Share

Bab 3

Denis terus memperhatikan gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan terlihat ada sebuah koper besar di sampingnya.

Setelah terdiam sejenak sambil memfokuskan pandangan, Denis akhirnya menyadari bahwa gadis yang sedang terbaring di kursi rumahnya adalah kakak perempuanya dari Soul Kalbar. Jessica Tayson.

“Kakak! kenapa kakak ada di sini?” seru Denis saat itu juga.

Jessica yang terkejut mendengar suara adiknya secara tiba-tiba, ia langsung duduk dan melirik ke arah Denis.

Jessica menyeringai, “Hmmm, emang kenapa kalau aku ada di sini, adikku yang tampan?” ucap Jessica.

“M-Maksudku, mau apa kakak ke desa Westren Cily?” Denis bertanya sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.

“Hehe, Dengar Denis! Kamu pasti belum tahu-kan, untuk apa kakak ke sini?” Jessica tersenyum, lalu menghampiri Denis yang masih berdiri mematung di depan pintu.

Sebagai tanggapan, Denis hanya menggelengkan kepala.

“Begini, untuk sementara waktu kakak akan tinggal di sini! Kamu tahu tidak? Kakak di suruh ayah untuk mengurus perusahaan Parahiangan Asri, dan mengubah kepemilikannya menjadi milik kita berdua!” jelas Jessica bersemangat.

“Hah! Parahiangan Asri?”

“Pariahiangan Asri yang ada di kota Bandung City itu, kak?” Denis terkejut. Dia bertanya sambil menatap kakaknya serius.

Denis sangat tidak menduga kalau Parahiangan Asri yang sangat terkenal itu akan menjadi milik dia dan kakaknya! Meskipun faktanya itu milik ayahnya sendiri, tetap saja itu mengejutkan Denis karena dia akan segera memiliki sebuah perusahaan secepat itu!

‘Bukankah seharusnya aku akan mengurus perusahaan setelah dua puluh lima tahun? Sekarang umurku kan masih dua puluh tahun?’ Denis bertanya-tanya dalam hati, ia sangat kebingungan.

Jessica mengangguk tegas sebelum kemudian menjawab, “Iya, Denis. Dan satu lagi, aku membawa hadiah untukmu!”

Jessica mengambil tasnya yang di simpan di meja, kemudian mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah, lalu mengulurkan kotak itu pada Denis.

“Ini, ambilah!”

Denis mengangkat alis. “Apa ini?”

“Sudah, ambil saja!” jawab Jessica.

Denis mengambil kotak merah yang diberikan kakaknya dan membukanya saat itu juga. Setelah membuka kotak itu, Denis tercengang ketika melihat apa yang ada di dalamnya!

Ternyata itu adalah kartu Black Gold!

Kartu Black Gold adalah kartu ATM yang hanya dimiliki orang terkaya di dunia saja. Dari yang Denis ketahui, hanya ada sepuluh kartu Black Gold di dunia ini!

“I-ini ... Ini kartu Black Gold! Dari mana kakak bisa mendapatkan ini?” tanya Denis dengan ekspresi masih terkejut sambil membolak-balikan kartu itu dan memperhatikannya dengan seksama. Dia sangat tidak menyangka akan memiliki kartu yang sangat berharga ini!

Melihat reaksi Denis, Jessica tertawa terbahak-bahak. “Hahahahh. Denisss, Deniss. Kamu itu bodoh, apa pura-pura bodoh, sih? Tentu saja ini dari keluarga kita! Keluarga kita kan sangat kaya. Aku juga mempunyainya.”

“Dengar ya, Denis! Di Soul Kalbar, ibu sangat mengkhawatirkan keadaanmu! Setiap hari dia selalu memikirkanmu. Maka dari itu, ibu sengaja membuatkan kartu ini untukmu agar kamu bisa memenuhi semua kebutuhan yang kau inginkan. Dengan begitu, ibu jadi tidak khawatir lagi dengan keadaanmu!” kata Jessica menjelaskan semuanya pada Denis.

