Home / Romansa / After We Married / 2. Lelucon Drama Opera

Share

2. Lelucon Drama Opera

Author: Etna.S
last update Last Updated: 2021-07-01 14:54:47

"Aku pacar Rangga! Aku mengandung anaknya!"

Selepas kalimat itu diucapkan, huru-hara yang sebenarnya dimulai. Sebagian besar tamu tidak tahu harus berbuat apa untuk bereaksi terhadap pernikahan yang terancam batal. Tapi ada sedikit dari mereka yang diam-diam mengeluarkan smartphonenya untuk merekam kejadian langka dalam upacara pernikahan. Lagipula ini pernikahan Rhea, setiap gerak-gerik aktris itu didepan publik bisa menjadi headline di berbagai surat kabar.

Rhea masih berdiri kaku. Dia masih percaya bahwa adegan ini hanya ada dalam pikirannya. Mungkin dia terlalu lelah dan berhalusinasi. Hey, ini tidak mungkin terjadi padanya kan? adegan pernikahan yang kacau hanya bisa terjadi di film yang jelas settingan. Tetapi hatinya mencelos dan serasa jatuh ke lambungnya ketika melihat wanita itu bergerak menuju kearah mereka. Wanita yang tidak ia kenal itu berjalan melewatinya, dia tertuju ke arah Rangga dan langsung memegangi lengan calon suaminya dan memaksanya untuk turun dari altar.

"Rangga, jelaskan semua ini." Pintanya. Dia mencoba mendinginkan pikirannya dan berpikiran rasional yang mana sulit dilakukan di tengah kegilaan ini.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan! Dia harus bertanggung jawab untuk anak ini!" Sela wanita itu.

"Diam dasar wanita gila!" Bentak Rangga. Dia akhirnya bersuara, dengan kasar melepaskan diri dari cengkraman wanita itu dan berjalan kearah Rhea.

"Rhea, ini tidak seperti yang kamu inginkan. Aku tidak mengenalnya. Dia hanya mencoba menjebakku." Rangga dengan cemas menjelaskan.

"Teganya kamu mengatakan itu! Menjebak?! Kamu yang merayuku terlebih dahulu! Kamu berjanji akan menikahiku! bukan menikahi sundal ini!" Wanita itu berteriak marah.

"Penjaga bawa dia keluar!" Ayah Rangga berteriak untuk memanggil satpam.

Rhea semakin curiga melihat respon Rangga dan keluarganya yang tampak panik dan terkesan defensif.

"Berhenti!"

Teriakan nyonya Aslein sedikit bisa mengendalikan suasana. Dia berjalan mendekati wanita asing yang mengaku sebagai pacar calon menantunya dan bahkan membawa bayinya. Meskipun dia tidak menyukai Rangga, kebahagiaan putri nya adalah hal yang utama. 

"Katamu kau pacar dari calon menantuku?" Tanyanya dingin.

Hani, nama wanita itu menjawab dengan anggukan dan isakan.

"Berikan kami bukti bahwa kamu berhubungan dengannya." Perintahnya.

Sebagian otak Rhea menginginkan bahwa semua yang dikatakan Hani adalah salah. Menginginkan bahwa wanita itu tidak memiliki bukti hubungannya dengan Rangga. Tetapi hatinya tenggelam ketika melihatnya mengeluarkan ponselnya dan menyerahkannya kepada ibunya.

"Saya Hani, Rangga adalah manajer saya. Dia... Dia yang merayuku terlebih dahulu..." Dia menjelaskan sambil terisak. "Dia bilang dia akan putus dengan tunangannya. Dia tidak memberitahu pernikahan ini. Dia bahkan mencoba membuatku pergi ke Bali. Aku diberitahu oleh temanku dan datang atas namanya. Jika kau masih tidak percaya aku bersedia melakukan tes DNA."

Christina melihat bukti yang diberikan dan mengernyitkan keningnya. Semakin dia membaca chat yang telah tervalidasi tersebut, ketidaksukaannya terhadap Rangga semakin meningkat. Sudah dia duga laki-laki itu tidak baik untuk putrinya.

"Mari kita tes DNA." Theodorus menyanggupi. Sebagai ayah dia merasa marah peristiwa ini terjadi didepan hidungnya. Siapapun yang berniat mempermalukan putrinya bisa berurusan dengannya.

