Share

Bab 52: Siapa?

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-06-03 09:24:43
Pria itu juga menatap balik, seolah sedang memastikan sesuatu. Wajahnya nyaris tertutup hoodie hitam, topi bucket gelap, dan masker, tapi sepasang mata cokelat hangat dengan garis kelopak yang khas membuat Isvara terhenti sejenak.

"Isvara ...? Is that you?” tanya pria itu dengan suara rendah dan aksen asing yang masih terdengar akrab.

Isvara masih mematung beberapa detik. Suara itu. Aksen yang sedikit kaku tapi jelas. Tatapan yang seperti membawa memori masa lalu yang terkubur.

“Ren? Renjiro?” gumam Isvara ragu.

Pria itu menurunkan maskernya perlahan. Bibirnya membentuk senyum kecil yang tidak banyak berubah sejak dulu.

“Wow. Kamu masih ingat aku?” kata Renjiro sambil tertawa pelan, senyumnya bertahan lebih lama dari ekspresi biasa.

Isvara terkekeh tidak percaya. “Aku nyariin kamu dulu waktu lulus, loh. Terus kamu kayak ... hilang ditelan bumi.”

Renjiro mengusap tengkuknya, terlihat sedikit canggung. “Aku ganti nomor, terus kembali ke Jepang. Sorry, aku nggak pamit.”

Isvara ter
Duvessa

Hai guys... Jangan lupa tinggalkan jejak ya :)

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 55: Apakah Salah?

    “Alvano!” seru Isvara lagi, kali ini lebih kencang, lebih tercekik.Sebuah bayangan hitam dari masa kecilnya menyelinap ke benaknya—kilasan rumah sakit saat kakeknya meninggal, lorong panjang tanpa cahaya, tubuh kecilnya yang menggigil di bawah lampu mati. Semuanya menabrak kesadaran wanita itu bersamaan.Tok! Tok! Tok!Pintu kamar diketuk keras dari luar sebelum terbuka cepat. Sosok Alvano muncul dengan cahaya ponsel yang menerangi ruangan. Wajahnya sempat terkejut, tapi seketika berubah menjadi khawatir saat melihat Isvara berdiri di dekat lemari, tubuhnya menegang, wajahnya pucat pasi.“Ra?” panggil Alvano cepat, penuh cemas. “Kamu kenapa?”Isvara menggeleng cepat, berusaha menepis bayangan-bayangan yang menyesakkan pikirannya. Matanya basah. Napasnya pendek dan tidak teratur, seperti sedang berlari dalam gelap tanpa arah. Dan detik berikutnya, begitu melihat wajah Alvano, tubuhnya seakan bergerak sendiri.Langkahnya goyah, tapi pasti. Isvara berjalan cepat ke arah Alvano dan langs

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 54: Tolong!

    Isvara masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Alvano akan ikut dengannya menonton konser? Apa pria itu serius?Anggapan bahwa mereka tidak akan campur urusan langsung runtuh seketika.Bukan karena apa-apa, Isvara hanya merasa canggung.Renjiro yang lebih dulu mengajak, dan sekarang dia harus bilang bahwa dirinya akan datang bersama suami?Meskipun sah secara status, tetap saja rasanya ... aneh.Apalagi Isvara belum bilang kalau dia sudah menikah.“Kenapa?” Alvano mengangkat alis. “Kamu keberatan?”“Bukan gitu, Van. Tiketnya udah habis. Nggak mungkin kamu bisa ikut juga.” Isvara mengangkat bahu sedikit, berusaha menjelaskan logis. “Itu konser gede, tiketnya sold out dalam dua menit. Tiketnya rebutan banget!”Alvano menyandarkan punggung ke kursi dan menatapnya lekat-lekat, lalu berkata dengan nada sangat serius, “Emang kamu pikir aku nggak bisa beli tiket cuma karena sold out?”Isvara membuka mulut, lalu menutupnya lagi. Mulutnya sempat membentuk huruf E sebelum akhirnya menye

