Share

Teror

Penulis: Dita SY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-06 11:00:53

Tut! Tut! Tut!

Anggun mulai gelisah saat telepon darinya tidak diterima oleh Sisca. Wajahnya memerah kesal. Ia meremas ponsel kuat-kuat sambil mendesah kasar.

"Jam sembilan pagi, masa iya dia belum bangun?" gumamnya sambil menatap jam dinding di depan.

Lelah menghubungi nomor Sisca menggunakan ponsel cadangan, Anggun bergegas keluar dari kamar mewahnya.

"Ibu mau ke mana?" tanya babysitter Lilian saat berpapasan dengan majikan di ruang tamu.

"Saya mau ke Klinik. Udah lama saya ngga ke sana. Kamu jaga Lilian. Kalau dia tantrum lagi, kamu kasih obat penenang."

"Baik Bu." Babysitter itu melangkah ke kamar Lilian.

Anggun melanjutkan langkah kakinya keluar dari rumah lalu masuk ke mobil. Ia melajukan kendaraan roda empat itu keluar dari halaman rumah menuju kantor Polisi, tempat Andi ditahan.

Sesampainya di depan kantor Polisi, Anggun memarkirkan mobil di parkiran yang penuh dengan berbagai macam kendaraan roda dua da
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Any Rohaini
lanjut dong kk...
goodnovel comment avatar
uwghulkhfzuql (hagvwhhgvvqjba)
bisa bisa nya anj, pliss lah buat dirga klarifikasi masalahnya, kasian istriny lg hamil klo dapet anceman gr2 dirga g bersihkan nama baik
goodnovel comment avatar
Rika Bohayy Bohayy99
ya ALLAH kasihan sekali teh Febi baru merasakan nikmat tiada Tara MLM pengantin sama suami tercinta siang di lempari kotoran ampunnnnn.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ah! Enak Mas Dokter   Jatuh ke Jurang

    Mobil panjang itu terguling beberapa kali hingga akhirnya terjatuh ke dalam jurang di bagian kanan jalanan.BANK! Suara ledakan kencang terdengar, disusul api yang mengobar dari dalam jurang tersebut. Mobil yang mengekor, menepi. Empat anggota Polisi turun untuk melihat kondisi mobil tahanan. "Mobil meledak, kemungkinan tidak ada yang selamat," ucap salah satu Polisi."Laporkan pada Komandan!""Baik!"Polisi mengambil ponsel, menghubungi Bramanto. "Lapor Komandan, mobil tahanan masuk ke jurang dan meledak. Kemungkinan tidak ada yang selamat. Empat orang rekan kami ikut menjadi korban."Polisi tersebut memegang dada yang tiba-tiba sesak, mengingat perjuangan rekannya."Panggil TIM SAR untuk memastikan apa masih ada yang selamat.""Baik Komandan."Polisi mengakhiri telepon, menghubungi TIM SAR untuk mencari korban di dalam jurang.***Di persidang

  • Ah! Enak Mas Dokter   Disabotase

    Drum! Bunyi suara mesin dihidupkan oleh seorang penyusup yang berhasil masuk ke dalam mobil tahananKendaraan roda empat itu melaju, bahkan sebelum Polisi merapikan alat-alat yang berada di pinggir mobil tersebut.Seluruh orang berteriak panik. Mereka melangkah cepat menjauh dari mobil tahanan. Beberapa anggota Polisi masuk ke mobil mereka lalu mengejar dari belakang.Sedangkan Polisi lain melaporkan tentang sabotase yang terjadi."Mobil tahanan dibawa kabur seseorang, Komandan!" lapor anggota Polisi pada Bramanto. "Kejar mobil itu! Lumpuhkan siapapun yang membawa mobil tahanan itu!""Baik Komandan," sahut Polisi."Apa kami boleh menembak, Pak?" tanya Polisi lain. "Tembak jika dia tidak mau kooperatif. Tapi ingat, tetap berhati-hati. Jangan sampai ada korban tidak bersalah yang berjatuhan," tegas Bramanto."Baik Komandan."Polisi tersebut masuk ke dalam mobil, melajukan kendaraan it

