Share

Penolong

“Nggak papa kok biar aku saja, ini berat nanti tangan mbak berotot kalo harus angkat yang berat-berat,” dia berucap sambil terkekeh.

Bibirku mengerucut mendengar hal itu, aku melihat tanganku yang masih sama seperti sebelumnya.

Dia berjalan, lalu aku mengikutinya dari belakang. Tapi tiba-tiba dia berhenti, aku heran apa mungkin dia salah mengambil jalan juga pikirku.

“Jalan di sampingku saja mbak, biar romantis,” ujarnya disertai cengiran.

Aku yang mendengar hal itu langsung melotot ke arahnya, dia justru tertawa.

“Bercanda aja mbak, aku cuma takut nanti mbak tertinngal nanti nyasar lagi,”

Dia ada benarnya juga sih, bagaimana jika aku tertinggal jauh di belakangnya dan tersesat lagi. Akhirnya aku mendekat padanya untuk mensejajarkan langkah.

Tidak ada kata yang aku ucapkan selama berjalan di sampingnya, hanya terus melangkah dan mendengar beberapa instruksi darinya tentang jalan yang harus kami ambil.

Cukup
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status