"Cukup." Rhea menyela. Dia melepaskan tangan Rangga di lengannya dan berjalan menuju wanita itu.

Bahkan orang bodoh pun tahu bahwa dengan segala bukti dan kepercayaan diri Hani dibawah tatapan semua orang. Wanita didepannya ini bisa dipastikan tidak berbohong. 

Inilah kenyataannya. Pacarnya yang ia setia kepadanya ternyata berselingkuh dengan rekan kerjanya dibelakangnya.

Marah? Rhea sangat marah sekarang. Dia selalu mencoba membuat Rangga diterima di keluarganya dengan selalu memujinya didepan mereka. Ternyata pria yang ingin dinikahinya hanyalah pria licik yang bersembunyi dibalik topeng pacar ideal.

Dia ingin tertawa. Ibunya benar. Laki-laki ini jelas tidak sepadan untuknya. Hampir saja dia menjadi istrinya. 

"Rhea tolong dengarkan penjelasan-

"Kubilang cukup." Ulang Rhea.

Dia menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Ia berbalik dan tersenyum kearah Rangga.

"Aku percaya padamu Rangga." Ucapnya.

"Rhea!"

Rhea menghiraukan protes ibunya. Dia memandangi Rangga dengan tatapan dalam. Dia sudah mengenal pria ini selama sembilan tahun dan telah bersamanya selama empat tahun. Tapi pada akhirnya dia dikhianati.

"Aku selalu percaya padamu sehingga aku mengatakan ya ketika kamu melamarku." Rhea memulai. "Aku mengatakan ya saat kamu bilang ingin menikahiku, dan aku akan mengatakan ya saya bersedia untuk menjadi istrimu jika wanita ini tidak datang untuk menyadarkan ku bahwa selama ini ternyata aku bersama orang yang salah." 

Dia tidak menangis. Dia tidak akan menangisi pria yang terlalu rendah untuk ia tangisi.

"Aku selalu membenci pria brengsek."

Dengan itu, Rhea bergerak untuk menampar sekaligus menendang selangkangannya. Jangan meremehkan sosoknya yang langsing, Rhea memiliki tenaga besar untuk meninju hal-hal yang dibencinya.

"Arghh!" Rangga mengerang kesakitan, begitu dengan sebagian besar laki-laki yang ikut meringis melihatnya. Sebaliknya, tamu perempuan menyukai adegan yang tengah terjadi diatas panggung.

"Enyahlah dari sini." Perintahnya dingin.

Rangga harus dibantu oleh keluarganya untuk berdiri. Mereka berjalan keluar dengan rasa malu di wajah masing-masing dari mereka. Hani mengikuti dibelakangnya. Wanita itu masih gigih untuk meminta pertanggungjawaban dari Rangga. Rupanya dia masih sangat mencintai laki-laki yang telah menipu dan mencoba mencampakkannya.

Setelah pengusiran keluarga mempelai pria, suasana menjadi sangat aneh. Bagaimana tidak? Tanpa pengantin laki-laki, pernikahan ini tidak bisa untuk dilanjutkan kembali. Theodorus yang paham akan hal ini ingin memerintahkan pembawa acara untuk menyiarkan bahwa pernikahan dibatalkan dan langsung menuju acara makan-makan. Tetapi dia dicegah oleh putrinya.

"Maafkan aku ayah, ibu. Aku membuat kalian kecewa." Rhea mengakui kesalahannya.

Sebanyak Christina ingin menguliahi anaknya bahwa dia tidak bisa memilih pasangan hidup yang benar, faktanya dia belum menyerah untuk mencoba menjodohkan Rhea dengan pria-pria pilihannya yang telah ia selidiki bibit bobot bebetnya, dia merasa kasihan dengan anak sulungnya ini..

"Itu tidak penting lagi. Sekarang yang terpenting kamu tidak jadi menikahi bajingan itu." Ucapnya.

"Aku akan menginfokan pembatalan pernikahan. Aku tidak peduli keluarga kita akan dijadikan lelucon karena hal ini. Kebahagiaan anak-anakku adalah hal yang utama." Theodorus menenangkan kembali putrinya.

Rhea memeluk mereka dengan erat. Orangtuanya selalu berada disisinya, tidak peduli akan kesalahan dan kecerobohan yang ia lakukan.

