Denis terus memperhatikan gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan terlihat ada sebuah koper besar di sampingnya.
Setelah terdiam sejenak sambil memfokuskan pandangan, Denis akhirnya menyadari bahwa gadis yang sedang terbaring di kursi rumahnya adalah kakak perempuanya dari Soul Kalbar. Jessica Tayson.
“Kakak! kenapa kakak ada di sini?” seru Denis saat itu juga.
Jessica yang terkejut mendengar suara adiknya secara tiba-tiba, ia langsung duduk dan melirik ke arah Denis.
Jessica menyeringai, “Hmmm, emang kenapa kalau aku ada di sini, adikku yang tampan?” ucap Jessica.
“M-Maksudku, mau apa kakak ke desa Westren Cily?” Denis bertanya sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.
“Hehe, Dengar Denis! Kamu pasti belum tahu-kan, untuk apa kakak ke sini?” Jessica tersenyum, lalu menghampiri Denis yang masih berdiri mematung di depan pintu.
Sebagai tanggapan, Denis hanya menggelengkan kepala.
“Begini, untuk sementara waktu kakak akan tinggal di sini! Kamu tahu tidak? Kakak di suruh ayah untuk mengurus perusahaan Parahiangan Asri, dan mengubah kepemilikannya menjadi milik kita berdua!” jelas Jessica bersemangat.
“Hah! Parahiangan Asri?”
“Pariahiangan Asri yang ada di kota Bandung City itu, kak?” Denis terkejut. Dia bertanya sambil menatap kakaknya serius.
Denis sangat tidak menduga kalau Parahiangan Asri yang sangat terkenal itu akan menjadi milik dia dan kakaknya! Meskipun faktanya itu milik ayahnya sendiri, tetap saja itu mengejutkan Denis karena dia akan segera memiliki sebuah perusahaan secepat itu!
‘Bukankah seharusnya aku akan mengurus perusahaan setelah dua puluh lima tahun? Sekarang umurku kan masih dua puluh tahun?’ Denis bertanya-tanya dalam hati, ia sangat kebingungan.
Jessica mengangguk tegas sebelum kemudian menjawab, “Iya, Denis. Dan satu lagi, aku membawa hadiah untukmu!”
Jessica mengambil tasnya yang di simpan di meja, kemudian mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah, lalu mengulurkan kotak itu pada Denis.
“Ini, ambilah!”
Denis mengangkat alis. “Apa ini?”
“Sudah, ambil saja!” jawab Jessica.
Denis mengambil kotak merah yang diberikan kakaknya dan membukanya saat itu juga. Setelah membuka kotak itu, Denis tercengang ketika melihat apa yang ada di dalamnya!
Ternyata itu adalah kartu Black Gold!
Kartu Black Gold adalah kartu ATM yang hanya dimiliki orang terkaya di dunia saja. Dari yang Denis ketahui, hanya ada sepuluh kartu Black Gold di dunia ini!
“I-ini ... Ini kartu Black Gold! Dari mana kakak bisa mendapatkan ini?” tanya Denis dengan ekspresi masih terkejut sambil membolak-balikan kartu itu dan memperhatikannya dengan seksama. Dia sangat tidak menyangka akan memiliki kartu yang sangat berharga ini!
Melihat reaksi Denis, Jessica tertawa terbahak-bahak. “Hahahahh. Denisss, Deniss. Kamu itu bodoh, apa pura-pura bodoh, sih? Tentu saja ini dari keluarga kita! Keluarga kita kan sangat kaya. Aku juga mempunyainya.”
“Dengar ya, Denis! Di Soul Kalbar, ibu sangat mengkhawatirkan keadaanmu! Setiap hari dia selalu memikirkanmu. Maka dari itu, ibu sengaja membuatkan kartu ini untukmu agar kamu bisa memenuhi semua kebutuhan yang kau inginkan. Dengan begitu, ibu jadi tidak khawatir lagi dengan keadaanmu!” kata Jessica menjelaskan semuanya pada Denis.
“T-Tapi, kak. Aku kan—”
“Sudah, kamu terima saja!”
“Kamu pasti ingin bilang kalau kamu sedang berpura-pura menjadi miskin, bukan? Dengar, Denis! Ibu sudah konsultasi dengan organisasi Savior Eagle, agar kamu tidak perlu lagi berpura-pura menjadi miskin,” potong Jessica.
