Share

Bab 50: Hadiah

Author: Duvessa
last update Huling Na-update: 2025-06-02 09:52:07
Kini, beberapa menit setelah masuk ke dalam mobil, Isvara duduk kaku di kursi penumpang. Kedua tangannya bertaut di pangkuan, matanya menatap lurus ke jalan, sementara otaknya masih sibuk mengulang-ulang suara Alvano yang memanggilnya barusan.

Sayang?

“Kenapa sih kamu manggil aku gitu?” tanya Isvara akhirnya, tidak kuat menahan rasa aneh yang menggantung di dadanya.

Di sebelahnya, Alvano hanya melirik sekilas. Lalu kembali menatap jalanan yang padat, tangan kanan masih santai menggenggam setir. Seolah pertanyaan itu hanya angin lalu.

Padahal, bagi Isvara, tidak!

Dan justru karena pria itu tidak langsung menjawab, pertanyaan itu terasa makin menggantung di udara—mengganggu, seperti alarm yang terus berdengung dalam hati.

“Kan biar Kak Adis nggak curiga,” jawab Alvano akhirnya.

Isvara mendengus kecil. “Alasan klasik.”

“Emang kamu mau dia tau kita cuma pura-pura?” balas Alvano tanpa menoleh.

Isvara diam. Tidak, tentu tidak. Namun tetap saja, panggilan itu … membuatnya bingung. Tidak nyama
Duvessa

Disuruh cepet punya momongan sih ini ya :)

| 52
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mbak Nana
hahaha di kasih kado Kaka pakaian untuk dinas malam
goodnovel comment avatar
Dian Damayanti
betul banget thooor...cepet buat momongan.....makanya thooor juga semangat buat ceritanya tambah gemesin.....
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 234: Menagih Janji

    Setelah syuting selesai, Isvara masih belum berhenti senyum-senyum sendiri. Di dalam mobil, sepanjang perjalanan kembali ke hotel, dia terus saja mengulang-ulang dengan wajah berbinar.“Mas, sumpah itu momen fangirl of the year. Aku nggak nyangka bisa sedekat itu sama San!”Alvano hanya fokus menyetir. Bibirnya melengkung tipis, tapi jelas sekali dia menahan kesal.“Serius aku seneng banget deh tadi! Besok kita ke sana lagi ya? Soalnya–”“Ra.” Suara rendah itu memotong, penuh peringatan.Isvara langsung menutup mulut, mengerti bahwa keinginannya kali ini akan menemui penolakan, meski pipinya masih memerah menahan geli. Dia melirik ke arah suaminya sekilas, lalu cepat-cepat menunduk, pura-pura sibuk dengan ponsel padahal layar bahkan belum menyala. Jantungnya masih berdebar saking euforianya, tapi ada getaran lain yang tak kalah kuat, tatapan Alvano yang sedari tadi terasa menusuk.Mobil melaju menembus jalanan malam yang mulai sepi. Isvara menempelkan kepalanya ke kaca jendela, mencob

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 233: Kompensasi

    Pasangan itu akhirnya sampai di Jungmun Saekdal Beach. Angin laut langsung menyambut, membawa aroma asin dan debur ombak yang berkejaran. Di kejauhan, sudah terlihat kru yang sibuk menyiapkan kamera, lampu, dan properti untuk syuting MV idol yang ditunggu-tunggu Isvara.Isvara hampir melompat kegirangan, matanya berbinar. “Mas, itu mereka! Aku lihat–” suaranya tercekat, jari telunjuknya teracung.Alvano hanya menatap istrinya dengan senyum tipis. “Hm. Jadi segini semangatnya kamu kalau lihat cowok lain, ya?”Isvara menoleh cepat, wajahnya memerah, tapi terlalu antusias untuk berhenti. “Bukan cowok lain. Ini idol, beda kelas, Mas.”Isvara menarik lengan suaminya, hampir menyeretnya ke arah kerumunan penggemar lain yang sudah berkumpul di tepian. Membuat Alvano mendengus pelan, tapi tetap mengikuti langkah kecil itu. Tangannya otomatis menggenggam pinggang Isvara, seolah menandai bahwa perempuan di depannya tetap miliknya.“Kalau aku nggak salah, kamu kaburnya buat nenangin diri. Kok se

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 232: Aku Serius!

