam mengedipkan mata pada para pengawal.Hari itu pengawal kembali dengan tangan kosong."Pangeran, Nyonya Fiona, tidak ada seorang pun yang menjual kasur di kota ini."Pangeran Rio berbaik hati dan menyarankan kepada Fiona, "Ayo tidur bersama sebelum membeli tempat tidur baru."Pangeran Rio terlihat sangat ramah dengan senyuman hangat di wajah.Fiona tidak mau repot-repot, jadi dia setuju.Akan tetapi, Fiona juga tahu apa yang dipikirkan Pangeran Rio dan membuat perjanjian dengannya.Fiona bersama Pangeran Rio untuk memiliki anak, bukan untuk hidup bahagia bersama.Malam hari, kasur telah dirapikan.Fiona tidur di dalam dan ular kesayangan tidur di atas bantal.Saat berbaring di atasnya, Pangeran Rio mengembuskan napas seolah ingin menyapa.Pangeran Rio merasa tidak berdaya dan memaksakan diri unt
Sikap Yohan sudah jelas, "Terima saja. Karena ini adalah hadiah gratis, tidak ada alasan untuk tidak menerimanya."Yohan tidak bisa menyentuh wilayah Kerajaan Puanin, tetapi siapa pun yang jeli akan tahu tanpa pertempuran berdarah tentara Negara Naki, Kerajaan Puanin tidak akan mampu menaklukkan Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari sepenuhnya.Dalam hal ini, Yohan bisa menerimanya dengan senang hati dan bahkan merasa itu kurang.Satu-satunya hal yang Yohan khawatirkan adalah Nabila."Bagaimana menurutmu?" Yohan bertanya padanya.Nabila mengangguk, "Aku juga berpikir begitu."Sambil berbicara, Nabila membuka peta dan langsung membentangkannya di atas kasur. Ketiga kota sudah diberi tanda.Yohan sangat puas setelah membacanya.Akan tetapi, ada satu hal yang membuatnya bingung.Dia menatap Nabila dan bertanya dengan cukup serius."Dari mana kamu mendapatkan begitu banyak peta?"Nabila, 'Bukan itu masalah utamanya, 'kan!?'Kali ini si bungsu merangkak dengan susah payah, lalu langsung meneka
Raja Jaming terbunuh dan pembunuhnya adalah mantan Pangeran Kedua Kerajaan Jaming.Pangeran Robert sudah lama putus hubungan dengan keluarga, jadi tidak mengejutkan kalau dia melakukan hal seperti itu.Raut wajah Yohan agak dingin."Bagaimana dengan para pengawal di sekitar Raja Jaming? Apa mereka semua mati?""Menjawab Kaisar, masih ada beberapa orang yang hidup. Mereka adalah orang yang memastikan Pangeran Robert dan ingin kamu membalaskan dendam Raja Jaming."Inilah yang Yohan pikirkan.Tujuan menyebabkan kekacauan di Kerajaan Jaming telah lama tercapai dan awalnya Yohan bermaksud untuk melenyapkan bidak catur ini.Jadi melalui kejadian ini, Yohan memerintahkan para bawahan untuk menangkap Pangeran Robert dan membunuhnya tanpa ampun.Pangeran Robert hanya ingin memanfaatkan Negara Naki untuk kembali ke Kerajaan Jaming dan mendapatkan kembali kekuasaan.Tidak disangka Negara Naki begitu kejam.Hanya dalam dua hari, dia ditemukan oleh para prajurit."Aku pejabat perbatasan yang ditunj
Desas-desus tentang si kembar mendatangkan malapetaka bagi negara semakin tersebar luas.Meskipun Yohan mengutus orang untuk menekannya, sulit menghentikan mulut semua orang.Di istana.Para menteri tua itu menandatangani petisi yang menyuruh Kaisar dan Ratu untuk mengikuti peraturan lama dengan mengusir pangeran kedua.Apalagi di luar terlalu banyak gosip, jadi semua itu harus ditekan lebih dulu untuk menenangkan hati rakyat.Di Ruang Kerja Istana.Kaisar sangat marah.Dia menjatuhkan buku ke lantai tanpa melihatnya.Akan tetapi semakin dipikirkan, semakin jengkel jadinya. Dada Yohan agak sesak dan napas agak tersengal.Leonard membujuk Kaisar untuk tenang sambil memberi isyarat kepada anak angkatnya.Tidak lama kemudian, Nabila datang.Nabila memberi isyarat agar yang lain pergi sebelum mengambil buku di lantai.Saat melihatnya, kerutan di kening Yohan mengendur. Dia hanya bisa memaksakan senyuman karena tidak ingin Nabila khawatir."Nabila, kenapa kamu datang kemari?"Dia tanpa sada
