Share

After Akad
After Akad
Author: Fafaa

AWAL DARI SEMUANYA

Di sebuah ruangan yang sudah di dekor sedemikian rupa, terdapat banyak tamu undangan dan sepasang calon pengantin yang sedang duduk bersebelahan di hadapan penghulu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Amar Apparawit binti…" Ucapan Gempa terpotong saat dia salah mengucapkan nama mempelai wanita.

"Kamu yang serius Gempa. Jangan malu maluin ayah di depan rekan bisnis dan tamu undangan." Kesal sang Ayah. Pasalnya Gempa sudah menghabiskan hampir satu setengah jam hanya untuk mengucapkan ijab Kabul saja.

"Pak, ini gak bisa di wakilin aja yaa? Soalnya saya grogi nih, kalo gini caranya mending saya disuruh manjat pohon beringin daripada ngucapin ijab Kabul kaya gini. Gemeter hati dedek, bang." Ucap Gempa dramatis. Memang yaa dia paling tidak bisa dengan yang namanya serius, semua hal selalu dia anggap lelucon dan mainan. Bahkan acara ijab kabul yang sakral sekalipun.

"Mana bisa ijab kabul di wakilin. Kamu jangan ngawur kalo ngomong." Kesal Magma, ayah Gempa. Dia sudah sangat gemas dengan anaknya sampai sampai dia ingin memutilasi lalu membuangnya ke sungai A****n. Biarkan saja dia di makan oleh ikan Piranha daripada membuatnya malu di hadapan kolega dan rekan bisnisnya seperti ini.

"Ayo dicoba sekali lagi,". Ucap pak penghulu masih mencoba untuk sabar dalam menghadapi tingkah Gempa yang sangat menguras kesabaran.

"Saya nikahkan engkau ananda Gempa Rafathar Al-Malik bin Magma Al-Malik dengan Anaya Klaradista Apparawit binti Amar Apparawit dengan mas kawin uang tunai senilai dua Miliar dan seperangkat alat solat dibayar tunai." Ucap pak penghulu.

"Saya terima nikahnya Anaya Klaradista Apparawit binti Amar Apparawit dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Ucap Gempa lantang. Akhirnya penderitaan semua tamu undangan dan semua orang yang ada disana pun telah selesai.

"Nanti malem gue minta lima puluh ronde ya, Nay." Bisik Gempa sambil tercengir tidak jelas ke arah Anaya. Sedangakan yang di lirik membalasnya dengan tatapan sinis.

"Nanti kita mainnya pake gaya apa ya, Nay?" tanya Gempa sangat rondom. Anaya menoleh pada Gempa dengan wajah malasnya. "Gaya monyet tengkurep." Sinis Anaya.

Acara ijab kabul telah selesai. Sekarang Gempa dan Anaya berada di atas pelaminan untuk menyalami para tamu undangan.

"Wahhh… selamat ya, bro. Akhirnya WARRIOR punya ibu negara juga," Teriak Jeno memberi selamat dan langsung memeluk Gempa dengan gaya coolnya.

WARRIOR TEAM adalah perkumpulan para siswa SMA Mandala yang di ketuai oleh Gempa. Memiliki hampir dua ribu anggota yang masih aktif, dengan enam anggota inti yang semuanya memiliki sifat tidak jauh beda dari Gempa, tengil dan selalu bikin rusuh.

"Yoi. Bini gue nih," ucap Gempa angkuh sambil merangkul pundak Anaya posesif.

"Apaan sih,". Risih Anaya. Dia melepaskan rangkulan Gempa dari bahunya dengan kasar.

"Bahahhah.... Baru kawin aja udah terjerat konflik, apalagi kalo udah setaun. Mending lo sama gue aja, Nay." Ucap Galang pada Anaya.

"Enak aja lo kalo ngebacot." Teriak Gempa cepat. Dia langsung merangkul Anaya kedalam pelukannya.

"Dih, ogah banget gue harus nikah sama lo. Lagian tingkah kalian itu gak jauh beda sama sama tengil dan pembuat rusuh." Sinis Anaya sambil melepaskan tubuhnya dari rangkulan Gempa dengan kasar.

"Bini lo kalo ngomong suka nancep ya Gem," bisik Galang pelan namun masih bisa di dengar oleh Anaya.

"Gue gak budek loh,". Ucap Anaya yang langsung mendapat cengiran tanpa dosa dari Galang.

"Si Amir mana? Gue mau nagih kado dari dia,". Tanya Gempa pada Galang dan Jeno.

"Lo kaya gak tau Amir aja, dia pasti lagi berburu makanan lah buat dibawa balik,". Jawab Jeno sambil duduk santai di kursi pelaminan.

"Woy bro selamat yaa…" Teriak Amir yang langsung merangkul Gempa dengan gaja maco nya. "Nih gue tepatin janji gue untuk membelikan sang ketua dan ibu negara seperangkat alat ngen-"

Pletak

Dimas menoyor kepala Amir sangat keras. "Kamu jahat mas. Hiks hiks kamu jahat." Ucap Amir mendramatiskan diri sambil memukul mukul tangan Dimas manja.