“T-Tapi, kak. Aku kan—”

“Sudah, kamu terima saja!”

“Kamu pasti ingin bilang kalau kamu sedang berpura-pura menjadi miskin, bukan? Dengar, Denis! Ibu sudah konsultasi dengan organisasi Savior Eagle, agar kamu tidak perlu lagi berpura-pura menjadi miskin,” potong Jessica.

“A-Apa! Terus, bagaimana dengan misiku?” Denis terkejut. Ia tidak menyangka kalau ibunya akan melakukan itu!

“Tidak usah khawatir. Kamu masih bisa melanjutkannya. Ibu sangat tahu apa yang kau inginkan. Hanya saja, sekarang kamu tidak harus berpura-pura menjadi miskin. Mengerti?" jelas Jessica.

“Huhhhhhhh ....” Denis menghela nafas lega. Untung saja ibunya tidak menyuruh ketua organisasi untuk memberhentikan misinya, kalau ibunya sampai melakukan itu, Denis akan sangat kecewa.

Setelah terdiam sejenak, Denis menatap kembali kartu Black Gold di tanganya, dan tiba-tiba saja dia teringat dengan Salma.

"Ah, Salma, seandainya kita belum putus, aku akan membelikan apapun yang kau mau."

"Aku penasaran akan seperti apa reaksimu jika tahu semua ini." Denis bergumam dalam hati sambil tersenyum kecut.

Keduanya pun akhirnya berbincang-bincang sampai malam.

Setelah sekian lama Denis tinggal di desa dan berpura-pura menjadi miskin, kakaknya Jessica sangat merindukan Denis dan ingin bertemu dengannya.

Jessica adalah kakak kandung Denis, wajar kalau dia mengkhawatirkan adiknya sendiri setelah lama mereka tidak bertemu.

Jam menunjukan pukul tujuh malam.

Saat itu, Denis tiba-tiba teringat dengan Siska.

Tadi siang saat dia pulang dari toko, Siska bilang kalau dia akan kerumahnya. Denis sangat bingung karena sekarang di rumahnya ada kakaknya!

Siska belum tahu identitas asli Denis. Kalau dia sampai ke rumahnya dan bertemu dengan kakaknya, Jessica pasti akan memberitahu identitas Denis yang sebenarnya pada Siska!

*****

Di waktu yang sama. Di sebuah komplek perumahan yang bernama, Calistha Residence. Seorang gadis cantik berambut kuncir kuda, terlihat keluar dari salah satu rumah yang ada di komplek itu sambil menggandeng tas di lengan kirinya.

Dengan menggenakan pakaian yang cukup mewah dan terlihat rapi, membuat paras wanita itu terlihat semakin anggun dan mempesona, sehingga siapa saja yang melihatnya pasti akan tergoda dengan kecantikanya.

 Ya, tentu saja dia adalah Siska.

Tampaknya Siska sudah siap untuk segera pergi ke rumah Denis.

Rumah Denis memang tidak terlalu jauh dari komplek Calistha Residence. Meskipun komplek Calistha Residence terletak di tengah-tengah desa Western Cily, dan rumah Denis berada di kaki gunung, dengan mengikuti jalan raya, Siska hanya membutuhkan waktu sepuluh menit saja untuk tiba di rumah Denis.

Siska pergi dengan berjalan kaki, menyusuri trotoar di pinggir jalan seorang diri.

Di tengah perjalanan, Siska melihat ada sebuah warung nasi goreng di pinggir jalan. Saat itu juga terlintas dalam benaknya untuk memesan nasi goreng untuk diberikan pada Denis karena mungkin Denis belum makan, ' pikirnya.

Sembari menunggu pesanan, Siska memutuskan untuk menelepon Denis.

*****

Sementara itu, Denis terlihat sedang mengobrol dengan kakaknya dan tiba-tiba saja ponselnya berdering. Denis segera mengambil ponsel di saku celana dan setelah melihat siapa yang memanggilnya, matanya melebar. Panggilan dari Siska!

Denis menepuk kening sebelum kemudian mengangkatnya.

"H-Halo ... Siska?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status