Ia tiba-tiba mendapat ide.

"Pernikahan ini tidak akan batal." Tegasnya.

Kedua orangtuanya saling berpandangan bingung.

"Apa maksudmu Rhea?" Tanya Christina.

"Kalian duduk kembali di kursi dan biarkan aku menangani hal ini."

Meski masih bingung, tuan dan nyonya Aslein menuruti perkataan putrinya.

Rhea langsung mengambil mikrofon pertama yang ia lihat. Dia memandang ke arah tamu undangan yang menatapnya dengan atensi penuh.

"Hadirin sekalian. Pertama-tama terimakasih telah meluangkan waktu anda untuk datang ke upacara pernikahan saya yang sayangnya tidak berjalan dengan lancar. Pria yang ingin saya nikahi ternyata berselingkuh dibelakang saya seperti yang telah anda lihat. Waktu sembilan tahun yang saya habiskan ternyata tidak membuat saya mengenalnya dengan baik-" Dia tertawa getir.  "- maka dari itu, saya telah membuat keputusan."

Rhea memandang kedua orangtuanya yang menatapnya dengan tanda tanya. Dia telah membulatkan tekad. Tidak ada jalan kembali. Rhea tidak menginginkan hal itu.

"Siapapun pria layak yang berani maju kedepan mendatangiku. Aku akan menikahinya sekarang juga!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • After We Married   79. Comeback Yang Mengejutkan

    Rhea menatap dirinya di cermin. Jelas dia sedang tidak dalam keadaan baik. Rambutnya kusut karena ia sendiri lupa kapan menyisir rambut. Pelupuk matanya sedikit bengkak karena habis menangis satu malam. Rhea tidak menyukai tampilannya.Dia melewatkan sarapan bersama pagi ini karena ingin menghindari ibunya. Dia juga akan keluar rumah hari ini, pergi ke tempat baru yang akan ia tuju mengikuti seberapa jauh dia bisa mengendarai mobilnya. Sendirian, tanpa memberitahu Kay atau siapapun. Dia ingin menghilang sejenak, menenangkan diri, dan berpikir mengenai masa depannya yang baru.Dia memakai jaket dengan kaos putih dibaliknya dan ripped jeans yang ia beli beberapa tahun yang lalu yang untungnya masih muat. Dia memakai pakaian yang seadanya yang masih tertinggal di lemarinya.Ketika dia keluar, dia berpapasan dengan Eda.Adiknya bertanya, "Mau kemana?""Pergi." Balasnya singkat.Eda menatapnya selama beberapa detik sebelum mengangguk, lalu pergi.

  • After We Married   78. Kebenaran Pahit

    Dua hari setelah dia bangun dari koma dan dinyatakan sehat, dia akhirnya bisa meninggalkan rumah sakit. Rhea senang dengan hal itu karena dia tidak menyukai berlama-lama tinggal di ruangan dengan alat-alat kesehatan dan bau obat yang menguar di setiap dindingnya.Berbeda dengan sikap penuh bunga yang ditampilkan Rhea. Christina menampilkan aura sebaliknya. Bukan karena dia tidak suka anaknya sembuh, Christina bahkan hampir gila ketika menunggui Rhea agar terbangun dari komanya yang berjalan selama sepuluh hari. Hanya saja, dia sebal dan ingin mulutnya gatal untuk memarahi anak sulungnya itu yang sekarang duduk di kursi belakang mobil suaminya dengan Edward disampingnya.Rhea tidak seharusnya pulang kerumahnya. Dia harusnya pulang bersama Hansa, bukan bersama mereka.Christina sebagai ibu sudah menyadari hubungan Rhea dengan suaminya sedang kisruh alias tidak sedang baik-baik saja. Itu membuatnya bingung, dia hanya tidak mengerti jalan pikiran anaknya yang sepert

