Short
Lenyap Usai Kata Pisah

Lenyap Usai Kata Pisah

By:  An SmithCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
9.7
21 ratings. 21 reviews
11Chapters
34.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah empat tahun pernikahan, satu tanda tangan dari dirinya sendiri akhirnya membebaskanku, meski dia sama sekali tidak sadar apa yang sudah dia tandatangani. Aku adalah Sofia Wijaya, istri bayangan dari Revan Mahendra, pewaris keluarga mafia paling berkuasa di kota ini. Tapi saat kekasih masa kecilnya, Olivia Kartika yang gemerlap dan penuh keistimewaan itu kembali, aku akhirnya mengerti, aku hanya sementara. Jadi aku memainkan langkah terakhirku. Aku menyodorkan dokumen di atas mejanya, gugatan cerai yang kusamarkan sebagai formulir universitas rutin. Revan menandatanganinya tanpa menoleh lagi, ujung pena menggores kertas sama sembrono seperti dia memperlakukan sumpah pernikahan kami, tanpa sadar kalau dia baru saja mengakhiri pernikahan ini. Namun aku melangkah pergi membawa lebih dari sekadar kebebasan. Tersembunyi di balik mantelku, ada pewarisnya yang belum lahir, rahasia yang kelak bisa menghancurkannya ketika ia sadar apa yang telah ia lepaskan. Dan sekarang, pria yang dulu bahkan tidak pernah memperhatikanku itu sedang mengguncang dunia untuk mencariku. Dari apartemen megah sampai ke selokan dunia bawah tanah, tak ada sudut yang ia lewatkan. Namun aku bukan mangsa lemah yang hanya menunggu untuk ditangkap. Aku bangkit dan membangun diriku lagi, di tempat di mana bahkan satu orang pun dari Keluarga Mahendra tidak bisa mengikutiku. Kali ini, aku tidak akan lagi memohon cintanya. Justru dia yang akan memohon cintaku.

View More

Chapter 1

Bab 1

Aku melangkah masuk ke kantor hukum dengan surat cerai tergenggam di tanganku. Sudah empat tahun. Empat tahun sebagai istri Revan Mahendra, pewaris keluarga mafia paling berkuasa di kota ini.

Hari ini, semua berakhir.

Pengacara itu bahkan tidak menoleh ketika aku masuk.

"Aku mau mengajukan gugatan cerai," kataku sambil meletakkan berkas di mejanya.

Dia akhirnya menatapku, rambut dikuncir berantakan, jeans pudar, ransel masih tersampir di bahu. Ekspresinya berubah kaku. "Nona muda, perceraian bukan sesuatu yang bisa diajukan hanya karena keinginan sesaat."

Aku paham kenapa dia tidak menganggapku serius. Aku memang terlihat seperti mahasiswi yang salah masuk kantor, bukan seseorang yang sudah empat tahun menikah.

Tapi aku sudah ada persiapan.

"Cukup stempel saja berkas ini," kataku tenang. "Aku akan dapatkan tanda tangan suamiku."

Kediaman Keluarga Mahendra terasa terlalu sepi saat aku kembali. Penjaga di gerbang bahkan tidak berkedip ketika aku lewat, aku hanyalah keberadaan yang tak pernah diperhitungkan dalam dunia Revan.

Aku langsung menuju ruang kerja Revan. Pintu sedikit terbuka, dan aku bisa mendengar tawa dari dalam.

Lalu aku mencium baunya.

Truffle.

Revan selalu bilang dia benci bau menyengat di rumah. Tidak boleh ada bawang putih, tidak ada ikan, tidak ada yang meninggalkan jejak aroma. Tapi sekarang, udara dipenuhi wangi truffle putih yang mahal, jenis yang hanya bisa didapatkan orang-orang tertentu.

Aku mendorong pintu.

Di sana dia. Revan, suamiku duduk santai di balik meja, terlihat rileks dengan cara yang tidak pernah aku lihat ketika bersama denganku. Dan di sampingnya ada Olivia Kartika, sahabat masa kecilnya yang kembali ke kota tahun ini setelah perceraiannya sendiri.

Dia sedang menyuapkan sepotong roti berlapis truffle ke mulut Revan, jarinya sengaja berlama-lama di sana.

Begitu Revan melihatku. Senyumnya lenyap.