“A-Apa! Terus, bagaimana dengan misiku?” Denis terkejut. Ia tidak menyangka kalau ibunya akan melakukan itu!
“Tidak usah khawatir. Kamu masih bisa melanjutkannya. Ibu sangat tahu apa yang kau inginkan. Hanya saja, sekarang kamu tidak harus berpura-pura menjadi miskin. Mengerti?" jelas Jessica.
“Huhhhhhhh ....” Denis menghela nafas lega. Untung saja ibunya tidak menyuruh ketua organisasi untuk memberhentikan misinya, kalau ibunya sampai melakukan itu, Denis akan sangat kecewa.
Setelah terdiam sejenak, Denis menatap kembali kartu Black Gold di tanganya, dan tiba-tiba saja dia teringat dengan Salma.
"Ah, Salma, seandainya kita belum putus, aku akan membelikan apapun yang kau mau."
"Aku penasaran akan seperti apa reaksimu jika tahu semua ini." Denis bergumam dalam hati sambil tersenyum kecut.
Keduanya pun akhirnya berbincang-bincang sampai malam.
Setelah sekian lama Denis tinggal di desa dan berpura-pura menjadi miskin, kakaknya Jessica sangat merindukan Denis dan ingin bertemu dengannya.
Jessica adalah kakak kandung Denis, wajar kalau dia mengkhawatirkan adiknya sendiri setelah lama mereka tidak bertemu.
Jam menunjukan pukul tujuh malam.
Saat itu, Denis tiba-tiba teringat dengan Siska.
Tadi siang saat dia pulang dari toko, Siska bilang kalau dia akan kerumahnya. Denis sangat bingung karena sekarang di rumahnya ada kakaknya!
Siska belum tahu identitas asli Denis. Kalau dia sampai ke rumahnya dan bertemu dengan kakaknya, Jessica pasti akan memberitahu identitas Denis yang sebenarnya pada Siska!
*****
Di waktu yang sama. Di sebuah komplek perumahan yang bernama, Calistha Residence. Seorang gadis cantik berambut kuncir kuda, terlihat keluar dari salah satu rumah yang ada di komplek itu sambil menggandeng tas di lengan kirinya.
Dengan menggenakan pakaian yang cukup mewah dan terlihat rapi, membuat paras wanita itu terlihat semakin anggun dan mempesona, sehingga siapa saja yang melihatnya pasti akan tergoda dengan kecantikanya.
Ya, tentu saja dia adalah Siska.
Tampaknya Siska sudah siap untuk segera pergi ke rumah Denis.
Rumah Denis memang tidak terlalu jauh dari komplek Calistha Residence. Meskipun komplek Calistha Residence terletak di tengah-tengah desa Western Cily, dan rumah Denis berada di kaki gunung, dengan mengikuti jalan raya, Siska hanya membutuhkan waktu sepuluh menit saja untuk tiba di rumah Denis.
Siska pergi dengan berjalan kaki, menyusuri trotoar di pinggir jalan seorang diri.
Di tengah perjalanan, Siska melihat ada sebuah warung nasi goreng di pinggir jalan. Saat itu juga terlintas dalam benaknya untuk memesan nasi goreng untuk diberikan pada Denis karena mungkin Denis belum makan, ' pikirnya.
Sembari menunggu pesanan, Siska memutuskan untuk menelepon Denis.
*****
Sementara itu, Denis terlihat sedang mengobrol dengan kakaknya dan tiba-tiba saja ponselnya berdering. Denis segera mengambil ponsel di saku celana dan setelah melihat siapa yang memanggilnya, matanya melebar. Panggilan dari Siska!
Denis menepuk kening sebelum kemudian mengangkatnya.
"H-Halo ... Siska?"
