Share

Pernikahan

Penulis: Isna Arini
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-04 14:46:08

Aku terdiam sejenak, menetralisir detak jantungku yang tiba-tiba berpacu tanpa bisa aku kendalikan. Jika mama mengetahui kelakuanku dengan Zayden lalu menikahkan kami, malah bagus kan?

"Kakimu keseleo?" tanya mama lagi sambil berjalan ke arahku.

Mulutku terkunci, aku hanya bisa menganggukkan kepalaku. Mama kira aku keseleo, padahal rasa sakit ini berasal dari bagian intimku, ternyata ada rasa nyeri juga setelah kami melakukannya. Tadi saat melakukannya berulang kali aku merasa baik-baik saja, mungkin otakku sedang di liputi nafsu saat itu.

"Kok bisa keseleo sih, ngapain aja? Itu harus segera di obati. Bagian mana yang keseleo?" tanya mama lagi.

"Nggak perlu lah ma, nanti juga sembuh. Nanti Amel pakai salep aja, pasti juga sembuh."

"Ya sudah kalau begitu, sana cepat istirahat. Dan jangan lupa di obati itu kakinya yang keseleo," ucap mama lagi.

Tanpa menunggu lama, aku langsung bergegas naik ke atas, masuk kamar dan segera mengunci pintunya. Sampai dalam kamar, aku segera merebahkan diriku, menatap langit-langit kamarku yang di dominasi dengan warna putih. Ingatanku melayang pada kebersamaan dengan Zayden, tidak ada rasa penyesalan sama sekali dalam hatiku. Aku malah merasa bahagia dan merindukan pria itu.

***

Satu minggu lagi pernikahanku dan Damar akan di gelar di sebuah hotel berbintang lima di kota ini. Persiapan sudah hampir sempurna, kami menyerahkan semuanya pada wedding organizer, tidak ada kesulitan dan hal keuangan atau apapun. Keluargaku yang memang mapan secara finansial, dan juga keluarga calon suamiku yang tentunya juga dari orang terkaya di kampungnya, konon katanya mereka sudah kaya sejak dari nenek dan kakeknya Damar.Tidak salah jika mereka yang membantu papa saat papa memulai usahanya di kota ini.

Semua orang berbahagia, papa mama dan juga keluarga calon suamiku. Mereka sudah tiba di kota dua hari sebelum pernikahan kami, mereka menginap di hotel yang akan kami jadikan tempat resepsi. Damar membawa beberapa sanak keluarganya, meskipun mereka berasal dari kampung tapi mereka terlihat biasa saja dengan suasana dan situasi di tempat mereka menginap. Yaa tentu saja, mereka keluarga berada pastinya sudah terbiasa dengan semua fasilitas seperti itu.

Yang aku herankan malah si Damar, kenapa orang itu terlalu lugu seperti itu. Laki-laki itu berperawakan tegap dan tampan, tapi kenapa seolah-oleh dia tidak pernah bergaul dengan wanita. Dia terlihat kaku dan menyebalkan di mataku. Sungguh berbeda dengan Zayden yang gampang bergaul dengan siapapun, baik laki-laki maupun wanita. Tutur katanya manis dan selalu membuat hatiku berbunga-bunga karenanya.

Keluguannya itu yang mendorongku untuk berani memberikan keperawananku pada kekasihku, pasti dia tidak akan tahu kan jika aku sudah tidak perawan lagi saat menikah dengannya.

***

Hari pernikahan kamipun tiba, pesta pernikahan di gelar dengan sangat meriah. Banyak tamu undangan yang hadir terutama dari kolega papa dan juga teman-teman mama. Teman-temanku pun banyak yang datang, beberapa dari mereka berbisik di telingaku dan mengagumi suamiku. Ah mereka tidak tahu jika yang mereka lihat mungkin berbeda dengan aslinya.

Laki-laki itu bahkan tidak pernah menatapku setiap kali bertemu denganku dulu. Beberapa kali dia datang ke rumah kami, mama dan papa selalu menyuruhku berbicara dengannya, katanya biar makin akrab. Namun jangankan akrab, kami malah tidak terlalu banyak berbicara. Dia hanya menanyakan apa yang aku inginkan setelah kami menikah nanti, hanya itu.

Aku melirik sekilas kearahnya yang berada di sampingku, dia terlihat tidak canggung menerima tamu-tamu dari teman papa. Seperti sudah terbiasa bergaul dengan orang-orang dari berbagai kalangan, tapi kenapa sikapnya berbeda jika denganku. Apa sebenarnya dia juga tidak menyukai perjodohan ini, jika begitu kenapa dia tidak menolaknya saja biar kami tidak menjalani pernikahan yang terpaksa. Aku mendesah malas melihat pemandangan di sampingku.

"Apa kamu cepek?" tanyanya mengagetkanku yang sejak tadi menerima tamu sambil melamun.

"Tidak!" jawabku singkat. Tak ingin banyak bicara dengannya untuk saat ini.

Waktu terus bergulir, tak terasa pesta pernikahan kamipun usai. Malam ini, aku dan suamiku itu akan menginap di hotel ini terlebih dahulu. Esok hari baru keluarganya pulang, lalu aku dan Damar akan pulang ke rumah orang tuaku terlebih dahulu.

