“Hallo!!”
Tidak ada jawaban dari Denis.
“Deniiss!”
Saat itu juga Salma berteriak dan langsung menghampiri Denis seraya berjongkok dan bertanya cemas, “Kamu tidak apa-apa?”
“Uh ... Tidak! Aku tidak apa-apa.” Denis mengerang, merasa punggungnya sedikit sakit akibat terbentur dengan meja.
“Kalian! Cepat hajar dia!” raung Blondie tegas, memerintah Brian serta dua temannya untuk segera menghajar Denis.
Sementara Scot menjaga pintu ruangan agar Denis tidak bisa kabur.
Brian dan dua teman Blondie mengepalkan tangan mereka, kemudian bergegas menghampiri Denis.
Menyadari itu, Denis segera berdiri. “Salma! Minggir! Sepertinya aku harus melayani mereka!”
“T-Tapi Denis! Kenapa--”
“Cepat! Kamu baru tiba di sini hari ini. Kamu belum tahu sikap-sikap orang di sini seperti apa.” Denis tahu apa yang mau dikatakan Salma. Untuk itu,
“Ada apa, Denis?” tanya Salma penasaran.“Iya, Denis. Ada apa? Kayaknya ada banyak mobil yang menuju ke sini. Apa mereka ...,” timpal Putri menggantungkan bicaranya dengan nada cemas. Dia mengira kalau itu adalah para anak buah keluarga Cruel.“Ee, itu ....” Denis tidak tahu harus menjawab apa. Dia hanya bisa diam dan pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Identitasnya pasti akan terbongkar! Pasti!Ahhh...Di sisi lain, Blondie juga terkejut mendengar suara gendruman mobil itu. Apa mereka para anak buahnya? Tetapi, kenapa mereka bisa datang ke sini? Aku kan belum memanggil mereka!’ pikir Blondie keheranan.Tepat saat Blondie hendak melihat ke arah jendela, tiba-tiba terdengar banyak suara langkah kaki dari luar kelas menuju ruangan mereka.Sontak semuanya melihat ke arah pintu. Dan ...Brak! Brak!Detik berikutnya yang mereka sadari, terlihat dua orang pria tinggi besar memaka
Sepertinya, dia harus meminta penjelasan langsung dari Denis. Meskipun Salma sudah tidak peduli mau Denis kaya ataupun miskin, tetap saja Salma merasa aneh pada Denis. Tidak pernah terbayangkan kalau ternyata Denis benar Tuan muda Tayson dari keluarga Zero! Tidak heran saat pertamakali Denis datang ke kampus, dia diantar oleh seorang kakak cantik memakai mobil yang sangat mewah. Semuanya menjadi masuk akal sekarang! Kalau Denis memang tuan muda Tayson seperti yang dikatakan Putri, pantas saja Denis pergi kuliah ke universitas Yunzi ini di Bandung City. Rupanya keluarga Denis sebenarnya ada di sini! Tetapi, kenapa Denis menyembunyikan identitas aslinya? Memikirkan itu, Salma semakin kebingungan. Saat yang sama, rasa bersalah Salma kian membesar dalam hatinya. Dulu, dia memutuskan Denis hanya karena Denis miskin. Dia juga sudah menghina Denis. Salma semakin merasa malu dan sangat menyesal.
Sementara itu, Brian dan teman-teman Blondie mematung di tempat tidak tahu harus berkata apa. Mereka sama tidak menyangka kalau ternyata Denis adalah tuan Tayson—pemilik perusahaan Parahiangan Asri sekaligus tuan muda dari keluarga Zero—. Akan seperti apa nasib mereka di masa depan jika Denis membuat perhitungan pada mereka. Sial! Semua ini gara-gara Blondie!Seandainya mereka tidak menuruti perintah Blondie, mereka pasti tidak akan berada di posisi seperti ini.Brian, Scot, dan dua temannya bergegas menghampiri Denis dan ikut meminta maaf.“Maafkan kami, tuan Tayson! Kami sangat menyesal telah menghajarmu. Kami benar-benar tidak tahu siapa Anda sebenarnya, tuan,” kata mereka serempak seraya membungkuk hormat pada Denis.Melihatnya, Denis menjadi tidak tega kepada mereka. Sejak awal Denis memang tidak berniat untuk menghukum Brian dan teman-temannya.Barus
“Oh, ya! Beruntung semua orang di kampus sudah pulang, aku harap kalian semua bisa merahasiakan tentang identitasku,” kata Denis menegaskan.Denis baru ingat kalau jam kuliah sudah selesai dari tadi, dan semua orang di kampus sudah pada bubar. Itu artinya, identitasnya belum terbongkar sepenuhnya. Ahhh! Syukurlah! Denis merasa lega.“Tuan Tayson tenang saja. Kami akan merahasiakannya.”“Iya, tuan! Anda tidak perlu khawatir. Kami janji akan merahasiakannya kepada siapapun.” Putri dan Brian menjawab bersemangat. Sementara Scot dan temannya yang lain mengangguk setuju.Mereka bahagia bisa dekat dengan orang paling terpandang di Bandung City.“Baiklah. Terimakasih.” Denis tersenyum, senang mendengar jawaban mereka.Denis kemudian berjalan ke arah pintu sambil memasukan tangan ke saku celana. Dia sama sekali ti
