Anaya dan Nada yang sedang fokus mengisi soal pun terkejut dan langsung menatap Vanta dengan ekspresi yang tidak bisa di artikan.
"Le-leher lo merah,". Tunjuk Andin pada leher jenjang Anaya.Dengan spontan Anaya langsung menutup lehernya dan mengambil ponsel untuk memastikan jika yang di ucapkan Andin itu benar atau tidak."Ohh shitt!" Umpat Anaya yang melihat dua bercak merah di lehernya."Lo udah main ya, Nay?" Tanya Mawar dengan segala kekepoannya."E-enggak,". Jawab Anaya sebisa mungkin dia bersikap santai agar teman temannya tidak curiga."Udah cepet lanjut, malah ngurusin beginian lagi. Gue udah mau pulang nih,". Kesal Nada.Dengan hati yang tidak karuan, Anaya pun kembali mengerjakan soal soal itu. Sedangkan Andin, Mawar dan Vanta masih setia memperhatikan gerak gerik Anaya yang lumayan mencurigakan.Akhirnya soal soal yang dikerjakan Anaya dan Nada pun selesai juga. Mereka langsung bersiap siap untuk pulTerhitung sudah lima hari setelah kejadian di sore itu. Kini Anaya dan Gempa sedang duduk santai di depan televisi."Nanay, gue mau ini dong,". Ucap Gempa manja. Tangannya terulur untuk mengelus sebelah dada Anaya."Bisa gak sih sehari aja gak nenen. Gue takut tambah gede Gempa." Kesal Anaya. Pasalnya ukuran dada Anaya dua kali lebih besar dari sebelumnya. Bahkan dia harus membeli bra baru karena bra yang sebelumnya sudah kekecilan dan tidak menutup sempurna bagian payudaranya."Gak bisa. Dada lo itu candu banget tau, Nay. Gue aja suka kepikiran terus kalo belum nenen sama lo,". Jawab Gempa dengan nada tengilnya."Yaa tapi gue malu, Gem. Apalagi tiap gue lewat di depan cowok cowok, gue berasa jadi lonte dadakan tau gak,". Ucap Anaya kesal sendiri.FLASHBACK ONAnaya dan Nada berjalan santai untuk menuju ke kantin. "Hii, Nay. Bola lo makin gede aja,". Ucap segerombolan siswa yang sedang duduk di depan kelasnya. Mybee.Ana
Selama di perjalanan menuju basecamp WARRIOR Gempa terus saja mengumpat dengan kata kata kotor. Seperti anjing, babi, bangsat, bajingan dan yang lainnya.Di dalam apartemen Anaya terus saja memikirkan keadaan suaminya. "Dia kok langsung pergi gitu aja sih, biasanya kalo marah cuma masuk kamar terus tidur kenapa sekarang malah kabur,". Gumam Anaya panik sendiri.Dia terus menghubungi nomer Gempa tapi lelaki itu tidak pernah mengangkat nya. Akhirnya Anaya memutuskan untuk menghubungi Gaga, siapa tau dia sedang ada bersama Gempa. Fikir Anaya.aGaga — GaAnaya — Ga lo lagi di mana?Gaga — Basecamp, kenapa?Anaya — Ada Gempa gak disana?Gaga — Semenjak nikah sama lo dia udah jarang kesini, paling kalo ada rapat rapat gede aja baru datengAnaya — Emmm Ga, nanti kalo Gempa kesana lo kabarin gue yaaGaga — Lo lagi marahan?Anaya — DikitPokonya kalo Gempa kesana lo kabarin gue yaaGaga — OkeSetelah mendapat balasan dari Gaga, Anaya s
Disisi lain Anaya sedang gelisah tidak karuan. Dia terus memikirkan Gempa, takut terjadi apa apa pada suaminya itu. Anaya terus mondar mandir tidak jelas di depan pintu apartemen nya."Gempa lo kok gak pulang pulang sih,". Khawatir Anaya."Di telpon juga gak di angkat angkat,". Lanjutnya.Beberapa menit kemudian pintu apartemen pun terbuka menampakan Gempa dengan wajah datar tanpa ekspresinya."Gempa, akhirnya lo pulang juga,". Ucap Anaya lega. Dia terus membuntuti kemana pun Gempa berjalan."Lo bisa diem gak sih?!" Kesal Gempa yang risih dengan tingkah Anaya."Gempa lo marah sama gue?" Tanya Anaya.Gempa tidak menjawab dia membuka bajunya lalu meraih gitar dan duduk di pinggiran ranjang sembari memainkan gitarnya."Lo gak ngantuk?" Tanya Anaya dan tangannya terus mengelus punggung telanjang Gempa dengan lembut."Gempa jawab," Kesalnya karena Gempa malah sibuk memainkan gitar di tangannya."Diem napa Nay. Kalo lo gak mau gue apa apain Yau