"Najis lo Mir, gue masih lurus yaa". Dimas mendorong tubuh Amir agar menjauh darinya.

"Temen temen lo mana, Nay?" tanya Gaga pada Anaya.

"Gak tau," jawab Anaya dengan suara yang sangat lembut.

"Jirrr, bini lo pilih kasih banget Gem. Giliran sama Gaga aja baik, kalem, ramah. Lah sama gue? Ngegas mulu kaya kompor meleduk." Ucap Amir dramatis karena merasa di bedakan oleh Anaya.

"Aku hanya punya waktu untuk pria tampan,". Ucap Anaya angkuh.

"Andika kangen band kali ah, babang tamvan". Celetuk Niko sambil memakan puding yang ia bawa.

"Misi, misi,". Teriak keempat wanita yang baru saja naik keatas pelaminan. Mereka adalah teman teman Anaya. Nada, Vanta, Andin dan Mawar.

"Aaaaa... Selamat ya Nay,". Teriak mereka sambil memeluk Anaya.

"Gue gak nyangka lo nikah sama cowok tengil modelan Gempa,". Ucap Mawar penuh haru.

"Diem lo Mawar bakso boraks. Tengil tengil gini juga lo pernah suka sama gue,". Ucap Gempa angkuh. Memang waktu kelas sepuluh Mawar pernah menyukai Gempa, lebih tepatnya sebelum dia tau sifat Gempa yang sebenarnya.

"Dih najis. Gue juga kalo tau sifat lo yang kaya dakjal gini gak mungkin gue suka sama lo. Najis Mugholadoh, Mukhaffafah, Mutawassithah." Ucap Mawar jijik.

"Gengnya si boraks mah kalo ngebacot bikin sakit hati mulu, menusuk sampe anus dan keluar taik,". Celetuk Amir yang langsung mendapat semprotan dari Niko.

"Lu jorok banget deh jadi orang, gue lagi makan puding nih." Kesal Niko yang sudah tak selera lagi untuk memakan puding rasa mangga itu.

"Wahh cari ribut lo, Mir, sama gue". Ucap Vanta tak terima.

"Hajar Van, hajar,". Kompor Andin sambil menepuk nepuk pundak Vanta agar emosinya semakin memuncak dan baku hantam dengan Amir, kan lumayan tontonan gratis.

"Gak usah kompor deh lo, Din. Mending lo urusin mas Al sama adik lo yang penuh masalah itu sana". Usir Amir dengan wajah kesalnya.

"Lo kira film AADC,". Kekeh Galang.

Semua menatap Galang heran, bisa bisanya dia salah menyebutkan judul sinetron kesukaan rakyat Indonesia. "Ikatan Cinta bodoh. Typo lo jauh banget Lang, Lang, gue Aduuh mak lo yee,". Koreksi Dimas.

"Jangan dong, bisa bisa gue di coret dari KK lagi, mak gue kan bucinnya Aldebaran banget,". Ucap Galang memelas.

"Oiya ini kado dari kita buat lo sama Gempa,". Ucap Nada sambil menyodorkan sekotak kado yang lumayan besar pada Anaya.

"Wahhh isinya pasti sempak kalo nggak sempak pasti isinya kondom sama tespek,". Ucap Amir yang langsung mendapat tatapan tajam dari the boraks geng, berbeda dengan teman temannya yang malah terkekeh apalagi Gempa yang musam mesem seperti orang gila.

"Mending usir deh temen temen tengil lo ini, sampah acara aja." Sinis Anaya.

"Gak bisa gitu dong, ini juga acara gue jadi teman temen gue juga berhak ada disini," jawab Gempa tak terima jika teman temannya harus pergi dari sana.

"Yaudah kalo gitu talak gue sekarang." Tegas Anaya dengan wajah kesalnya. Gempa melotot tak percaya dengan apa yang diucapakan Anaya barusan.

 "Nay, kita baru nikah loh, belum juga gue rasain malem pertama masa udah konflik aja" Ucap Gempa dengan nada yang frustasi.

"Yaudah usir temen temen lo sekarang." Kesal Anaya melipat tangannya di dada. The boraks gang terlihat puas dengan apa yang di lihatnya sekarang.

"Ehemm, demi kepentingan bersama dan demi ketentraman semuanya kalian mending balik deh, gue gak mau gara gara kalian malam pertama gue ancur,". Ucap Gempa pada teman temannya.

"Mas Gem, kamu tega mas, kamu tega." teriak Amir memukul mukul dada Gempa dramatis.

"Najis lo Mir, najis." Ucap Jeno bergidig ngeri melihat tingkah Amir. Kenapa bisa dia bergabung dengan manusia manusia penuh drama seperti ini. Fikir Jeno.

"Turun lo semua." Teriak Gempa pada teman temannya. Dengan kesal dan penuh drama merekapun turun dari pelaminan. The boraks gang tertawa puas melihat musuhnya ternistakan seperti ini.

"I like it,". Seringai  Mawar.

"Jatah aman ya, Nay. Siap siap lima puluh ronde, bismilah debay kembar" bisik Gempa yang langsung mendapat tatapan tajam dari Anaya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status