Dafka mengenakan baju hujan dan topi bambu. Dia segera melepas topi bambunya sebelum memberi hormat kepada Kaisar dan Ratu dengan tangan ditangkupkan."Hormat kepada Kaisar, Yang Mulia Ratu! Kali ini aku kembali untuk menerima hukuman!"Dafka gagal melindungi Kaisar, menyebabkan Kaisar diculik oleh orang Jaming dan dirinya sendiri terluka parah. Baru sebulan yang lalu dia sadar sepenuhnya.Dia bergegas kembali tanpa menunggu lukanya sembuh.Dafka tahu dia telah melakukan kesalahan besar dan tidak layak lagi menjadi pengawal kekaisaran.Yohan menatap Dafka. Bagaimanapun, orang ini telah bersamanya selama bertahun-tahun dan memiliki hubungan baik."Baguslah kalau sudah kembali." Sebagai seorang Kaisar, tidak ada kata-kata emosional yang tidak perlu.Dafka mengangguk dan segera berdiri di belakang Kaisar untuk melindunginya.Baron berdiri di belakang Nabila, menyikut Dafka dengan lembut sambil mengedipkan mata dan bertanya dengan suara rendah."Kamu terluka parah? Masih bisa memegang peda
Rega tidak benar-benar mendambakan Ratu, dia hanya ingin membalas dendam pada Yohan karena mendesaknya untuk menikah.Semakin marah Yohan, Rega akan merasa semakin senang.Nabila juga bisa melihat Rega mirip dengan Pangeran Rio, orang yang menyembunyikan kekejaman di balik senyuman.Mungkin orang yang blak-blakan seperti Yohan tidak akan bisa menang."Kaisar itu mengkhawatirkanmu, kamu tidak perlu begini. Mengenai perebutan takhta, semua itu terjadi di luar dugaan. Tidak peduli seberapa suka bercanda dirimu, tetap saja tidak boleh mengungkit masalah ini." Nabila mengingatkan Rega dengan sikap protektif.Tidak masalah untuk bercanda, tetapi jangan berbicara sembarang dalam masalah penting.Amarah Yohan tiba-tiba meluap dan dia memegang tangan Nabila.Rega menangkupkan tangan."Aku telah salah bicara."Yohan berkata dengan tegas, "Ini bukan hanya tentang takhta, kamu juga harus mengerti kalau mendiang Kaisar telah memilih Nadine untukmu, jadi apa maksudmu aku merebutnya darimu?"Rega ber
Yohan selesai mandi dan berganti pakaian bersih.Saat melihat kedua putranya lagi, ternyata pengasuh sedang menyuapi mereka.Dia duduk di sebelah Nabila dan bertanya dengan suara rendah."Si bungsu selalu menangis, bukankah dia terlalu lemah?"Sudut bibir Nabila terangkat."Kudengar Ibu Suri bilang saat kecil kamu juga seperti ini."Ekspresi Yohan agak membeku."Mana mungkin? Putra sulung yang sama denganku."Nabila mengambil cangkir dan menyesap teh sebelum berkata dengan santai."Ibu Suri bilang si bungsu mirip denganmu."Yohan tidak akan bisa mengakuinya.Yohan selalu merasa mustahil dia seperti itu saat masih kecil.Setidaknya tidak akan "memercik" ke mana-mana.Guntur bergemuruh di luar, tetapi kedua anak itu tidak menunjukkan rasa takut karena ayah dan ibu ada di sisi mereka.Akan tetapi, tidak semua anak begitu beruntung.Banjir menyebabkan banyak anak terpisah dari orang tua mereka.Untung saja Yohan mengambil tindakan pencegahan lebih dulu dan menyuruh pemerintah memberikan ba