Satu minggu kami akan tinggal di rumah papa, baru kemudian akan ada acara di rumah Damar di kampungnya sana, acara ngunduh mantu katanya.

Setelah memasuki kamar hotel yang kental dengan suasana pengantin baru, aku segera membersihkan wajahku dari bekas makeup. Setelah itu, bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diri lalu berganti pakaian. Aku memakai setelan piyama berlengan pendek dengan bawahan celana panjang, meskipun mama menyiapkan baju tidur seksi di dalam koperku, tapi aku sengaja menyelipkan satu piyama panjang. Aku masih belum bisa menyerahkan diriku pada laki-laki yang baru saja ku kenal itu.

Saat aku keluar dari kamar mandi, terlihat Damar sedang duduk menunggu di atas tempat tidur. Tadi saat aku masuk ke kamar, dia tidak ikut serta, katanya masih ingin berbincang dengan keluarganya. Aku hanya menatapnya dari tempatku berdiri dan tidak berniat untuk mendekat padanya. Tanpa kata, laki-laki yang baru saja menjadi suamiku itu meraih handuk dan berlalu ke kamar mandi. Seperti dia juga hendak membersihkan diri.

Begitu Damar masuk ke kamar mandi, aku duduk di tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Ada beberapa pesan dari teman-temanku, seperti biasanya mereka iseng bertanya macam-macam dan menggodaku.

Dari sekian banyak pesan, aku mencari-cari pesan dari Zayden, tapi dia tidak mengirimkan pesan apapun. Bahkan tadi dia juga tidak datang ke pesta pernikahanku. Apa dia sedih dan terluka, ataukah dia sudah melupakanku?

Tanganku terus menggulir benda pipih berlayar datar yang ada dalam genggamanku, saat tiba-tiba aku dikagetkan dengan keberadaan Damar yang sudah ada di sampingku. Aku menatapnya dengan risih, apa yang akan dia lakukan padaku. Apa laki-laki pendiam seperti dia akan berani memaksakan kehendak padaku.

Tangannya terulur ke arah wajahku, dan refleksi aku menepiskan dengan kasar.

"Jangan berani-berani menyentuhku!" bentakku dengan nada tinggi.

🍁🍁🍁

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ratu Kalinyamat
eaahh ko gtu si amel bru. juga nikah udh ketus ajh sm sang suami ketara bget y ga suka ny hehehee
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Akibat Berzina Sebelum Menikah    Pilihlah Untuk Tidak Melakukan Kesalahan

    Pada akhirnya kami memberikan nama Ammar pada anak ketiga kami, nama itu memiliki arti yang bagus dan juga termasuk paduan dari namaku dan nama mas Damar.Kami dikaruniai lagi anak laki-laki yang lucu. Dulu saat kami begitu ingin Yang Kuasa belum berkenaan memberikannya, sekarang dengan mudahnya semua diberikan kepada kami. Seperti itulah rezeki, jika belum menjadi hak kita meskipun hampir ada dalam genggaman tetap saja akan terlepas juga. Semua keluarga lagi-lagi berkumpul di rumah ini untuk ikut berbahagia bersama kami. Hanya Nisa dan suaminya yang tidak bisa datang karena sedang hamil juga. Akhirnya adik iparku itu juga hamil saat ini. "Apa kamu masih tidak suka papa menjodohkanmu dengan pria pilihan papa?" tanya papa sambil mengelus kepalaku. Aku sedang berada di kamar membereskan baju-baju juga hadiah dari teman-temanku dan keluarga kami untuk baby Ammar dan papa barusan masuk ke kamarku sambil membawa hadiahnya untuk cucunya. "Kenapa papa bilang seperti itu, kalau aku menye

  • Akibat Berzina Sebelum Menikah    Induksi Alami

    POV DAMAR____________Aku sudah menyiapkan semua sebelum berangkat ke rumah sakit. Termasuk melakukan reservasi hotel didekat rumah sakit. Aku pikir jika belum ada pembukaan atau baru pembukaan awal, kami akan menginap di hotel terdekat dengan rumah sakit. Mengingat hari ini sudah masuk Hpl nya, agar tidak terlalu jauh mondar mandir dari rumah ke rumah sakit. Si kembar sudah aman bersama dengan neneknya, jadi kami tidak perlu mengkhawatirkan mereka berdua untuk saat ini. Kami berjalan beriringan menuju kamar hotel yang sudah kami pesan, beristirahat dan rileks sebelum melahirkan mungkin bisa juga menjadi pilihan untuk Amelia saat ini. "Mau istirahat atau mandi dulu," tanyaku begitu kami memasuki kamar. "Aku ingin rebahan dulu mas," jawabnya sambil merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang cukup luas untuk kami berdua. Aku meletakkan beberapa barang bawaan yang tadi sempat aku bawa serta kedalam kamar. Setelah itu ikut merebahkan diri disampingnya. Aku mengelus-elus pinggangn