  • After We Married   77. Mengukir Pengulangan Kisah

    Hansa seketika mematung. Dia sangat terkejut dengan perkataan Rhea yang tiba-tiba mengungkit soal perceraian. Tangannya berhenti bergerak dan dia menatap Rhea yang sekarang tengah memalingkan muka dan menolak menatapnya.Kedua mertuanya yang berdiri disampingnya juga sangat terkejut atas perkataan Rhea. Bagaimana tidak? Kalimat pertama yang diucapkan Rhea selepas terbangun dari komanya adalah meminta perceraian didepan suaminya yang merawatnya dengan baik ketika dia tenggelam dalam koma."Rhea, apa kau sadar apa yang kau katakan?" Christina bertanya dengan penuh kehati-hatian. Dia melirik menantunya yang wajahnya langsung berubah drastis dari kebahagiaan menjadi penuh tanda tanya.Rhea menolak untuk melihat mereka. Matanya menunduk dan lebih memilih melihat selang infus yang menyalurkan nutrisi ke tubuhnya."Kalian keluar saja. Aku ingin sendirian bersama Hansa." Ucapnya enggan.Christina ingin mendebat namun tangan Theodorus yang menyentuh bahunya

  • After We Married   76. After We Married

    Rhea terduduk saking tidak bisa berdirinya dia setelah mengetahui akhir kisah dari Sekar yang ada dalam mimpinya. Itu bukan kisah yang akan dia harapkan. Rhea tidak pernah menebak Sekar akan berakhir mati di tangan Arya, juga tidak pernah menebak kehidupan pernikahan Sekar akan lebih sering terselimuti duri dibanding bahagia.Tanpa sadar air mata telah mengalir dari kedua matanya yang ia tujukan kepada Sekar yang masih duduk didepannya."Sekarang kamu telah tahu ceritaku." Sekar menatap Rhea dengan pandangan yang tak terbaca.Itu membuat Rhea semakin tidak mengerti kenapa dia harus memiliki pengalaman seperti ini. Dia sendiri tidak tahu dia masih hidup atau mati, dan sekarang dia sedang berhadapan dengan tokoh di mimpinya. Rasa-rasanya Rhea sudah tahu seperti apa keterkaitan antara mereka berdua tetapi dia mencoba untuk tidak berpikir kearah itu."Jatuh cinta membuat kita bodoh bukan?" Tanya Sekar, melanjutkan kisahnya dengan

  • After We Married   75. Sekar : Akhir Dari Cerita

    Tepat hari minggu pertama sejak istana berduka atas kematian permaisuri, alun-alun kota ramai dengan berbagai kalangan yang kesemuanya punya satu tujuan. Melihat perang tanding antara rajanya dengan patihnya hingga salah satu diantara mereka mati.Mereka semua sudah tahu mengenai berita cinta segitiga diantara raja ratu dan patihnya. Rakyat biasa mengira itu hanyalah rumor yang dibuat untuk mencoreng nama permaisuri. Namun sekarang melihat dua pria itu bertanding yang kabarnya berhubungan dengan kematian Sekar membuat mereka tertarik mendengar gosip lebih dalam lagi.Pertandingan masih akan dimulai di sore hari namun saat siang alun-alun sudah padat dengan orang. Para pejabat kerajaan sudah berdiri di poskonya masing-masing. Terbagi menjadi dua kubu. Kubu pendukung Ayudhipa dan kubu pendukung Arya yang rata-rata dari prajurit bekas perang terakhir.Ketika matahari mulai tergelincir dari puncaknya, rombongan Aryalah yang pertama kali muncul. Dia

  • After We Married   74. Sekar : Memeluk Kematian

    Arya langsung melepaskan gagang pedangnya. Seluruh tubuhnya gemetar ketika menyadari apa yang baru saja ia lakukan."Tidak," bisiknya.Dia terduduk lemas ditanah. Matanya menatap siapa yang ia hunus dengan pandangan tidak percaya.Ini semua tidak ada dalam rencananya.Ayudhipa lah yang ingin dia bunuh. Bukan perempuan yang dicintainya yang sekarang tengah berbaring di tanah didepannya dengan darah bersimbah di perutnya."Sekar!" Teriak Ayudhipa.Pria itu menatap pedang yang menancap di perut Sekar dengan ketakutan. Dia segera bersimpuh dan memangkunya."Rwanda!" Teriaknya. Memanggil bawahannya yang izin buang air kecil.Senopati muda itu datang tergopoh-gopoh mendengar teriakan rajanya. Matanya melihat kejadian didepannya dan keterkejutan serta ketakutan terlihat di matanya."Panggil tabib! Cepat!" Perintah Ayudhipa. Suaranya bergetar karena menahan tangis. Matanya telah berkac

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status