Home / Romansa / Ah! Enak Mas Dokter / Mengajukan Banding!

Share

Mengajukan Banding!

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-08-20 08:00:19

Bukti video mesum Andi dengan sekretarisnya sudah masuk ke pengadilan. Andi tidak dapat mengelak setelah Hakim melihat video tersebut.

Diam-diam ia menatap ke arah Dirga sambil mengepalkan tinjuan ke samping. Semuanya kacau, karena ulah sepupunya sendiri.

Dirga bukan hanya merebut Febby darinya tapi juga menghancurkan hidupnya sampai ke akar. Andai waktu bisa diputar, ia tidak akan membawa Febby ke tempat praktek itu.

Setelah Hakim menonton video mesum tersebut, ia pun menegakkan kepala lalu melempar pandang ke arah Andi.

"Saudara Andi Sentosa, apa Anda ingin membela diri?" tanya Hakim.

Perlahan Andi menundukkan kepala. Pengacaranya pun hanya diam seribu bahasa. Tidak ada pembelaan, karena semua bukti itu benar adanya.

Diamnya Andi jelas memperkuat bukti yang diberikan oleh Febby dan Dirga ke meja persidangan.

"Kenapa bisa ada video itu,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   Rumah Sakit

    Febby dilarikan ke rumah sakit karena pingsan di ruang sidang. Kondisinya melemah setelah menjalani sidang yang memakan waktu hampir enam jam.Duduk di samping bed rumah sakit, Dirga mendampingi istrinya, menggenggam erat jemari lentik Kesayangan.Pandang matanya tak lepas dari wajah pucat Febby yang belum sadarkan diri. Dengan setia ia terus menunggu istrinya membuka mata.Dokter baru saja keluar dan menjelaskan keadaan Febby yang butuh istirahat total di rumah, karena kondisi fisik dan mental yang cukup terguncang.Dalam diamnya, Febby berpikir keras, mencari jalan keluar untuk masalah mereka. Belum lagi, beberapa kali teror berdatangan, membuat wanita cantik itu ketakutan.Dirga menghela napas dalam, mengecup punggung tangan putih mulus itu dengan lembut. "Harusnya setelah menikah kita bahagia, tapi ternyata semua tidak berjalan semudah yang aku pikirkan. Maafkan aku membuatmu berada di posisi seperti ini, Baby. Maaf."Sesal d

  • Ah! Enak Mas Dokter   Dibawa ke Jakarta

    Sisca terdiam setelah mendengar ajakan sang suami tentang keinginan membawanya ke Jakarta hari ini juga."Yang namanya Istri itu harus ikut suami," kata Innaya menasehati. "Kamu 'kan udah sah jadi Istri Nak Hengky. Kamu harus ikut suami kamu ke Jakarta. Apalagi dia 'kan kerjanya di Jakarta. Masa baru nikah udah LDR. Ngga baik jauh dari suami. Apalagi kamu udah beberapa kali gagal nikah, nanti jadi omongan tetangga." Ia mengusap rambut panjang Sisca lembut.Inneke yang duduk di sebelah adiknya menatap wajah sendu Sisca, yang terlihat seperti tidak siap. Namun, ia tidak bisa berbuat apapun, karena keputusan tetap ada di tangan kedua orang tua gadis itu."Kamu mau 'kan?" tanya Hengky memastikan. Ia menunggu jawaban istrinya yang diam membisu.Dari kejauhan, Juragan Harda dan Agung menghampiri pasangan pengantin baru itu."Abah setuju kamu bawa Sisca ke Jakarta, Den Hengky," seru Agung, menyeringai lebar.Mendapat lampu hijau dari ay

  • Ah! Enak Mas Dokter   Bungkam Dia!