  • Akibat Berzina Sebelum Menikah    Anak-anak yang Manis

    "Perut mama besar ya?" tanya Yumna sambil memegang perutku yang sudah membuncit."Iya, ada adiknya, Sayang," jawabku sambil membelai rambutnya. "Boleh sayang adik?" kali ini Zikri yang datang menghampiriku. "Tentu boleh," jawabku sambil merentangkan kedua tanganku. Membiarkan kedua anak tersebut memeluk perutku. "Wah adiknya bergerak-gerak," pekik Yumna kegirangan. Sepertinya dia merasa gerakan yang ada di perutku, yang barusan juga aku rasakan. "Hai anak-anak, kalian sedang apa?" tanya mas Damar yang baru selesai mandi. Dia baru saja pulang dari bekerja meskipun baru tengah hari."Ada adik di dalam sini, dan dia bergerak-gerak," seru Yumna kegirangan."Apa kalian sayang adik?" tanya mas Damar lagi. "Sayang ... sayang," pekik ke-duanya sambil loncat-loncat. "Mau segera betemu dengan adik?" tanya mas Damar sambil mengelus perutku. "Mau!" jawab Zikri. "Kalau begitu hari ini Yumna sama Zikri menginap di rumah nenek yaa, mama sama papa mau ke dokter biar adiknya cepat keluar."

  • Akibat Berzina Sebelum Menikah    Lahirkan Anak Untukku

    POV FARHANKu kecup kening wanita berpipi tirus yang tertidur di samping kemudian aku menyelimutinya. Siang tadi dia pingsan lagi gara-gara panik memikirkan putranya. Entah apa penyebabnya, jika panik melandanya dia akan pingsan. Kuhela nafas panjang sambil menatap langit langit kamar kami, begitu banyak cobaan yang menimpanya hingga dia seperti ini dan aku adalah salah satu orang yang mempunyai andil dalam penderitaan yang menimpanya. Beruntungnya dia tidak mengalami depresi meskipun banyak hal yang dia pendam.Malam itu saat dia tidak sadar karena ku beri obat tidur aku menggaulinya. Aku berpikir saat umi menyuruhku untuk menjemputnya di malam hari, itu adalah sebuah keberuntungan buatku. Beberapa kali melihatnya timbul keinginanku untuk mencicipi tubuhnya. Hingga saat umi memintaku untuk menjemputnya kemudian mengantarkannya ke pesantren aku malah membawanya ke rumah kami setelah dia tidak sadar karena obat yang aku berikan.Namun aku mendapati sebuah kecewakan, ternyata dia tid

  • Akibat Berzina Sebelum Menikah    Nama Calon Anak Ke-tiga

    Rivani dan Ziva berserta para suaminya sudah pulang karena waktu semakin sore. Di rumah tinggal aku dan Alesha juga si kecil Yumna. Alesha belum pulang karena menunggu suami dan anaknya. Mereka pergi sejak tadi dan belum juga pulang.Alesha mencoba untuk menelepon suaminya, Farhan. Namun sepertinya tidak tersambung, mungkin smartphone milik suaminya itu kehabisan baterai atau bagaimana. Makin lama aku melihatnya sepertinya Alisa mulai nampak khawatir dann panik."Kenapa alesha?" tanyaku. "Nomor telepon Mas Farhan tidak bisa dihubungi, kenapa ya? Mereka sudah pergi sejak tadi tapi kok tidak pulang-pulang aku takut mereka kenapa-napa," jawab Alesha."Tenang saja kan mereka pergi bersama mas Damar juga. Nanti kalau sudah selesai urusannya pasti mereka akan kembali," ucapku menenangkannya."Aku coba telepon mas Damar ya, siapa tahu nomornya bisa dihubungi," ucapku sambil mencari ponsel milikku.Alisa mengangguk tapi terus mondar-mandir di ruangan sambil melihat ke arahku. Begitu menemuka

  • Akibat Berzina Sebelum Menikah    Kedatangan Bisma

    POV DAMARAmelia datang ke teras belakang dengan wajah panik, seperti ada sesuatu yang terjadi di depan sana entah apa itu."Ada apa?" tanyaku begitu dia menghampiriku."Di depan ada Bisma," ucapnya sambil menatap ke arah suami alesha, Farhan.Aku bisa menduga kenapa kekhawatiran terlihat diwajahnya. Mungkin saja diia mengira Bisma akan melakukan hal-hal yang tidak kami inginkan."Tenanglah aku akan ke sana menemuinya," ucapku menenangkan istriku"Aku ikut," sahut Farhan.Aku dan Amelia saling berpandangan sepertinya Farhan sudah mengetahui atau mungkin sudah pernah mendengar nama Bisma."Ada apa?" tanya suami Rivani."Bukan apa-apa, hanya sepupuku datang bertamu. Sebentar ya kalian tidak apa-apa kan aku tinggal di sini," ucapku yang dibalas anggukan oleh kedua suami dari teman Amel ini.Aku bergegas ke depan diikuti oleh Amelia dan juga Farhan. Terlihat Bisma sedang duduk di teras dengan santainya di antara para wanita-wanita yang menghadang di depan pintu."Sepertinya di rumahmu sed

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status