    Isvara terdiam. Jantungnya seolah ikut merosot mendengar kata cerai. Dia tidak bisa berkata apa-apa untuk menanggapi kalimat tersebut, karena memang perceraian tidak pernah sekalipun terlintas di pikirannya. Yang dia butuhkan hanyalah jeda, bukan perpisahan.“Kamu pergi ke mana pun, aku bisa ngejar. Tapi kalau kamu pergi dari hidup aku, Ra … aku beneran nggak tahu gimana caranya buat nyusul kamu lagi,” ucap Alvano serius. Seolah setiap kata adalah pengakuan yang telanjang.Keheningan merayap di meja mereka. Hanya ada suara sendok garpu dari meja lain, samar bercampur dengan musik restoran yang mengalun lembut.Isvara menunduk, jemarinya meremas serbet di pangkuannya. Senyumnya tipis, tapi matanya berkaca-kaca. Dia tahu, di balik gurauan dan rayuan Alvano selama ini, ternyata ada rasa takut yang nyata.“Jadi kamu mau cerita apa?” tanya Alvano ketika makan siang mereka hampir habis.Isvara menggigit bibir, jemarinya sibuk meremas serbet. “Mas … jangan marah ya?”“Iya apa?”Isvara menghel

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 231: Tidak Ada yang Sempurna

    “Mas!” Isvara spontan mendorong dadanya sambil tertawa. “Apa? Aku cuma nyaranin,” jawab pria itu santai. “Nyaranin atau ngajak?” “Dua-duanya.” Tawa mereka menyatu dengan suara air yang beriak pelan. Isvara akhirnya pasrah kembali bersandar di pelukannya. Meski dia tahu, kalau Alvano sudah bilang ‘dua-duanya’, artinya hari ini belum benar-benar selesai. Beberapa saat mereka hanya diam, hanya ada suara napas dan riak kecil air di sekitar mereka. Sampai akhirnya Isvara bertanya pelan, hampir seperti gumaman, “Mas, kalau aku hamil, gimana?” “Gimana apanya?” Suara Alvano terdengar santai, dia menunduk sedikit untuk melihat wajah wanitanya. “Aku takut aku belum siap,” ucap Isvara lirih. Ada getar di ujung suaranya, seolah kalimat itu berat sekali untuk diucapkan. Alvano terdiam sejenak. Lalu tangannya yang sejak tadi melingkari pinggang Isvara bergeser perlahan, mengusap perut istrinya di bawah air. Gerakannya pelan, hati-hati, seakan menyampaikan jawaban lebih dulu lewat sentuhan.

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 230: Pertimbangkan

    Uap hangat mulai memenuhi kamar mandi hotel. Air di bathtub beriak pelan, mengeluarkan aroma sabun khas hotel yang menenangkan. Isvara bersandar di dada suaminya, matanya terpejam, tubuhnya perlahan reda dari gemetar tangis sebelumnya. Wajahnya masih sembab, tapi uap hangat membuat pipinya bersemu samar, menambah kesan rapuh sekaligus manis.Alvano duduk di belakangnya, tubuh besar itu setia membungkus istrinya dengan kedua lengan dari bawah air. Dagu dan bibirnya sesekali menyentuh bahu Isvara, kecupan ringan yang lebih mirip permintaan maaf daripada godaan.“Enakan, ‘kan?” bisik Alvano pelan, seolah takut memecah keheningan.Isvara hanya mengangguk kecil. “Hmm … jauh lebih enak.”Alvano menutup mata sebentar, jemarinya mengusap lembut perut istrinya di bawah air. “Aku janji, mulai sekarang aku nggak akan bikin kamu ngerasa sakit lagi. Aku cuma mau kamu kayak gini aja. Tenang, nyaman, dan selalu ada di pelukan aku.”Keheningan menyelimuti, hanya suara air yang bergemericik. Isvara me

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 229: Jangan Ulangi

    Alvano terperanjat, tubuhnya terhempas ke sandaran sofa. Sementara Isvara langsung bangkit dengan kaki yang sedikit goyah, lalu berjalan cepat ke arah ranjang hotel. Dia meraih selimut di atasnya, kemudian membungkus diri rapat-rapat. Punggungnya membelakangi Alvano, bahunya bergetar hebat menahan tangis.Air mata jatuh deras, membasahi selimut yang ditekan kuat ke wajahnya. Semua amarah, sakit hati, dan lelah yang perempuan itu tahan akhirnya pecah jadi tangisan.“Ra …” panggilnya serak. Tidak ada jawaban. Hanya tangisan yang semakin menohok daripada teriakan.Pelan, Alvano berdiri. Dia meraih bathrobe yang tergantung di sisi kamar, memakainya cepat. Tubuhnya masih panas, tapi dia tidak peduli. Lalu dia membuka lemari kecil di samping meja, mengambil satu bathrobe lain yang masih terlipat rapi.Dengan langkah hati-hati, pria itu mendekati ranjang. Tangannya sempat terhenti di atas selimut yang membungkus tubuh Isvara, ragu untuk menyentuh. Akhirnya dia hanya meletakkan bathrobe itu di

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status