Perlahan Anaya membuka matanya, dia sedikit terusik oleh sinar matahari yang menembus celah celah jendela kamarnya."Gempa,". Teriak Anaya terkejut karena Gempa tidak ada di sebelahnya."Dia kemana?" Heran Anaya. Dia berjalan menuju kamar mandi untuk mengecek Gempa ada di dalam atau tidak."Gempa? Gempa?" Teriak Anaya di depan pintu kamar mandi."Kok gak nyaut sih,". Herannya. Anaya pun membuka pintu kamar mandi itu perlahan. "Gak ada,". Ucapnya."Gempa lo marah beneran yaa sama gue,". Lirih Anaya. Jujur saja dia sangat merindukan sosok Gempa yang manja dan cerewet seperti biasanya.Dengan langkah gontai Anaya keluar dari kamarnya. "Gempa lo kemana sih?!" Gumam Anaya lirih."Lagi masak,". Jawab Gempa. Bisa bisanya dia mendengar gumaman Anaya yang sangat pelan itu.Mendengar sahutan dari Gempa, Anaya pun segera berlari menghampiri Gempa yang sedang memasak di dapur. "Masak apa?" Tanya Anaya yang langsung memeluk
Anaya melempar sendok yang ia pegang. "Gue gak suka yaa kalo lo ngomong kasar sama gue,". Bentak Anaya."Terserah,". Jawab Gempa lalu beranjak menuju ruang tv dengan nasi goreng di tangannya."Gempa...". Teriak Anaya sangat kesal.Dia ikut beranjak menyusul Gempa menuju ruang tv. "Gempa lo denger gue gak sih?!" Kesal Anaya."Denger,". Jawab Gempa santai."Nyebelin banget si lo jadi suami." Kesal Anaya. Dia melipat tangannya di dada dengan wajah yang kesal."Gak usah kaya gitu, mau gue cip*k lo?" Goda Gempa, dia menyodorkan sesendok nasi goreng pada mulut Anaya. "Aaaaa""Apaan sih,". Ketus Anaya."Aaaaa cepet mumpung gue lagi baik mau nyuapin istri durhakot yang gak mau ngasih jatah sama suaminya,". Ucap Gempa menyindir."Gempa lo yaaa, tengil banget sih jadi orang." Teriak Anaya kesal.Gempa menyimpan piring berisi nasi goreng itu di atas meja lalu menarik tubuh Anaya kedalam pelukannya. "Apa s
"Sayang,". Panggil Gempa yang sudah berada di atas tubuh Anaya."Hmmm," Jawab Anaya tersenyum."Kalo sakit lo gigit pundak gue yaa,". Perintah Gempa. Dia sudah berancang ancang untuk melancarkan aksinya."Sialll kok sempit banget, Nay. Punya gue gak bisa masuk,". Teriak Gempa kesal sendiri."Awwww pelan pelan Gem, sakit,". Ringia Anaya yang merasa sakit pada bagian bawahnya."Padahal bawah lo udah basah tapi kok susah banget sih,". Kesalnya lagi."Pelan pelan dulu Gempa. Gue kan baru pertama kali,". Ucap Anaya yang kesakitan."Udah lah foreplay aja dulu,". Kesal Gempa. Dia langsung mengecup bibir Anaya dan melumatnya dengan lembut."Ahhhh..." Desah Anaya.Ciuman Gempa turun pada leher jenjang Anaya. Tangannya pun tidak tinggal diam, dia terus meremas kedua payudara Anaya dengan lembut."Ahhh hmmmm sayanghhhh". Desah Anaya yang menikmati setiap sentuhan suaminya itu.Dibawah sana milik
Beberapa menit kemudian Gempa keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya. "Kenapa berhenti?" Tanya Anaya yang langsung memeluk tubuh Gempa dengan erat."Kita ke rumah bunda sekarang,". Ucap Gempa datar.Anaya mendengus. "Yaudah gue mandi dulu,". Ucap Anaya lalu berjalan menuju kamar mandi dengan wajah kesalnya.Beberapa menit kemudian Anaya keluar sudah menggunakan pakaian lengkapnya. "Kok lo pake baju kantor?" Heran Anaya karena Gempa memakai pakaian yang formal."Gue mau ke Bandung,". Jawab Gempa yang masih sibuk memakai dasinya."Ngapain?" Tanya Anaya, dia pun membantu Gempa untuk memakai dasinya."Gue di suruh ngecek proyek yang ada di Bandung, gue gak sampe nginep kok, paling agak maleman gue pulang,". Jelas Gempa."Sama siapa?" Tanya Anaya lagi."Sama sekretaris semok,". Jawab Gempa dengan santainya. By the way sekretaris Gempa itu masih Angelin karena Gempa belum sempat mencari sekretaris baru.
Mereka baru saja sampai di kediaman orang tuanya Gempa."Assalamualaikum,". Salam Anaya sopan."Waalaikumsalam,". Jawab Santi dan Angelin."Eh pak Gempa, duduk pak,". Ucap Angelin dengan suara yang di imut imutkan."Ayah mana bun?" Tanya Gempa pada bundanya karena dari tadi dia tidak melihat sang ayah, padahal dia yang menyuruh Gempa cepat cepat kesana."Ayah ada meeting katanya, jadi yang ke Bandung cuma kamu sama Angelin ajah,". Jawab Santi."Gue gak mau cuma berdua sama dia,". Kesal Gempa. Dia menatap sinis kearah Angelin yang memakai pakaian serba minim itu."Gempa kamu jangan kaya anak kecil, kalo ayah sampe tau kamu pasti di amuk sama dia. Cepet sana pergi nanti keburu siang,". Perintah Santi kesal sendiri dengan tingkah anak nya itu."Gue gak mau. Bunda liat dong baju dia aja kaya gitu kalo nanti di jalan ada apa apa gimana? Emang bunda mau punya dua menantu?!" Tanya Gempa menggebu.Plak