"Sofia," katanya dingin. "Aku tidak menyangka kamu kembali secepat ini."

Olivia berbalik, Bibir merahnya yang sempurna melengkung membentuk sebuah senyuman. "Oh, Sofia! Kami tadi cuma sedang ngemil. Makanannya hanya cukup untuk berdua, tapi aku yakin kita bisa…"

"Aku baik-baik saja." Aku memotong, lalu melangkah maju.

Aku menyodorkan dokumen itu di atas meja mahoni yang mengilap, suara gesekan kertas terdengar begitu nyaring di ruang kerja yang sunyi. Revan nyaris tidak menoleh dari bir di tangannya, gelasnya berhenti di udara, nyaris menyentuh bibir. Mata Revan sedikit menyipit. "Apa ini?"

"Universitas butuh formulir tanggung jawab keselamatan yang sudah ditandatangani." Aku membalik ke halaman tanda tangan.

"Untuk proyek risetku." Aku menelan ludah. "Karena sekarang kamu satu-satunya keluargaku."

Kebenaran itu terasa berat di antara kami. Orang tuaku sudah lama tiada, tewas dalam kecelakaan mobil mencurigakan yang pertama kali menyeretku masuk ke dunia Revan. Dia lebih mengerti daripada siapa pun, bahwa aku tak punya siapa-siapa selain diriku sendiri.

Revan mengernyit. "Biar kulihat dulu…" Urat-uratku menegang. Biasanya dia tidak pernah meminta untuk membaca apa pun. Dia selalu langsung menandatangani semua dokumen universitas yang kuberikan tanpa pikir panjang.

Kenapa hari ini? Kenapa sekarang?

"Oh Revan." Olivia tertawa, menepuk lengannya. "Kamu terlalu serius! Itu cuma formulir. Ingat berapa banyak dokumen yang kita tanda tangani untuk gala amal bulan lalu?"

Sebagai pewaris Grup Kartika, salah satu mitra bisnis paling penting Keluarga Mahendra, Olivia kembali melangkah mulus ke dalam dunia Revan sejak kepulangannya. Sekarang mereka hampir selalu bersama, di gala, di lelang, di permainan kartu penuh asap di mana kesepakatan besar dibuat.

Ke mana pun Revan pergi belakangan ini, Olivia selalu ada di sisinya, gaun desainernya tampak serasi dengan jas jahitan Revan, seperti pasangan yang memang dipasangkan.

Dia sempat ragu, lalu meraih pena tinta dan menandatangani dengan cepat, sama seperti dia menandatangani surat perintah mati dan kesepakatan bisnis.

Aku segera mengambil berkas itu sebelum dia sempat melihat tulisan besar di halaman pertama: [SURAT CERAI].

Olivia menyeringai. "Jujur saja, Revan, kamu memperlakukannya lebih seperti adik perempuan daripada istri."

Revan tidak menyangkal. Hanya menyesap bir.

Aku berbalik dan keluar sebelum mereka bisa melihat tanganku gemetar.

Pintu pun tertutup di belakangku.

Aku bebas.

Berjalan melewati lorong marmer kediaman Mahendra, aku menggenggam surat cerai yang sudah ditandatangani. Tinta masih basah, tapi pernikahan itu sebenarnya sudah lama berakhir.

Aku teringat betapa berbeda Revan dulu. Cara tangannya yang hangat menelusuri punggungku ketika dia pikir aku tertidur. Cara posesifnya menarikku ke sudut gelap di acara keluarga, bibirnya panas di leherku.

Sekarang dia bahkan nyaris tidak menoleh padaku.

Orang tuaku meninggal saat aku enam belas tahun. Arya Mahendra, kepala Keluarga Mahendra saat itu, menampungku sebagai balas budi pada ayahku, mantan sopirnya yang dulu mati tertembak demi melindunginya. Begitulah aku berakhir tinggal satu atap dengan Revan Mahendra.

Revan adalah segala yang seharusnya tidak kuinginkan. Dingin. Berbahaya. Kejam. Di usia dua puluh lima, dia sudah menguasai setengah kerajaan ayahnya. Koran menyebutnya pengusaha muda. Tapi dunia jalanan punya sebutan lain untuknya.

Awalnya aku menjaga jarak. Membuat diriku tak terlihat. Sampai malam itu, empat tahun lalu, ketika Revan pulang dengan tubuh berlumur darah orang lain.