  • Ah! Enak Mas Dokter   Ban Bocor

    Di tempat berbeda. Mobil tahanan Kejaksaan yang membawa Anggun dan Yuliana masih dalam perjalanan menuju gedung persidangan.Pengamanan di jalanan dan di dalam mobil sangat ketat. Delapan anggota Polisi bersenjata duduk di dalam mobil tahanan.Anggun dan Yuliana berada di tengah-tengah penjagaan ketat para anggota Polisi.Wajah Anggun dan Yuliana terlihat tenang. Keduanya duduk di dekat jendela berhadapan dengan empat orang Polisi.Dua orang Polisi duduk di samping kiri dan kanan Anggun, memisah jarak ibu dan anak itu.Sesekali Anggun melihat jalanan dari kaca jendela mobil. Suasana jalanan terlihat dipenuhi kendaraan lain seperti biasanya.Dalam hati, ia sudah menunggu saat-saat pembebasan yang akan dilakukan oleh Prams. Ya, tadi malam anak buah Prams yang dikirim ke penjara, memberitahu Anggun untuk bersiap-siap lari setelah mobil Polisi diblokade."Sekarang jam berapa, Pak?" tanya Anggun berbicara dengan ang

  • Ah! Enak Mas Dokter   Terlihat Aman

    Tiba di gedung pengadilan yang dijaga ketat oleh kepolisian. Dirga, Dewanto, Sisca, dan kedua orang tuanya turun dari mobil.Suasana gedung terlihat dipenuhi orang-orang yang didominasi aparat kepolisian dan juga TNI yang menjaga keamanan sidang.Dirga mengedarkan pandangan ke seluruh halaman gedung, memastikan persidangan kali ini tidak disabotase oleh para penjahat suruhan Anggun dan Yuliana."Seperti persidangan sebelumnya ... semua terlihat aman. Tidak seperti yang kita bayangkan selama beberapa hari ini," ujar Dewanto berbisik pada Dirga.Dokter Kandungan itu mengangguk, mengiyakan ucapan sang ayah. Sampai saat ini memang tidak ada sama sekali kejanggalan."Semoga persidangan lancar sampai selesai," harap Dirga, yang juga harapan semua orang, termasuk Sisca."Papa juga berharap begitu," sahut Dewanto.Mereka pun masuk ke gedung persidangan dan duduk di antara para saksi lain.Di depan mereka, Hakim dan waki

  • Ah! Enak Mas Dokter   Ada yang Bergerak

    Rumah Sakit Husada~ "Dulu kamu berjuang keras untuk menyelamatkan nyawaku, tapi sekarang ... apa yang bisa aku lakukan agar bisa menyelamatkan nyawamu Mas?" Di dalam kamar ICU, Sisca masih menunggu Barta dengan setia. Ia membantu membersihkan tubuh kekasihnya dari debu-debu sisa reruntuhan bangunan. Dengan gerakan lembut dan terampil, jari tangan Sisca yang lentik, mengusap tubuh Barta yang masih terbaring lemah di atas bed. "Aku selalu di sini, Mas. Aku selalu bersamamu. Tolong sadarlah," ucap Sisca lirih. Air matanya belum berhenti mengalir, menangisi Barta. "Kamu 'kan udah janji mau datang ke Bandung, kenapa kamu malah ada di Rumah Sakit?" isak Sisca. Kepalanya bersandar di lengan. Bulir bening mengalir membasahi lengan Barta. Bip! Bip! Bip! Bunyi monitor terdengar memenuhi ruang kamar ICU. Beberapa alat masih terpasang di tubuh sang

  • Ah! Enak Mas Dokter   Perawan 21++

    Saat merasakan kenikmatan bercinta dengan perawan, Prams tidak menyiakan kesempatan emasnya kali ini.Tenaganya yang besar dapat dengan mudah membolak-balikan tubuh sintal Elina yang terus meringis kesakitan.Pusakanya terus bergerak turun-naik di dalam liang kenikmatan wanita muda itu.Tanpa jeda, Prams memaksa Elina memuaskan nafsunya. Gerakan setengah tubuhnya semakin cepat ... keluar dan memasukkan pusakanya di bawah sana."Ah!" Suara desahan memenuhi ruang kamar tidur bercahaya temaram itu. "Fuck! Ini nikmat." Telapak tangan Prams menampar paha Elina dengan sangat kencang. Kulit mulus Elina memerah. Terlihat bentuk lima jari di sana."Ah! Sakit Tuan," rintih Elina, merasakan panas dan pedas pada kulitnya. Namun, rasa sakit itu lebih mendominasi pada bagian inti tubuh yang terus diterobos paksa oleh pusaka Prams."Kamu enak," senyum Prams, menatap mesum. "Puaskan aku setiap malam, hm."Elina hanya diam. Bu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status