"Haiii, halo, Denis. Aku sudah dalam perjalanan menuju rumahmu. Kamu udah makan belum? Aku belikan nasi goreng buat kamu, ya. Kita makan malam bareng, bagaimana?" tanya Siska tampak bersemangat dari balik telepon. "Eeee ... I-Iya, boleh boleh." Denis gugup. Ia tidak tahu harus berkata apa. Yang jelas, dia sangat kebingungan karena kakaknya masih di rumah. “Hmmm, oke ... Ngomong-ngomong kamu kenapa kok bicaranya gugup begitu? Kamu tidak suka ya, kalau aku kerumahmu?” tanya Siska penasaran. Denis terkejut. "T-Tidak ... bukan begitu Siska. Aku tidak apa-apa, kok." "Bener, tidak apa-apa?" "Iya ... Kamu tenang saja," jawab Denis. "Hmmm ... Baguslah kalau begitu." Dari seberang sana, Siska merasa agak sedikit kecewa. Siska curiga kalau Denis sedang menyembunyikan sesuatu. Tidak biasanya Denis gugup begini. "
"Iya, kalau tidak ada orang itu, dari tadi kita pasti sudah berhasil menculik Siska!" jawab pria satunya lagi. "Sudah, kita tunggu saja. Sebentar lagi orang itu pasti akan pergi. Setelah itu, kita culik Siska dan bawa dia pada bos besar!" tegas si pemimpin. Sebagai tanggapan, pria satunya hanya menganggukan kepala. Beberapa detik kemudian setelah melihat ke pemilik mobil, pria itu menyadari sesuatu. “Ngomong-ngomong, bos. Gadis yang mendekati Siska ternyata cantik juga ya. Kelihatannya dia orang yang sangat kaya.” “Maksudmu?” tanya si pemimpin. "Coba lihat bos, mobil yang dikendarai gadis itu sangat mewah! Itu mobil Bentley Bacalar! Mobil itu seharga dua juta dolar dan hanya ada 12 unit saja di dunia ini!" Temanya menjelaskan sambil menunjuk mobil Jessica. Mendengarnya, pria itu terkejut lalu melihat kembali ke arah mobil Jessica.
Di tempat lain, Denis bersiap-siap untuk menjemput Siska. Denis membuka pintu depan rumah dan hendak pergi saat itu juga. Dia membawa sebuah Headlamp (senter kepala) di tanganya untuk menerangi jalanan yang gelap. Rumah Denis terletak di sebelah kiri jalan yang di mana jalanan itu agak menurun karena memang rumahnya berada di atas kaki gunung. Tepat di samping kanan jalan adalah jurang yang sangat terjal. Kalau melihat ke bawah, siapapun bisa melihat pemandangan seluruh desa Western Cily dari atas sana. Dari ujung desa Westren Cily, terlihat ada sebuah danau luas yang membatasi antara desa Western Cily dan desa lain. Sejauh mata memandang, seluruh desa Westren Cily di kelilingi oleh pegunungan-pegunungan besar yang menjulang tinggi. Tepat di atas rumah Denis adalah gunung Prau. Gunung Prau memiliki ketinggian yang cukup tinggi, yaitu sekitar 2500 MDPL. Setelah keluar rumah, Denis langsung mem
"Betul Tuan Muda. Kita tunggu saja. Bawahanku pasti akan segera kembali dan membawa Siska kepadamu, Tuan. Haha!" tambah pria bertubuh besar satunya lagi. Big Buster. Wakil pengawal keluarga Bringtong. Mereka tertawa terbahak-bahak sebelum kemudian dikejutkan dengan kedantangan dua orang pria bertudung hitam, membuka pintu utama Villa dan berlari menghampiri mereka dengan nafas terengah-engah. "M-Maaf Tuan Muda, kami gagal membawa Siska, Tuan." Kedua pria bertudung itu menghampiri Jacob, kemudian berlutut di hadapannya dengan ekpresi ketakutan. "APA! KALIAN GAGAL MEMBAWA SISKAAA?" Raut wajah Jacob seketika berubah merah padam. Rahangnya mengeras serta alis menyatu, menatap tajam ke arah dua pria bertudung itu. Jacob mengepalkan tangan lalu mengambil botol anggur di meja dan melemparkan botol itu ke lantai! Pranggkkk... Botol