Tangis Salma tidak bisa tertahankan. Wajahnya berubah pucat.Salma menangis sesenggukan.Denis merasakan hatinya semakin pilu dan terharu. Rasa kesal dan kesedihan berkecamuk dalam benaknya. Dengan berat hati, Denis mendorong Salma menjauh lalu beralih pada Drake.“Drake, ayo berangkat!”“B-Baik, tuan.” Drake tergagap.“Tidak, Denis! Jangan pergi!” Tidak diduga Salma kembali menghampiri Denis lalu mencengkeram bajunya dengan keras. “Tolong bilang dulu kalau kamu masih mencintaiku, Denis! Aku benar-benar mencintaimu! Aku ... Aku ...”“Lepaskan aku, Salma!“Nggak! Aku gak akan melepaskanmu sampai kamu bilang masih cinta padaku!” Salma menarik-narik baju Denis.Denis mengernyit. Dia tidak menyangka kalau Salma akan sampai begini. Denis jadi tidak tega jika
Sambil menyetir, anak buahnya lalu menjelaskan panjang lebar pada Denis.Dari cerita anak buahnya, sepuluh tahun yang lalu, SpringField dulunya adalah kota yang sangat ramai dan makmur. Sebelum Bandung City, kota ini lah yang lebih dulu terkenal karena banyaknya pedagang-pedagang lokal yang menjual barang-barang mewah dari berbagai negara. Banyak pembeli dari negara asing yang sengaja ke sini hanya untuk membeli barang langka dan mahal. Dari situlah awal mula munculnya keluarga-keluarga kaya di Bandung City.Sebagian besar dari mereka dulunya adalah para pedagang yang menjual barang-barang mewah dan mahal ke orang asing dengan harga yang sangat tinggi, sehingga akhirnya mereka mendapat kekayaan dari hasil penjualannya. Semakin lama kota ini semakin maju dan semakin terkenal ke beberapa negara lain.Sampai pada suatu saat, tanpa diketahui oleh pemerintah dan penduduk, datang sebuah organisasi asing dari negara lain yang berniat mengambil alih kota SpringField dan
Di luar, Denis turun dari mobilnya dan berjalan menuju toko, anak buahnya mengikuti dari belakang.Pintu toko itu terbuat dari kaca. Saat Denis hendak membukanya, pintu itu tiba-tiba terbuka sendiri. Ternyata Kim yang membukanya dari dalam.“Selamat datang, Tuan Tayson!” sambut Kim dengan ramah seraya membungkuk hormat pada Denis.“Apa Anda baik-baik saja, tuan? Tadi aku mendengar ada seseorang yang akan menyerang Anda dari balik telepon. Untuk itu saya menyuruh Drake dan beberapa pengawal lain untuk menyelamatkan Anda. Apa semua sudah selesai?” tanya Kim dengan nada cemas.Denis mengangguk sambil tersenyum. “Ya, Kim! Terimakasih banyak! Drake dan yang lain sekarang sedang mengurus mereka.”“Ahhh, syukurlah tuan. Aku tadi sangat khawatir!” Kim menghela napas lega.“Hehe! Aku tidak apa-apa Kim. Selain itu, apa benar ini toko paman Jake?”“Benar, tuan. Ini tokonya! Tuan J
“Tidak, paman. Pemerintah tidak mau semua penduduk di negara ini menjadi panik dan gempar jika mereka tahu soal penyerangan ini. Masalahnya, jika semua orang di negara ini tahu, dikhawatirkan organisasi YungZo akan langsung menyerang saat itu juga! Dari yang berhasil aku pahami, sepertinya organisasi YungZo mengirim mata-mata ke negara ini! Mungkin karena itulah pemerintah ingin kita mengurusnya secara diam-diam.” Mendengar penjelasan dari Denis, Jake menunduk paham. Beberapa saat kemudian, Jake kembali bertanya, “Terus, jika organisasi YungZo benar-benar menyerang, bagaimana kamu akan mengatasinya, Denis? Dari yang aku tahu, bukankah di Western Cily ada keluarga nenekmu?” Denis menundukan kepala bingung. Sorot matanya menunjukan kekesalan. “Iya! Di sana memang ada keluarga nenekku. Saat ini aku belum tahu rencana apa yang akan kulakukan nanti. Aku benar-benar tidak terima jika organisasi Yun