    Di tempat berbeda~Yuli masih disibukkan dengan kekacauan yang dibuat anaknya di dalam sel. Beberapa hari lalu, Anggun membuat keributan dan melukai kepala salah satu Napi hingga terluka parah.Saat ini Anggun masih berada di sel tikus (sel pengasingan). Dokter Kecantikan itu belum bisa ditemui oleh siapapun termasuk ibunya.Kekacauan yang dibuat Anggun, sukses membuat Yuli tak berdaya. Ia duduk lemas di kursi kerja Anugrah. Menangis pilu memikirkan nasib anak, cucu, dan suaminya yang entah kemana. "Mas Anugrah! Teganya kamu ninggalin aku demi perempuan hina itu!" teriak Yuli menghempaskan semua barang-barang di atas meja suaminya ke bawah. "Aku akan mencarimu setelah anakku bebas! Lihat saja! Aku akan melenyapkan Bella!" engahnya dengan sorot mata tajam.Dring! Telepon masuk dari Pengacara Anggun.Yuli menerima telepon itu, "Ada apa?" tanyanya dengan suara parau, menahan tangis."Selamat siang Bu Yuli," sapa

  • Ah! Enak Mas Dokter   Mengajukan Banding!

    Bukti video mesum Andi dengan sekretarisnya sudah masuk ke pengadilan. Andi tidak dapat mengelak setelah Hakim melihat video tersebut. Diam-diam ia menatap ke arah Dirga sambil mengepalkan tinjuan ke samping. Semuanya kacau, karena ulah sepupunya sendiri. Dirga bukan hanya merebut Febby darinya tapi juga menghancurkan hidupnya sampai ke akar. Andai waktu bisa diputar, ia tidak akan membawa Febby ke tempat praktek itu. Setelah Hakim menonton video mesum tersebut, ia pun menegakkan kepala lalu melempar pandang ke arah Andi. "Saudara Andi Sentosa, apa Anda ingin membela diri?" tanya Hakim. Perlahan Andi menundukkan kepala. Pengacaranya pun hanya diam seribu bahasa. Tidak ada pembelaan, karena semua bukti itu benar adanya. Diamnya Andi jelas memperkuat bukti yang diberikan oleh Febby dan Dirga ke meja persidangan. "Kenapa bisa ada video itu,

  • Ah! Enak Mas Dokter   Sidang Perdana Andi (2)

    Hakim menganggukkan kepala, membuka berkas-berkas di atas meja lalu menegakkan pandangan ke depan, melihat wanita cantik di depannya dan terdakwa yang duduk di sebelah kanan. Sedangkan satu kursi saksi lain kosong. "Sidang perdana Saudara Andi Sentosa akan dimulai. Pembacaan putusan sidang akan dilakukan sesuai kasus hukum dan bukti-bukti yang ada," ucap pembuka sidang. Hakim mengeluarkan suara berat, menatap ke arah Andi. "Saudara Andi Sentosa, apa benar Anda melakukan tindak kekerasan pada istri Anda?" Pria berkumis tipis itu menatap Febby yang menundukkan kepala sambil menggenggam jemari di atas pangkuan. "Saya tidak sengaja menekan perut istri saya Pak Hakim," jawab Andi membela diri. "Yang saya lakukan murni ketidaksengajaan saja Pak Hakim." Ia melanjutkan. Mendengar itu Febby mengangkat kepala yang tertunduk, menoleh ke arah Andi lalu mengatakan, "Dia s

  • Ah! Enak Mas Dokter   Sidang Perdana Andi (1)

    Hari yang ditunggu tiba. Persidangan Andi Sentosa akan dimulai pukul 9:30 WIB. Andi sudah dibawa ke pengadilan sejak pagi, menghindari kemacetan parah di jalan. Jam sudah menunjukkan pukul 08:30 WIB. Di depan gedung persidangan sudah terlihat ramai. Sedangkan di dalam gedung, persiapan sidang sudah selesai seratus persen. Keluarga dan sanak-saudara Febby sudah duduk di kursi-kursi kosong di dalam sana. Namun, Febby dan Dirga belum datang. Fans Andi sudah mulai berdatangan, mereka berkumpul di halaman gedung pengadilan. Pendukung yang didominasi wanita muda dan ibu-ibu itu, membawa spanduk bertuliskan 'Bebaskan Andi dari Kasus Hukum.' Namun, tak seperti ekspetasi sebelumnya, karena ternyata followers yang datang tak sebanyak yang sudah tercatat dalam buku Ketua grup chat yang mendukung Andi. "Kok cuma segini? Apa belum datang semua?" tanya wanita muda yang menjadi Ketua di salah satu grup chat Sejuta Umat.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status