Mendengar penjelasan komandanya, Denis terkejut! Ternyata ada keluarga sekejam itu di Kota Bandung City? Yang Denis tahu, Bandung City adalah kota maju. Tetapi, di balik kemajuan kota itu ternyata ada kejahatan ternyembunyi di dalamnya. "Iya Denis. Atasan menyuruhku untuk mengganti misimu. Karena kamu dekat dengan kota Bandung City, kamu di tugaskan untuk menyelidikinya. Bagaimana, Siap?" "Baik Komandan. Siap!" jawab Denis dengan tegas. "Baiklah kalau begitu. Mulai besok, kamu sudah bisa menjalankan misi ini." Komandan Andri tampak senang mendengar Denis bersemangat. "Oh, satu lagi, menurut informan, ada orang-orang misterius yang membuat pasar gelap di Bandung City" "Dengan adanya pasar gelap di sana, dunia bawah semakin tak terkendali! Kamu selidiki itu juga, ya!" lanjutnya. "Oke, komandan!" "Baiklah. Sudah dulu Denis." Denis kemudian menutup panggilan lalu memasukan ponselnya ke saku celana. Dia benar-b
"Hei? Apa yang kau bicarakan? Pria itu ingin melihat tas edisi khusus?" tanya Rio sambil tangannya menunjuk Denis dengan congkak. Ini pasti hanya lelucon! Rio memandang Denis dengan tatapan merendahkan. Denis merasa malu karena pengunjung lain juga memperhatikannya. Bella pun tidak bisa menyembunyikan rasa kesal. "Wanda! Apa kau benar-benar yakin pria itu akan mampu membeli barang di toko ini? Ayolah, jangan bercanda!" "Aku sedang tidak bercanda, Bella. Dia memiliki kartu black-gold. Dia pengunjung VIP." "Hahaha!" Sekali lagi Rio tertawa keras. " Pengunjung VIP kau bilang!? Hei, dengar, dia cuma seorang gembel di desa ini!" Salma memandang Denis dengan tatapan jijik, "Denis, Tidakkah kau malu pada dirimu sendiri? Kenapa kau tidak pergi saja dari sini?" "Hahahahaha!" Pengunjung lain ikut menertawakan Denis. Kejadian di toko i
Denis baru menyadari bahwa dia tidak mungkin membawa belanjaan dan tas Hermes ke acara reuni. Dia memutuskan kembali ke toko dan berniat mengganti pakaian dengan yang sudah dia beli di sana, sekaligus menitipkan tas Hermes nya.“Selamat datang kembali, Tuan. Apa ada lagi yang bisa kami bantu." Bella dan Wanda keheranan melihat Denis kembali ke toko.“Maaf. Bolehkah aku ikut mengganti pakaianku di sini. Aku ada urusan mendadak," ucap Denis sambil menatap kedua wanita itu di depanya.“Oh, silahkan Tuan. Di sebelah sini," jawab Wanda dan Bella secara bersamaan sambil menunjuk sebuah ruangan khusus untuk berganti pakaian.Denis tersenyum melihat Bella yang sekarang tampak lebih sopan. Mungkin dia masih malu karena kejadian tadi.“Terimakasih. Oh, ya. Aku ingin menitip tas ini. Nanti aku ke sini lagi." Denis memberikan tas Hermes edisi khususnya pada Bella.“Baik, Tuan. Dengan senang hati." Bella membungkuk hormat, m
“Hai semuanya. Perkenalkan, namaku Rio Martin. Dan ini ...." Rio beralih menatap Salma dan melanjutkan, “Aku yakin kalian sudah mengenalnya. Dia adalah pacar baruku, Salma."Semua orang terkejut mendengar perkataan Rio. Ternyata benar! Salma sudah putus dengan Denis!“Aku anak kedua dari keluarga Martin. Senang berkenalan dengan kalian," lanjut Rio sambil tersenyum menyeringai.“Hah! Keluarga Martin? A-Apa aku tidak salah dengar? Dia adalah Tuan Muda ke dua dari keluarga Martin!"Sekali lagi, semua orang dikejutkan dengan perkataan Rio. Mereka langsung berdiri dan bersorak kegirangan sambil memandang Rio dengan penuh takjub. Apa ini mimpi? Seorang tuan muda dari keluarga Martin sekarang ada dihadapan kita? Mereka sungguh tidak menduga dan tentu sangat bahagia bisa bertemu dengan Rio.Seketika suasana menjadi ricuh.Pantas saja, seorang gadis yang sangat cantik seperti Salma bisa berpacaran denganya! Tuan Muda Rio adal