Dia menemukanku di dapur sedang membalut lukaku sendiri, hadiah dari salah satu anak buah ayahnya yang mengira aku si piatu ini sasaran empuk.

Revan tidak berkata apa-apa. Hanya mengambil perban dari tanganku yang gemetar dan membersihkan lukaku. Saat ibu jarinya menyentuh bagian dalam pahaku, aku seharusnya menolaknya.

Tapi malah menariknya lebih dekat.

Kami menikah tiga minggu kemudian. Sebuah perjanjian bisnis, itulah sebutan dari Revan. Perlindungan untukku, legitimasi untuknya. Aku hampir percaya, sampai Olivia kembali ke kota dan tanpa alasan jelas, agenda rapat malamnya mendadak semakin banyak.

Olivia. Pewaris Keluarga Kartika. Kerajaan konstruksi mereka berhubungan erat dengan Keluarga Mahendra. Sejak kembali setelah perceraiannya, dia selalu ada, menyelusup ke rapat Revan, ke mobilnya, ke hidupnya.

Bulan lalu sudah jadi bukti.

Aku menunggu enam jam di Resto Dante, restoran yang dimiliki Revan lewat perusahaan cangkang, untuk makan malam ulang tahun pernikahan kami. Tangan kanannya, Willi baru muncul tengah malam, membawa gelang berlian dan alasan soal urusan bisnis.

Keesokan paginya, aku melihat foto di kolom gosip, Revan dan Olivia di opera, jarinya terselip di saku jas Revan, tempat yang biasanya menyimpan pistolnya.

Saat itulah aku mulai merencanakan jalan keluar.

Surat cerai ini adalah ujian terakhirku. Revan menandatanganinya tanpa membaca, terlalu sibuk dengan Olivia yang mencuri pandangan dan ciuman darinya.

Sekarang, berdiri di ruang tamu megah rumah itu yang berlapis emas, aku mengusap segel notaris yang timbul dengan ibu jariku. Dalam sebulan masa jeda, kertas ini akan jadi tiket kebebasanku.

Tidak ada lagi sangkar emas. Tidak ada lagi pura-pura.

Revan bisa menyimpan kerajaannya. Kekerasannya. Olivianya.

Aku ingin mengambil kembali hidupku.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
95%(20)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
5%(1)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.7 / 10.0
21 ratings · 21 reviews
Write a review
user avatar
Rendra Fatrisna Kurniawan
bagus sekali alur dan penggunaan diksi
2025-10-24 08:04:41
0
default avatar
Mang Laklak
Waw hebat mantap
2025-10-17 15:38:27
0
user avatar
wahyu setyaningsih
cerita yang bagus
2025-10-17 11:35:53
0
user avatar
Ira Whaty Latola
kenapa bab selanjutnya gk kebuka padahal dh beli koin
2025-10-15 08:01:06
0
default avatar
Betty Feranika
Ceritanya menarik, tapi saya terkendala yg siatem, sudah beli koin sudah subscribe tapi tidak bisa membuka bab berikutnya .........
2025-10-14 17:19:18
0
default avatar
Maya
Good story
2025-10-14 00:32:15
0
user avatar
azliana azliana
Recomended cerpen
2025-10-13 23:31:53
0
default avatar
Ari Aridhyanti
Menginspirasi, perempuan hebat ...
2025-10-12 13:55:50
2
default avatar
Nuha Sonic
cerita yg menarik
2025-10-12 00:44:11
0
user avatar
erviana dwi
sangat bagus... endingnya beda dengan yang lain
2025-10-05 18:26:01
0
user avatar
syaaKa _hlm
bagus.. kata²nya apikk
2025-10-01 08:42:15
1
user avatar
Yenita Siregar
cerpen GOodNovel yg ini lumayan bgs, tp hukuman utk revan kurang panjg, wlpn endingnya kembali
2025-09-30 21:05:02
3
user avatar
Umi Mi Part II
bagus, bahasanya menyenangkan...
2025-09-30 13:21:16
0
user avatar
Norlizan Choi
terbaik dan bagus
2025-09-28 23:32:30
0
user avatar
Priya Ningsih
cerita nya bagus
2025-09-28 21:58:05
0
  • 1
  • 2
11 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status