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 53: Martabak

    [Kamu di mana? Tumben nggak ngabarin aku.]Pesan itu masuk ketika Isvara baru saja melangkah keluar dari kafe, beberapa menit setelah berpamitan dengan Renjiro. Angin sore menyapa lembut wajahnya, sementara langkahnya melambat saat membaca nama pengirim pesan itu.‘Suami’.Isvara sempat terkesiap kecil, bukan karena isi pesannya, tapi karena dia lupa. Lupa mengabari Alvano kalau dia keluar siang ini, terlalu tenggelam dalam euforia album baru dan obrolan nostalgia bersama Renjiro.[Aku lagi jalan pulang kok. Ini udah mau naik bus. Mau titip sesuatu?] Isvara membalas cepat sambil mengetik dengan satu tangan, sementara tangan satunya menggenggam tas belanja kecil berisi album.Balasan dari Alvano datang tidak sampai dua menit kemudian.[Mau nyogok aku karena pergi nggak bilang dulu?]Isvara tersenyum kecil. Balasan itu bukan karena marah, mungkin Alvano mencoba menggoda Isvara. Aneh, mengingat dulu pria itu yang bilang mereka tidak perlu repot saling kabari, bahwa pernikahan mereka ada

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 52: Siapa?

    Pria itu juga menatap balik, seolah sedang memastikan sesuatu. Wajahnya nyaris tertutup hoodie hitam, topi bucket gelap, dan masker, tapi sepasang mata cokelat hangat dengan garis kelopak yang khas membuat Isvara terhenti sejenak. "Isvara ...? Is that you?” tanya pria itu dengan suara rendah dan aksen asing yang masih terdengar akrab. Isvara masih mematung beberapa detik. Suara itu. Aksen yang sedikit kaku tapi jelas. Tatapan yang seperti membawa memori masa lalu yang terkubur. “Ren? Renjiro?” gumam Isvara ragu. Pria itu menurunkan maskernya perlahan. Bibirnya membentuk senyum kecil yang tidak banyak berubah sejak dulu. “Wow. Kamu masih ingat aku?” kata Renjiro sambil tertawa pelan, senyumnya bertahan lebih lama dari ekspresi biasa. Isvara terkekeh tidak percaya. “Aku nyariin kamu dulu waktu lulus, loh. Terus kamu kayak ... hilang ditelan bumi.” Renjiro mengusap tengkuknya, terlihat sedikit canggung. “Aku ganti nomor, terus kembali ke Jepang. Sorry, aku nggak pamit.” Isvara ter

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 51: Bertemu

    Lingerie?Serius?Untuk beberapa detik, pikiran Isvara berputar cepat.Kenapa Adisti memberikan ini? Apa semua pengantin baru memang selalu diberi hadiah yang … seperti ini?Kadang orang menganggap bahwa semua pernikahan pasti romantis. Padahal, ada juga pasangan yang bahkan baru saling mengenal, bahkan belum tentu tahu selera makanan satu sama lain, apalagi soal pakaian dalam.Rasanya seperti diberi panci, padahal kompornya saja belum punya.Bingung, ‘kan?Panik, Isvara langsung menarik lingerie itu dan menyelipkannya ke balik bantal sofa. Dia bahkan menumpuknya dengan tas miliknya agar tidak terlihat oleh Alvano. Tepat di saat itu, suara langkah kaki terdengar dari arah balkon. Alvano muncul sambil masih menggenggam ponselnya.“Udah dibuka?” tanya Alvano santai.“U-udah. Maksudnya ... aku lihat sekilas aja,” jawab Isvara cepat, mencoba tersenyum normal walaupun ekspresinya lebih mirip orang ketakutan ketahuan mencuri cokelat.Alvano mengerutkan kening curiga. “Kamu kenapa kayak nyem

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 50: Hadiah

    Kini, beberapa menit setelah masuk ke dalam mobil, Isvara duduk kaku di kursi penumpang. Kedua tangannya bertaut di pangkuan, matanya menatap lurus ke jalan, sementara otaknya masih sibuk mengulang-ulang suara Alvano yang memanggilnya barusan.Sayang?“Kenapa sih kamu manggil aku gitu?” tanya Isvara akhirnya, tidak kuat menahan rasa aneh yang menggantung di dadanya.Di sebelahnya, Alvano hanya melirik sekilas. Lalu kembali menatap jalanan yang padat, tangan kanan masih santai menggenggam setir. Seolah pertanyaan itu hanya angin lalu.Padahal, bagi Isvara, tidak!Dan justru karena pria itu tidak langsung menjawab, pertanyaan itu terasa makin menggantung di udara—mengganggu, seperti alarm yang terus berdengung dalam hati.“Kan biar Kak Adis nggak curiga,” jawab Alvano akhirnya.Isvara mendengus kecil. “Alasan klasik.”“Emang kamu mau dia tau kita cuma pura-pura?” balas Alvano tanpa menoleh.Isvara diam. Tidak, tentu tidak. Namun tetap saja, panggilan itu … membuatnya bingung. Tidak nyama

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status